Teknologi AToM dikembangkan setelah melihat sukses besar yang pada teknologi MPLS-VPN yang memberikan solusi pengiriman data yang aman dan cepat. Aman karena jaringan yang digunakan adalah jaringan pribadi (VPN), dan cepat karena menggunakan jaringan MPLS sebagai backbone. Walaupun begitu, teknologi layer-2 seperti leased line, ATM, dan frame relay masih merupakan penyumbang pendapatan terbesar untuk para penyedia layanan. Teknologi ini tetap dipilih oleh para pelanggan karena mereka menginginkan kontrol menyeluruh atas jaringan yang mereka pakai, dan kebanyakan perusahaan memakai produk yang menggunakan protokol yang tidak dapat dibawa oleh IP (contoh: IBM FEP).
Saat ini para penyedia layanan memiliki jaringan tersendiri yang khusus digunakan untuk membawa trafik layer-2 kepada pelanggan. Sehingga dengan telah dibagunnya teknologi MPLS-VPN yang menggunakan layer-3 untuk transportnya maka para penyedia layanan memiliki dua jaringan yang berbeda untuk keperluan yang sama, jelas hal ini merupakan suatu pemborosan. Jika dilihat dari sisi penyedia layanan maka biaya investasi yang dibutuhkan menjadi besar, sedangkan jika dilihat dari sisi pelanggan maka biaya sewa jaringan menjadi dua kali lipat. Atas dasar inilah kemudian teknologi AToM dikembangkan. Dengan AtoM maka para penyedia jaringan dapat melewatkan trafik layer-2 seperti ATM, Frame Relay, dsb. melalui jaringan MPLS. Sehingga hanya dengan memiliki satu jaringan tetapi dapat menawarkan dua layanan besar, yaitu MPLS-VPN dan AToM maka besarnya investasi yang harus dikeluarkan dapat ditekan. Walaupun sama-sama menggunakan backbone MPLS, tetapi MPLS-VPN memiliki perbedaan dengan AToM dalam hal pembentukan layanan VPN. Pada MPLS-VPN proses pembentukan layanan VPN dlakukan pada layer-3, sedangkan pada AToM dilakukan pada layer-2, sehingga sering juga disebut sebagai teknologi L2VPN.
Arsitektur AtoM
Pada dasarnya, arsitektur AToM menggunakan metode pseudowire untuk membawa trafik layer-2 melalui jaringan paket, dalam hal ini MPLS. Pseudowire merupakan hubungan antar router PE (Provider Edge) dan mengemulasikan suatu penghubung untuk membawa trafik layer-2. Pseudowire menggunakan proses tunneling serta mengenkapsulasikan frame-frame layer-2 menjadi paket yang akan diberi label. Dalam jaringan yang mengaplikasikan AToM, semua router pada jaringan backbone harus mempu melewatkan protokol MPLS, dan router PE (Provider Edge) memiliki AC (Attachment Circuit) yang terhubung dengan router CE (Costumer Edge). Sedangkan tunneling yang dimaksudkan tak lain dan tak bukan adalah LSP antara PE. Label yang digunakan ada 2 jenis, yang pertama disebut label VC (Virtual circuit) atau PW (Pseudowire), dan yang kedua adalah tunnel label untuk digunakan meneruskan paket yang diterima.
Rabu, 13 Januari 2010
Steganografi IP Protocol
Steganografi adalah proses untuk menyisipkan pesan yang bersifat rahasia ke dalam suatu media, dalam hal ini field identification pada Internet Protokol. Pesan yang disisipkan disini adalah berupa bilangan decimal tidak lebih dari 2 byte yaitu kurang dari 65535.
Proses steganografi pada ip identifikasi adalah sebagai berikut :
1. Pesan rahasia yang akan dikirim harus dalam bentuk file teks.
2. encoding kompresi pesan rahasia ke dalam biner tidak lebih dari 2 byte.
3. Encoding kompresi pesan rahasia dilakukan dengan membaca inputan pesan rahasia per karakter.
4. Setiap kali karakter dibaca, karakter tersebut langsung di encode dengan algoritma LZW dan algoritma LZW akan mengenerate dictionary sebag.
5. Hasil encode kemudian disisipkan pada field identification.
6. kemudian dilakukan pengiriman paket data yang telah menyimpan pesan rahasia pada field identification pada Internet Protokol.
7. Sebagai tanda berakhirnya pengiriman pesan rahasia digunakan nilai 60000.
Pada proses pengambilan pesan rahasia yang telah disisipkan ke dalam field identification. Setiap paket karir yang datang langsung diambil nilai filed identificationnya yang kemudian dilakukan decode sampai ditemukan nilai 60000 sebagai akhir pesan yang dikirim.
Protokol IP
Didalam jaringan komputer terjadi proses komunikasi antara entiti atau perangkat yang berlainan sistemnya. Untuk dapat berkomunikasi digunakan bahasa atau aturan yang dapat dimengerti pihak yang melakukan komunikasi. Bahasa tersebut dinamakan protokol, protokol berisi detail format dari data atau pesan, yang mendefenisikan bagaimana komputer merespon ketika pesan tiba dan mengatasi apa yang dilakukan jika terjadi error pada kondisi abnormal. Yang paling penting yaitu bahwa protokol adalah standar umum artinya protokol tidak tergantung pada hardware jaringan tertentu atau sistem tertentu. Elemen-elemen penting pada protokol adalah : syntax, semantics dan timing.
TCP/IP merupakan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data. TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggungjawab atas bagian tertentu dari komunikasi data.
Internet Protocol berada pada internet layer yang berfungsi menyampaikan paket pada alamat yang tepat. IP memberikan layanan yang connectionless artinya paket atau data yang dikirim tidak menjamin sampai ke tujuan.
Steganografi pada protokol IP yaitu dengan memanfaatkan bagian header protokol yang redundan (tersedia tetapi seringkali tidak diperlukan) misalnya pada protokol IP field options. Selain itu juga memanfaatkan aturan yang memungkinkan adanya penyisipan pesan seperti field identification dimana nilai dari field identification digenerate oleh pengirim secara acak dan seharusnya uniq, tetapi dapat juga bernilai tidak acak, hal inilah yang dapat dimanfaatkan untuk menerapkan steganografi.
Proses steganografi pada ip identifikasi adalah sebagai berikut :
1. Pesan rahasia yang akan dikirim harus dalam bentuk file teks.
2. encoding kompresi pesan rahasia ke dalam biner tidak lebih dari 2 byte.
3. Encoding kompresi pesan rahasia dilakukan dengan membaca inputan pesan rahasia per karakter.
4. Setiap kali karakter dibaca, karakter tersebut langsung di encode dengan algoritma LZW dan algoritma LZW akan mengenerate dictionary sebag.
5. Hasil encode kemudian disisipkan pada field identification.
6. kemudian dilakukan pengiriman paket data yang telah menyimpan pesan rahasia pada field identification pada Internet Protokol.
7. Sebagai tanda berakhirnya pengiriman pesan rahasia digunakan nilai 60000.
Pada proses pengambilan pesan rahasia yang telah disisipkan ke dalam field identification. Setiap paket karir yang datang langsung diambil nilai filed identificationnya yang kemudian dilakukan decode sampai ditemukan nilai 60000 sebagai akhir pesan yang dikirim.
Protokol IP
Didalam jaringan komputer terjadi proses komunikasi antara entiti atau perangkat yang berlainan sistemnya. Untuk dapat berkomunikasi digunakan bahasa atau aturan yang dapat dimengerti pihak yang melakukan komunikasi. Bahasa tersebut dinamakan protokol, protokol berisi detail format dari data atau pesan, yang mendefenisikan bagaimana komputer merespon ketika pesan tiba dan mengatasi apa yang dilakukan jika terjadi error pada kondisi abnormal. Yang paling penting yaitu bahwa protokol adalah standar umum artinya protokol tidak tergantung pada hardware jaringan tertentu atau sistem tertentu. Elemen-elemen penting pada protokol adalah : syntax, semantics dan timing.
TCP/IP merupakan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data. TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggungjawab atas bagian tertentu dari komunikasi data.
Internet Protocol berada pada internet layer yang berfungsi menyampaikan paket pada alamat yang tepat. IP memberikan layanan yang connectionless artinya paket atau data yang dikirim tidak menjamin sampai ke tujuan.
Steganografi pada protokol IP yaitu dengan memanfaatkan bagian header protokol yang redundan (tersedia tetapi seringkali tidak diperlukan) misalnya pada protokol IP field options. Selain itu juga memanfaatkan aturan yang memungkinkan adanya penyisipan pesan seperti field identification dimana nilai dari field identification digenerate oleh pengirim secara acak dan seharusnya uniq, tetapi dapat juga bernilai tidak acak, hal inilah yang dapat dimanfaatkan untuk menerapkan steganografi.
H.264 MPEG-4 Part 10 (Video Codec)
Tujuan pengembangan H.264/AVC adalah untuk membuat suatu standar video digital yang dapat menghasilkan kualitas video yang baik pada bitrate yang lebih kecil di bandingkan dengan standar video digital sebelumnya (MPEG-2 / 3 – 15 Mbps, H.263, maupun MPEG-4 part-2) tanpa harus melakukan perubahan yang kompleks dan dapat diimplementasikan dengan biaya yang murah. Tujuan lain dari pengembangan H.264 adalah dapat di gunakan dalam berbagai macam aplikasi seperti video broadcast, DVB strorage, RTP/IP packet networks, dan ITU-T multimedia telephony systems. H.264 (MPEG-4 part 10) atau lebih di kenal dengan Advance Video Coding (AVC) merupakan sebuah codec video digital yang memiliki keunggulan dalam rasio kompresi (tingkat kompresi yang tinggi) dengan memanfaatkan metoda blok transformasi adaptif yang efektif. H.264 di kembangkan oleh ITU-T video coding expert group (VCEG) bersama-sama dengan ISO/IEC moving picture expert group (MPEG) yang dinamakan joint video team (JVC).
Struktur Video
Struktur video H.264 serupa dengan MPEG-4 karena struktur tersebut di kembangkan berdasarkan MPEG-4, H.264 memiliki beberapa bagian yaitu GOP, slice, macroblock dan block. Hanya saja terdapat beberapa perbedaan yang merupakan penyempurnaan dari MPEG-4 yang salah satunya adalah ukuran blok yang lebih kecil yaitu 4×4.
Berikut pengertian dari istilah kata-kata di atas:
1. Video sequence, diawali dengan sequnce header, berisi satu group gambar atau lebih, diakhiri dengan code end-of-sequence
2. GOP (Group Of Pictures), sebuah header dan rangkaian satu gambar atau lebih.
3. Picture, primary coding unit dari video sequence, merepresentasikan nilai luminance (Y) n2 chrominance (Cb dan Cr)
4. Slice, satu atau lebih macroblock, untuk urutannya dari kiri ke kanan dan atas ke bawah dan ini penting untuk error handling, bila terjadi error maka akan di skip ke slince berikutnya.
5. Macroblock, basic coding unit pada algoritma MPEG 16×16 pixel segment dalam sebuah frame, macroblock terdiri dari 4 luminance, 1 Cr dan 1 Cb.
6. Block, coding unit terkecil pada algoritma MPEG 8×8 pixel, dapat berupa salah satu dari luminance rec chrominance, atau blue chrominance.
Profile dan level
H.264/AVC memiliki tiga profile yaitu:
1. Baseline profile (untuk video conference dan aplikasi wireless). Hanya mendukung I-Picture dan P-Picture (tidak mendukung B-Picture). Mendukung in-loop deblocking filter. 1/4 sample motion-compensation. Mendukung ukuran block sampai dengan 4×4. Mendukung adaptive frame/field. CAVLC (VLC-based entropy coding).
2. Main profile (digunakan untuk layanan broadcast). Mendukung semua fitur baseline-profile kecuali penambahan fitur error resilience. Mendukung B- picture. CABAC (context-adaptive binary arithmetic coding). Mendukung interlaced picture. Menggunakan MB-level pada saat pergantian frame atau field. Prediksi P-picture dan B-picture secara adaptive.
3. Extended Profile (digunakan dalam aplikasi streaming). Mendukung semua fitur baseline-profile. Mendukung B-picture. Mendukung error resilience. Mendukung pergantian frame/field dengan SP/SI.
Setiap level memiliki batas atas nilai dari ukuran gambar (dalam macroblock), rata-rata waktu proses decode (dalam macroblock perdetik), ukuran multipicture buffer, bitrate video, dan ukuran buffer video.
Kompresi intraframe.
Memanfaatkan redundansi spasial yang terdapat dalam satu frame. ada beberapa metode kompresi intraframe yaitu:
1. Sub Sampling. Hal ini merupakan dasar dari kebanyakan kompresi images atau video, metode ini mengupayakan untuk mengurangi jumlah bit untuk merepresentasikan suatu image. Subsampling dapat dilakukan dengan dua cara : Pertama, dengan mengambil piksel-piksel pada baris dan kolom ganjil saja. Kedua, dengan mengambil rata-rata dari sekolompok piksel dan menggunakan nilai tersebut sebagai ganti kelompok piksel. Cara ini lebih kompleks, tetapi menghasilkan kualitas yang lebih baik.
2. Pengurangan Kedalaman Bit. Metode ini dilakukan dengan mengurangi jumlah bit yang digunakan untuk merepresentasikan suatu piksel misalnya dari 16 bit atau piksel diturunkan menjadi 8 bit atau piksel. Dengan konsekuensi akan menurunkan kualitas video dibandingkan video sebelumnya.
3. Transform Coding. Metode yang lain digunakan dalam kompresi intraframe adalah mentransformasikan data dari domain ruang ke dalam domain frekuensi. Cara ini menghasilkan data yang lebih mudah diproses untuk kompresi lebih lanjut. Transformasi yang popular digunakan misalnya Discrete Cosine Transform (DCT )
dan Wavelet. Proses transformasi dan kuantisasi yang bersifat lossy, serta pengkodean yang bersifat lossless. Kemudian dilanjutkan dengan kuantisasi yang mana digunakan untuk memotong hasil transformasi. Proses selanjutnya dalam pengkodean dengan menggunakan Run Legth Encoding (RLE) dan Variabel Length Coding (VLC). Prinsip dasarnya yaitu untuk melakukan proses transformasi dari domain ruang ke domain frekuansi. Dengan menggunakan transformasi ini maka data vital akan terkumpul pada frekuensi DC. Dengan adanya transformasi ini sangatlah menguntungkan untuk kompresi data, karena pada domain frekuensi inilah di peroleh sifat-sifat yang mendukung serangkaian proses selanjutnya. Masukan proses DCT berupa matriks data dua dimensi N x N dan pada proses dekomposisi untuk mentransformasikan kembali data dari domain frekuaensi ke domain ruang menggunakan Inverse Discrite Cosine Trasnsform (IDCT).
4. Kuantisasi. Prinsip dasar dari kuantisasi yaitu bertujuan untuk mengurangi jumlah bit yang diperlukan untuk menyimpan suatu nilai dengan cara membaginya dengan nilai yang ditentukan dalam matrik kuantisasi. H.264 menggunakan skalar kuantisasi. Ada 52 kuantisasi step standar yang digunakan di H264 yang ditandai dengan kuantisasi parameter (QP). Setiap kuantisasi step berhubungan dengan kuantisasi parameter (QP).
5. RLE (Run length encoding) adalah proses serangkaian simbol yang berurutan dikodekan menjadi suatu kode yang yang terdiri dari symbol tersebut dan jumlah perulangannya. Hasil dari proses transformasi yang dikuantisasi cenderung nol untuk frekuensi tinggi. Untuk melakukan RLE secara efektif, keluaran proses kuantisasi tadi dibaca secara linier dari frekuensi rendah sampai tinggi. Cara yang digunakan adalah cara zig-zag dimulai dari koefisien DC (0.0) kemudian koefisien DC (0.1) dan seterusnya.
6. Entropy coding. Proses mengkodekan tiap piksel tertentu yang mempunyai panjang yang berbeda. Teknik algoritmik yang digunakan berbeda antara proses pengkodean satu dengan yang lainya. H.264 menggunakan CABAC (Context-based Adaptive Binary Arithmetic Coding) atau CAVLC (Context Based Adaptive Variable Length Coding).
Kompresi interframe
Kompresi yang mana menggunakan redudansi temporal yang terdapat dalam sekelompok frame yang di antaranya sebagai berikut:
1. Subsamping. Yaitu dengan cara mengurangi laju fame data video. Pengukuran itu dilakukan dengan hanya menggunakan frame tertentu saja.
2. Difference coding. Metode fram ini di bagi menjadi beberapa block yang tidak tumpang tindih, tiap block tersebut di bandingkan dengan block yang bersesuaian pada frame yang sebelumnya, hanya block yang mengalami perubahan signifikan saja yang disimpan.
3. Motion Compensation. Metode ini juga menggunakan pembagian block yang sama, namun block tersebut di bandingkan dengan frame yang sebelumnya, hingga ditemukan block yang paling mirip. Perbedaan lokasi antara block tersebut dengan block yang mirip pada frame yang sebelumnya disebut vektor gerak (motion vector). Metode ini efektif karena hanya vector gerak saja yang disimpan atau ditrasmisikan.
Ogg Theora9
Ogg Theora adalah sebuah codec video sedang dikembangkan oleh Xiph.org Foundation sebagai bagian dari projek Ogg mereka. Dibuat berdasarkan teknologi On2 codec VP3, dan Ogg Theora ditujukan untuk bersaing dengan video MPEG-4 (seperti, XviD dan DivX), RealVideo, Windows Media Video, dan skema kompresi video bitrate-rendah lainnya. Meskipun VP3 merupakan teknologi yang dipatenkan, namun On2 telah memberikan lisensi bebas-royalti untuk paten VP3 untuk seluruh manusia, membuat Ogg Theora dapat digunakan untuk kepentingan publik dan codec turunan-VP3 lainnya untuk tujuan apa pun. Ogg Theora merupakan superset dari VP3, jadi VP3 stream (dengan sedikit modifikasi syntag) bisa dibuat menjadi Ogg Theora stream tanpa recompression (tapi tidak bisa sebaliknya).
Perubahan yang besar dari VP3 ke Ogg Theora yaitu bersifat structural, VP3 seperti codec sekarang kebanyakan, membuat asumsi pasti tentang material yang akan dikompres. Asumsi ini membutuhkan bentuk dari sejumlah tetap nilai numericnya, seperti matrik kuantisasi, yang mengontrol bagaimana sinyal pada komponen dengan frekuensi yang berbeda bisa ditangani, dan tabel token frekuensi, yang mengontrol efisiensi post-transform pada lossless coding. Pada Ogg Theora terdapat pengangkatan dari sisi fleksibilitas intrinsic dari Ogg multimedia framework sehingga memperbolehkan encoder untuk memodifikasi nilai ini dengan tepat pada material tersebut. Pendekatan yang simpel dan sangat kuat telah dibuktikan secara efektif pada Vorbis, dan akan memperbolehkan untuk optimasi encoder dengan cycle yang leih panjang tanpa perlu pate pada sisi client.
Ogg Theora sebenarnya lebih banyak digunakan daripada yang orang tahu, browser Mozilla Firefox dan Opera akan langsung support dengan codec ini, dan Wikipedia menggunakan Ogg Theora untuk semua aplikasi videonya, digunakan karena betul-betul open source. Ogg Theora (dan semua teknologi yang termasuk keluaran oleh Xiph.org) dikeluarkan ke publik dengan lisensi BSD. Ini sepenuhnya gratis untuk penggunan secara komersial maupun non-komersial.
Struktur Video
Struktur video H.264 serupa dengan MPEG-4 karena struktur tersebut di kembangkan berdasarkan MPEG-4, H.264 memiliki beberapa bagian yaitu GOP, slice, macroblock dan block. Hanya saja terdapat beberapa perbedaan yang merupakan penyempurnaan dari MPEG-4 yang salah satunya adalah ukuran blok yang lebih kecil yaitu 4×4.
Berikut pengertian dari istilah kata-kata di atas:
1. Video sequence, diawali dengan sequnce header, berisi satu group gambar atau lebih, diakhiri dengan code end-of-sequence
2. GOP (Group Of Pictures), sebuah header dan rangkaian satu gambar atau lebih.
3. Picture, primary coding unit dari video sequence, merepresentasikan nilai luminance (Y) n2 chrominance (Cb dan Cr)
4. Slice, satu atau lebih macroblock, untuk urutannya dari kiri ke kanan dan atas ke bawah dan ini penting untuk error handling, bila terjadi error maka akan di skip ke slince berikutnya.
5. Macroblock, basic coding unit pada algoritma MPEG 16×16 pixel segment dalam sebuah frame, macroblock terdiri dari 4 luminance, 1 Cr dan 1 Cb.
6. Block, coding unit terkecil pada algoritma MPEG 8×8 pixel, dapat berupa salah satu dari luminance rec chrominance, atau blue chrominance.
Profile dan level
H.264/AVC memiliki tiga profile yaitu:
1. Baseline profile (untuk video conference dan aplikasi wireless). Hanya mendukung I-Picture dan P-Picture (tidak mendukung B-Picture). Mendukung in-loop deblocking filter. 1/4 sample motion-compensation. Mendukung ukuran block sampai dengan 4×4. Mendukung adaptive frame/field. CAVLC (VLC-based entropy coding).
2. Main profile (digunakan untuk layanan broadcast). Mendukung semua fitur baseline-profile kecuali penambahan fitur error resilience. Mendukung B- picture. CABAC (context-adaptive binary arithmetic coding). Mendukung interlaced picture. Menggunakan MB-level pada saat pergantian frame atau field. Prediksi P-picture dan B-picture secara adaptive.
3. Extended Profile (digunakan dalam aplikasi streaming). Mendukung semua fitur baseline-profile. Mendukung B-picture. Mendukung error resilience. Mendukung pergantian frame/field dengan SP/SI.
Setiap level memiliki batas atas nilai dari ukuran gambar (dalam macroblock), rata-rata waktu proses decode (dalam macroblock perdetik), ukuran multipicture buffer, bitrate video, dan ukuran buffer video.
Kompresi intraframe.
Memanfaatkan redundansi spasial yang terdapat dalam satu frame. ada beberapa metode kompresi intraframe yaitu:
1. Sub Sampling. Hal ini merupakan dasar dari kebanyakan kompresi images atau video, metode ini mengupayakan untuk mengurangi jumlah bit untuk merepresentasikan suatu image. Subsampling dapat dilakukan dengan dua cara : Pertama, dengan mengambil piksel-piksel pada baris dan kolom ganjil saja. Kedua, dengan mengambil rata-rata dari sekolompok piksel dan menggunakan nilai tersebut sebagai ganti kelompok piksel. Cara ini lebih kompleks, tetapi menghasilkan kualitas yang lebih baik.
2. Pengurangan Kedalaman Bit. Metode ini dilakukan dengan mengurangi jumlah bit yang digunakan untuk merepresentasikan suatu piksel misalnya dari 16 bit atau piksel diturunkan menjadi 8 bit atau piksel. Dengan konsekuensi akan menurunkan kualitas video dibandingkan video sebelumnya.
3. Transform Coding. Metode yang lain digunakan dalam kompresi intraframe adalah mentransformasikan data dari domain ruang ke dalam domain frekuensi. Cara ini menghasilkan data yang lebih mudah diproses untuk kompresi lebih lanjut. Transformasi yang popular digunakan misalnya Discrete Cosine Transform (DCT )
dan Wavelet. Proses transformasi dan kuantisasi yang bersifat lossy, serta pengkodean yang bersifat lossless. Kemudian dilanjutkan dengan kuantisasi yang mana digunakan untuk memotong hasil transformasi. Proses selanjutnya dalam pengkodean dengan menggunakan Run Legth Encoding (RLE) dan Variabel Length Coding (VLC). Prinsip dasarnya yaitu untuk melakukan proses transformasi dari domain ruang ke domain frekuansi. Dengan menggunakan transformasi ini maka data vital akan terkumpul pada frekuensi DC. Dengan adanya transformasi ini sangatlah menguntungkan untuk kompresi data, karena pada domain frekuensi inilah di peroleh sifat-sifat yang mendukung serangkaian proses selanjutnya. Masukan proses DCT berupa matriks data dua dimensi N x N dan pada proses dekomposisi untuk mentransformasikan kembali data dari domain frekuaensi ke domain ruang menggunakan Inverse Discrite Cosine Trasnsform (IDCT).
4. Kuantisasi. Prinsip dasar dari kuantisasi yaitu bertujuan untuk mengurangi jumlah bit yang diperlukan untuk menyimpan suatu nilai dengan cara membaginya dengan nilai yang ditentukan dalam matrik kuantisasi. H.264 menggunakan skalar kuantisasi. Ada 52 kuantisasi step standar yang digunakan di H264 yang ditandai dengan kuantisasi parameter (QP). Setiap kuantisasi step berhubungan dengan kuantisasi parameter (QP).
5. RLE (Run length encoding) adalah proses serangkaian simbol yang berurutan dikodekan menjadi suatu kode yang yang terdiri dari symbol tersebut dan jumlah perulangannya. Hasil dari proses transformasi yang dikuantisasi cenderung nol untuk frekuensi tinggi. Untuk melakukan RLE secara efektif, keluaran proses kuantisasi tadi dibaca secara linier dari frekuensi rendah sampai tinggi. Cara yang digunakan adalah cara zig-zag dimulai dari koefisien DC (0.0) kemudian koefisien DC (0.1) dan seterusnya.
6. Entropy coding. Proses mengkodekan tiap piksel tertentu yang mempunyai panjang yang berbeda. Teknik algoritmik yang digunakan berbeda antara proses pengkodean satu dengan yang lainya. H.264 menggunakan CABAC (Context-based Adaptive Binary Arithmetic Coding) atau CAVLC (Context Based Adaptive Variable Length Coding).
Kompresi interframe
Kompresi yang mana menggunakan redudansi temporal yang terdapat dalam sekelompok frame yang di antaranya sebagai berikut:
1. Subsamping. Yaitu dengan cara mengurangi laju fame data video. Pengukuran itu dilakukan dengan hanya menggunakan frame tertentu saja.
2. Difference coding. Metode fram ini di bagi menjadi beberapa block yang tidak tumpang tindih, tiap block tersebut di bandingkan dengan block yang bersesuaian pada frame yang sebelumnya, hanya block yang mengalami perubahan signifikan saja yang disimpan.
3. Motion Compensation. Metode ini juga menggunakan pembagian block yang sama, namun block tersebut di bandingkan dengan frame yang sebelumnya, hingga ditemukan block yang paling mirip. Perbedaan lokasi antara block tersebut dengan block yang mirip pada frame yang sebelumnya disebut vektor gerak (motion vector). Metode ini efektif karena hanya vector gerak saja yang disimpan atau ditrasmisikan.
Ogg Theora9
Ogg Theora adalah sebuah codec video sedang dikembangkan oleh Xiph.org Foundation sebagai bagian dari projek Ogg mereka. Dibuat berdasarkan teknologi On2 codec VP3, dan Ogg Theora ditujukan untuk bersaing dengan video MPEG-4 (seperti, XviD dan DivX), RealVideo, Windows Media Video, dan skema kompresi video bitrate-rendah lainnya. Meskipun VP3 merupakan teknologi yang dipatenkan, namun On2 telah memberikan lisensi bebas-royalti untuk paten VP3 untuk seluruh manusia, membuat Ogg Theora dapat digunakan untuk kepentingan publik dan codec turunan-VP3 lainnya untuk tujuan apa pun. Ogg Theora merupakan superset dari VP3, jadi VP3 stream (dengan sedikit modifikasi syntag) bisa dibuat menjadi Ogg Theora stream tanpa recompression (tapi tidak bisa sebaliknya).
Perubahan yang besar dari VP3 ke Ogg Theora yaitu bersifat structural, VP3 seperti codec sekarang kebanyakan, membuat asumsi pasti tentang material yang akan dikompres. Asumsi ini membutuhkan bentuk dari sejumlah tetap nilai numericnya, seperti matrik kuantisasi, yang mengontrol bagaimana sinyal pada komponen dengan frekuensi yang berbeda bisa ditangani, dan tabel token frekuensi, yang mengontrol efisiensi post-transform pada lossless coding. Pada Ogg Theora terdapat pengangkatan dari sisi fleksibilitas intrinsic dari Ogg multimedia framework sehingga memperbolehkan encoder untuk memodifikasi nilai ini dengan tepat pada material tersebut. Pendekatan yang simpel dan sangat kuat telah dibuktikan secara efektif pada Vorbis, dan akan memperbolehkan untuk optimasi encoder dengan cycle yang leih panjang tanpa perlu pate pada sisi client.
Ogg Theora sebenarnya lebih banyak digunakan daripada yang orang tahu, browser Mozilla Firefox dan Opera akan langsung support dengan codec ini, dan Wikipedia menggunakan Ogg Theora untuk semua aplikasi videonya, digunakan karena betul-betul open source. Ogg Theora (dan semua teknologi yang termasuk keluaran oleh Xiph.org) dikeluarkan ke publik dengan lisensi BSD. Ini sepenuhnya gratis untuk penggunan secara komersial maupun non-komersial.
Crosstalk Attenuation
Cakap silang yang terjadi pada suatu saluran transmisi, dapat diartikan sebagai gangguan dari saluran karena melalui alur kopling disebabkan adanya induktansi dan kapasitansi pada saat saluran digunakan pada frekuensi tertentu. Redaman cakap silang (crosstalk) adalah gangguan/interferensi pada suatu pair kabel, yang timbul karena ada satu atau lebih pair kabel yang berada di dekatnya sedang dipakai. Hal ini umumnya disebabkan karena isolasi kabel yang kurang baik. Cakap silang dibedakan dua yaitu cakap silang jarak dekat atau Near End Cross Talk (FEXT) dan cakap silang jarak Jauh atau Far End Cross Talk (NEXT).
a. Cakap Silang Dekat (NEXT)
Cakap silang ujung dekat adalah Gangguan yang terjadi diujung dekat karena adanya interferensi oleh sinyal pengirim terhadap penerima, sinyal pengganggu berada dekat dengan saluran.
Besarnya gangguan ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Dengan Kn adalah konstanta NEXT yang besarnya:
Dimana:
RA, RB = tahanan jerat dari saluran pengganggu dan saluran terganggu
Zo = impedansi karakteristik saluran yang terganggu, CLZo=
CM, LM = kapasitansi kopling dan induktansi kopling antara saluran pengganggu dan saluran terganggu.
b. Cakap Silang Jauh (FEXT)
Cakap silang ujung jauh adalah redaman cakap silang yang terjadi karena sinyal pengganggu berasal dari arah seberang, sinyal pengirim di sisi jauh penerima pada saluran lain.
Besarnya gangguan ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Dengan:
Dimana:
R2 = Tahanan jerat saluran pengganggu
C2 = Kapasitansi saluran pengganggu
C, L = Kapasitansi dan induktansi kopel saluran pengganggu dan terganggu
F = Frekuensi (KHz)
Zo = Impedansi karakteristik saluran terganggu
Kf = Konstanta FEXT yang tergantung dari jenis kabel
a. Cakap Silang Dekat (NEXT)
Cakap silang ujung dekat adalah Gangguan yang terjadi diujung dekat karena adanya interferensi oleh sinyal pengirim terhadap penerima, sinyal pengganggu berada dekat dengan saluran.
Besarnya gangguan ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Dengan Kn adalah konstanta NEXT yang besarnya:
Dimana:
RA, RB = tahanan jerat dari saluran pengganggu dan saluran terganggu
Zo = impedansi karakteristik saluran yang terganggu, CLZo=
CM, LM = kapasitansi kopling dan induktansi kopling antara saluran pengganggu dan saluran terganggu.
b. Cakap Silang Jauh (FEXT)
Cakap silang ujung jauh adalah redaman cakap silang yang terjadi karena sinyal pengganggu berasal dari arah seberang, sinyal pengirim di sisi jauh penerima pada saluran lain.
Besarnya gangguan ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Dengan:
Dimana:
R2 = Tahanan jerat saluran pengganggu
C2 = Kapasitansi saluran pengganggu
C, L = Kapasitansi dan induktansi kopel saluran pengganggu dan terganggu
F = Frekuensi (KHz)
Zo = Impedansi karakteristik saluran terganggu
Kf = Konstanta FEXT yang tergantung dari jenis kabel
Kategori Ensiklopedia Profil Perpustakaan Web Links Gallery Video Cari Ensiklopedia Jurnal Proquest Jurnal IEEE Jurnal Emerald Wall Street
Filter merupakan rangkaian yang meloloskan sinyal pada lebar pita frekuensi tertentu dan meredam sinyal pada frekuensi yang tidak dinginkan. Berdasarkan daerah frekuensi yang dilewatkan, filter dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: LPF ( Low Pass Filter ), HPF ( High Pass Filter ), BPF ( Band Pass Filter ) dan BSF / BRF ( Band Stop Filter/ Band Reject Filter ).Respon frekuensi dari keempat filter tersebut adalah sebagai berikut :
Suatu filter ideal mempunyai nol rugi-rugi penyisipan (insertion loss) dan group delay yang relatif konstan pada passband, dan redaman yang sangat besar pada stopband. Secara praktis, perancangan sebuah filter sangat menyimpang dari kondisi ideal. Yang terbaik yang dapat terpenuhi adalah untuk mendapatkan sebuah filter yang dapat bekerja dengan cukup baik pada frekuensi yang dibutuhkan. Dalam merancang sebuah filter, persamaan yang dipakai dalam perancangan filter jenis lain pada umumnya menggunakan parameter prototipe LPF (Low Pass Filter), kemudian disintesis dengan pemetaan ke jenis filter yang dirancang dan berberapa parameter yang harus diperhatikan, yaitu: Bandwidth , Frekuensi dan atenuasi pada stop band, Impedansi masukan dan keluaran, Return Loss, Insertion Loss dan Group delay
TIPE FILTER GELOMBANG MIKRO
Pada dasarnya filter dapat dibuat sesuai dengan komponen yang digunakan, dalam hal ini berdasarkan komponen yang digunakan filter dapat digolongkan kedalam 2 jenis yaitu menggunakan komponen diskrit dan komponen terdistribusi.
Filter dengan menggunakan komponen – komponen diskrit biasanya tersusun atas komponen reaktif R ( resistor), L ( Induktor), C (Kapasitor) atau biasa disebut filter pasif dan komponen R,C penguat / Operational Amplifier ( filter aktif).
TERDISTRIBUSI
Filter dengan menggunakan komponen – komponen terdistribusi tersusun atas componen yang berasal dari komponen L,C,R terdistribusi (saluran transmisi). Dalam hal ini beberapa contoh saluran transmisi diantaranya saluran strip, mikrostrip, waveguide, coaxial dan jenis saluran transmisi yang lain.
Suatu filter ideal mempunyai nol rugi-rugi penyisipan (insertion loss) dan group delay yang relatif konstan pada passband, dan redaman yang sangat besar pada stopband. Secara praktis, perancangan sebuah filter sangat menyimpang dari kondisi ideal. Yang terbaik yang dapat terpenuhi adalah untuk mendapatkan sebuah filter yang dapat bekerja dengan cukup baik pada frekuensi yang dibutuhkan. Dalam merancang sebuah filter, persamaan yang dipakai dalam perancangan filter jenis lain pada umumnya menggunakan parameter prototipe LPF (Low Pass Filter), kemudian disintesis dengan pemetaan ke jenis filter yang dirancang dan berberapa parameter yang harus diperhatikan, yaitu: Bandwidth , Frekuensi dan atenuasi pada stop band, Impedansi masukan dan keluaran, Return Loss, Insertion Loss dan Group delay
TIPE FILTER GELOMBANG MIKRO
Pada dasarnya filter dapat dibuat sesuai dengan komponen yang digunakan, dalam hal ini berdasarkan komponen yang digunakan filter dapat digolongkan kedalam 2 jenis yaitu menggunakan komponen diskrit dan komponen terdistribusi.
Filter dengan menggunakan komponen – komponen diskrit biasanya tersusun atas komponen reaktif R ( resistor), L ( Induktor), C (Kapasitor) atau biasa disebut filter pasif dan komponen R,C penguat / Operational Amplifier ( filter aktif).
TERDISTRIBUSI
Filter dengan menggunakan komponen – komponen terdistribusi tersusun atas componen yang berasal dari komponen L,C,R terdistribusi (saluran transmisi). Dalam hal ini beberapa contoh saluran transmisi diantaranya saluran strip, mikrostrip, waveguide, coaxial dan jenis saluran transmisi yang lain.
Automatic Gain Control
Automatic Gain Control (AGC) merupakan suatu rangkaian yang mampu mengatur penguatan pada suatu sistem dan mengontrolnya secara automatis. Ratarata level sinyal keluaran merupakan feedback untuk mengatur gain agar sesuai dengan range level sinyal masukan. Automatic Gain Control secara efektif menurunkan level daya bila sinyal terlalu kuat dan menaikkannya bila sinyal yang diterima terlalu rendah. Automatic Gain Control diperlukan setelah sinyal diproses pada downconverter sehingga range sinyal dapat diproses pada Intermediate Frekuensi (IF).AGC berfungsi untuk membatasi besar daya yang tertangkap agar tidak terjadi kelebihan beban & distorsi karena penguat biasanya dirancang untuk mendeteksi sinyal terlemah dan mempunyai linearitas terbatas. AGC juga dapat digunakan sebelum ADC pada DSP untuk efisiensi bit.
Definisi Range Dinamis AGC
Dynamic range (dB) merupakan range operasi dimana sistem memiliki karakteristik yang diinginkan. Untuk sistem penguat, dynamic range didefinisikan sebagai range daya yang dibatasi oleh noise pada low end, dan distorsi pada high end. Range dinamis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu linear dan spurious.
a. Range dinamis linear : range operasi linear dari amplifier
b. Range dinamis spurious : range di saat penguat mampu menguatkan
sinyal tanpa terdistorsi, dibatasi oleh level daya maksimum penerima dan batas noise di penerima Grafik karakteristik range dinamis 60 dB dengan Total Harmonic Distortion (THD) < 5%
Range dinamis (dB) = 20 log 1000 = 60 dB
Rangkaian AGC menekan range dinamis (dynamic range) dari sinyal yang diterima sehingga fluktuasi sinyal dapat dibatasi.
Definisi Range Dinamis AGC
Dynamic range (dB) merupakan range operasi dimana sistem memiliki karakteristik yang diinginkan. Untuk sistem penguat, dynamic range didefinisikan sebagai range daya yang dibatasi oleh noise pada low end, dan distorsi pada high end. Range dinamis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu linear dan spurious.
a. Range dinamis linear : range operasi linear dari amplifier
b. Range dinamis spurious : range di saat penguat mampu menguatkan
sinyal tanpa terdistorsi, dibatasi oleh level daya maksimum penerima dan batas noise di penerima Grafik karakteristik range dinamis 60 dB dengan Total Harmonic Distortion (THD) < 5%
Range dinamis (dB) = 20 log 1000 = 60 dB
Rangkaian AGC menekan range dinamis (dynamic range) dari sinyal yang diterima sehingga fluktuasi sinyal dapat dibatasi.
Sirkulator
Secara umum sirkulator dapat didefinisikan sebuah perangkat pasif yang bersifat non reciprocal yang memiliki 3 terminal atau lebih, adapun beberapa aplikasi sirkulator yaitu sebagai duplexer, radar, routing, Saklar gelombang elektromagnet.
Berikut ini adalah berbagai definisi sirkulator dari berbagai sumber :
• ( Philips Semiconductors ) : Alat pasif yang digunakan pada RF modern dan gelombang mikro yang memiliki banyak terminal atau lebih,dimana jika daya input 1 daya output 2 daya bocor 3, daya input 2 daya output 3 daya bocor 1, daya input 3 daya output 1 daya bocor 2.
. ( Wikipedia, the free encyclopedia ) : Suatu komponen elektronik pasif dengan 3 atau lebih terminal z ( port ), dimana tiap terminalsaling berkaitan ketika salah satu terminal diberi sinyal masukan maka sinyal tersebut akan berjalan ke terminal lainnya sesuai arahnya. ketika salah satu port dari 3 port sirkulator itu akan disepadankan dengan beban maka dapat digunakan sebagai isolator
• ( Kai chang 1994 ) : Sirkulator biasanya memiliki 3 terminal tetapi banyak terminal juga dapat dibuat, gelombang elektromagnet bergerak dari terminal 1 sebagai input ke terminal 2 sebagai output lalu ke terminal 3 sebagai isolasi dan seterusnya sesuai arah sirkulasi.
• ( John D. Kraus ) : sirkulator adalah Perangkat yang memiliki banyak terminal yang bergerak sesuai arah sirkulasinya.
• ( Soetamso,Drs ) : Sirkulator adalah Komponen pengarah gelombang elektromagnetik transversal, yang banyak digunakan untuk frekuensi radio dimana berjenis rangkaian pasif tiga terminal atau lebih.
Sirkulator Bentuk Y
Sirkulator yang dirancang dan diimplementasikan dalam proyek akhir ini adalah sirkulator dengan 3 terminal ( bentuk Y), Sirkulator dengan tiga terminal (Y-Junction) terbentuk dari 1200 yang ditengahnya terdapat material ferit yang berfungsi untuk mempolarisasi sinyal agar sinyal keluaran dapat melewati terminal yang menjadi tempat keluaran.
Yang mendasari pengarahan gelombang elektromagnetik transversal adalah bahan ferit yang anisotropis.Jika piringan ferit dicatu medan magnet searah dan tegak dari luar ( Hl ) sampai jenuh, maka gelombang TEM(elektromagnetik transversal) yang berapat daya S masuk ke terminal-1 maka akan keluar dari terminal-2 dan terminal-3 dibebani sepadan.
Sinyal TEM bermedan elektrik E linear berapat daya S , dapat dipandang sebagai paduan dari El sirkular ke kiri dan sirkular ke kanan Er, karena sifat ferit magnet yang dipengaruhi oleh medan magnet dari luar Hl , maka cepat rambat di ferit dari komponen El tidak sama dengan kecepatan dari Er. Untuk ukuran ferit dan Hl tertentu, maka lintasan oleh El dengan kecepatan Vl menempuh 120 0 dan yang Er dengan Vr menempuh 240 0, sehingga masuk ke terminal-1 dan keluar di terminal-2 dsb.
Berdasarkan penelitian bahwa sirkulator dapat dibuat sebagai perangkat aktif dengan mengunakan transisitor sebagai pengganti ferit, dimana penggunaan transistor ini lebih linear dan noise yang dihasilkan tidak setinggi jika menggunakan ferit tetapi sirkulator ini hanya mampu bekerja pada frekuensi rendah [ wikipedia, free encyclopedia .
Berikut ini adalah berbagai definisi sirkulator dari berbagai sumber :
• ( Philips Semiconductors ) : Alat pasif yang digunakan pada RF modern dan gelombang mikro yang memiliki banyak terminal atau lebih,dimana jika daya input 1 daya output 2 daya bocor 3, daya input 2 daya output 3 daya bocor 1, daya input 3 daya output 1 daya bocor 2.
. ( Wikipedia, the free encyclopedia ) : Suatu komponen elektronik pasif dengan 3 atau lebih terminal z ( port ), dimana tiap terminalsaling berkaitan ketika salah satu terminal diberi sinyal masukan maka sinyal tersebut akan berjalan ke terminal lainnya sesuai arahnya. ketika salah satu port dari 3 port sirkulator itu akan disepadankan dengan beban maka dapat digunakan sebagai isolator
• ( Kai chang 1994 ) : Sirkulator biasanya memiliki 3 terminal tetapi banyak terminal juga dapat dibuat, gelombang elektromagnet bergerak dari terminal 1 sebagai input ke terminal 2 sebagai output lalu ke terminal 3 sebagai isolasi dan seterusnya sesuai arah sirkulasi.
• ( John D. Kraus ) : sirkulator adalah Perangkat yang memiliki banyak terminal yang bergerak sesuai arah sirkulasinya.
• ( Soetamso,Drs ) : Sirkulator adalah Komponen pengarah gelombang elektromagnetik transversal, yang banyak digunakan untuk frekuensi radio dimana berjenis rangkaian pasif tiga terminal atau lebih.
Sirkulator Bentuk Y
Sirkulator yang dirancang dan diimplementasikan dalam proyek akhir ini adalah sirkulator dengan 3 terminal ( bentuk Y), Sirkulator dengan tiga terminal (Y-Junction) terbentuk dari 1200 yang ditengahnya terdapat material ferit yang berfungsi untuk mempolarisasi sinyal agar sinyal keluaran dapat melewati terminal yang menjadi tempat keluaran.
Yang mendasari pengarahan gelombang elektromagnetik transversal adalah bahan ferit yang anisotropis.Jika piringan ferit dicatu medan magnet searah dan tegak dari luar ( Hl ) sampai jenuh, maka gelombang TEM(elektromagnetik transversal) yang berapat daya S masuk ke terminal-1 maka akan keluar dari terminal-2 dan terminal-3 dibebani sepadan.
Sinyal TEM bermedan elektrik E linear berapat daya S , dapat dipandang sebagai paduan dari El sirkular ke kiri dan sirkular ke kanan Er, karena sifat ferit magnet yang dipengaruhi oleh medan magnet dari luar Hl , maka cepat rambat di ferit dari komponen El tidak sama dengan kecepatan dari Er. Untuk ukuran ferit dan Hl tertentu, maka lintasan oleh El dengan kecepatan Vl menempuh 120 0 dan yang Er dengan Vr menempuh 240 0, sehingga masuk ke terminal-1 dan keluar di terminal-2 dsb.
Berdasarkan penelitian bahwa sirkulator dapat dibuat sebagai perangkat aktif dengan mengunakan transisitor sebagai pengganti ferit, dimana penggunaan transistor ini lebih linear dan noise yang dihasilkan tidak setinggi jika menggunakan ferit tetapi sirkulator ini hanya mampu bekerja pada frekuensi rendah [ wikipedia, free encyclopedia .
Langganan:
Postingan (Atom)