tag:blogger.com,1999:blog-36354695917046423982024-03-05T22:31:01.182-08:00RANGKUMAN SKRIPSI & JURNAL ELEKTROOleh : Kelompok 2 Elektro08 UMBKelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.comBlogger88125tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-42741088489922238002010-01-13T05:02:00.006-08:002010-01-13T05:13:42.369-08:00AToM (Any Transport over MPLS)Teknologi AToM dikembangkan setelah melihat sukses besar yang pada teknologi MPLS-VPN yang memberikan solusi pengiriman data yang aman dan cepat. Aman karena jaringan yang digunakan adalah jaringan pribadi (VPN), dan cepat karena menggunakan jaringan MPLS sebagai backbone. Walaupun begitu, teknologi layer-2 seperti leased line, ATM, dan frame relay masih merupakan penyumbang pendapatan terbesar untuk para penyedia layanan. Teknologi ini tetap dipilih oleh para pelanggan karena mereka menginginkan kontrol menyeluruh atas jaringan yang mereka pakai, dan kebanyakan perusahaan memakai produk yang menggunakan protokol yang tidak dapat dibawa oleh IP (contoh: IBM FEP). <br /><br /> <br /><br /> Saat ini para penyedia layanan memiliki jaringan tersendiri yang khusus digunakan untuk membawa trafik layer-2 kepada pelanggan. Sehingga dengan telah dibagunnya teknologi MPLS-VPN yang menggunakan layer-3 untuk transportnya maka para penyedia layanan memiliki dua jaringan yang berbeda untuk keperluan yang sama, jelas hal ini merupakan suatu pemborosan. Jika dilihat dari sisi penyedia layanan maka biaya investasi yang dibutuhkan menjadi besar, sedangkan jika dilihat dari sisi pelanggan maka biaya sewa jaringan menjadi dua kali lipat. Atas dasar inilah kemudian teknologi AToM dikembangkan. Dengan AtoM maka para penyedia jaringan dapat melewatkan trafik layer-2 seperti ATM, Frame Relay, dsb. melalui jaringan MPLS. Sehingga hanya dengan memiliki satu jaringan tetapi dapat menawarkan dua layanan besar, yaitu MPLS-VPN dan AToM maka besarnya investasi yang harus dikeluarkan dapat ditekan. Walaupun sama-sama menggunakan backbone MPLS, tetapi MPLS-VPN memiliki perbedaan dengan AToM dalam hal pembentukan layanan VPN. Pada MPLS-VPN proses pembentukan layanan VPN dlakukan pada layer-3, sedangkan pada AToM dilakukan pada layer-2, sehingga sering juga disebut sebagai teknologi L2VPN.<br /><br /> <br /><br />Arsitektur AtoM<br /><br /> <br /><br />Pada dasarnya, arsitektur AToM menggunakan metode pseudowire untuk membawa trafik layer-2 melalui jaringan paket, dalam hal ini MPLS. Pseudowire merupakan hubungan antar router PE (Provider Edge) dan mengemulasikan suatu penghubung untuk membawa trafik layer-2. Pseudowire menggunakan proses tunneling serta mengenkapsulasikan frame-frame layer-2 menjadi paket yang akan diberi label. Dalam jaringan yang mengaplikasikan AToM, semua router pada jaringan backbone harus mempu melewatkan protokol MPLS, dan router PE (Provider Edge) memiliki AC (Attachment Circuit) yang terhubung dengan router CE (Costumer Edge). Sedangkan tunneling yang dimaksudkan tak lain dan tak bukan adalah LSP antara PE. Label yang digunakan ada 2 jenis, yang pertama disebut label VC (Virtual circuit) atau PW (Pseudowire), dan yang kedua adalah tunnel label untuk digunakan meneruskan paket yang diterima.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-13732954441889893682010-01-13T05:02:00.005-08:002010-01-13T05:12:52.099-08:00Steganografi IP ProtocolSteganografi adalah proses untuk menyisipkan pesan yang bersifat rahasia ke dalam suatu media, dalam hal ini field identification pada Internet Protokol. Pesan yang disisipkan disini adalah berupa bilangan decimal tidak lebih dari 2 byte yaitu kurang dari 65535.<br /><br /> <br /><br />Proses steganografi pada ip identifikasi adalah sebagai berikut :<br /><br />1. Pesan rahasia yang akan dikirim harus dalam bentuk file teks.<br /><br />2. encoding kompresi pesan rahasia ke dalam biner tidak lebih dari 2 byte.<br /><br />3. Encoding kompresi pesan rahasia dilakukan dengan membaca inputan pesan rahasia per karakter. <br /><br />4. Setiap kali karakter dibaca, karakter tersebut langsung di encode dengan algoritma LZW dan algoritma LZW akan mengenerate dictionary sebag.<br /><br />5. Hasil encode kemudian disisipkan pada field identification.<br /><br />6. kemudian dilakukan pengiriman paket data yang telah menyimpan pesan rahasia pada field identification pada Internet Protokol.<br /><br />7. Sebagai tanda berakhirnya pengiriman pesan rahasia digunakan nilai 60000.<br /><br /> <br /><br />Pada proses pengambilan pesan rahasia yang telah disisipkan ke dalam field identification. Setiap paket karir yang datang langsung diambil nilai filed identificationnya yang kemudian dilakukan decode sampai ditemukan nilai 60000 sebagai akhir pesan yang dikirim.<br /><br /> <br /><br />Protokol IP<br /><br />Didalam jaringan komputer terjadi proses komunikasi antara entiti atau perangkat yang berlainan sistemnya. Untuk dapat berkomunikasi digunakan bahasa atau aturan yang dapat dimengerti pihak yang melakukan komunikasi. Bahasa tersebut dinamakan protokol, protokol berisi detail format dari data atau pesan, yang mendefenisikan bagaimana komputer merespon ketika pesan tiba dan mengatasi apa yang dilakukan jika terjadi error pada kondisi abnormal. Yang paling penting yaitu bahwa protokol adalah standar umum artinya protokol tidak tergantung pada hardware jaringan tertentu atau sistem tertentu. Elemen-elemen penting pada protokol adalah : syntax, semantics dan timing.<br /><br /> <br /><br />TCP/IP merupakan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data. TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggungjawab atas bagian tertentu dari komunikasi data.<br /><br /> <br /><br />Internet Protocol berada pada internet layer yang berfungsi menyampaikan paket pada alamat yang tepat. IP memberikan layanan yang connectionless artinya paket atau data yang dikirim tidak menjamin sampai ke tujuan.<br /><br /> <br /><br />Steganografi pada protokol IP yaitu dengan memanfaatkan bagian header protokol yang redundan (tersedia tetapi seringkali tidak diperlukan) misalnya pada protokol IP field options. Selain itu juga memanfaatkan aturan yang memungkinkan adanya penyisipan pesan seperti field identification dimana nilai dari field identification digenerate oleh pengirim secara acak dan seharusnya uniq, tetapi dapat juga bernilai tidak acak, hal inilah yang dapat dimanfaatkan untuk menerapkan steganografi.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-85818968035830795122010-01-13T05:02:00.004-08:002010-01-13T05:11:32.348-08:00H.264 MPEG-4 Part 10 (Video Codec)Tujuan pengembangan H.264/AVC adalah untuk membuat suatu standar video digital yang dapat menghasilkan kualitas video yang baik pada bitrate yang lebih kecil di bandingkan dengan standar video digital sebelumnya (MPEG-2 / 3 – 15 Mbps, H.263, maupun MPEG-4 part-2) tanpa harus melakukan perubahan yang kompleks dan dapat diimplementasikan dengan biaya yang murah. Tujuan lain dari pengembangan H.264 adalah dapat di gunakan dalam berbagai macam aplikasi seperti video broadcast, DVB strorage, RTP/IP packet networks, dan ITU-T multimedia telephony systems. H.264 (MPEG-4 part 10) atau lebih di kenal dengan Advance Video Coding (AVC) merupakan sebuah codec video digital yang memiliki keunggulan dalam rasio kompresi (tingkat kompresi yang tinggi) dengan memanfaatkan metoda blok transformasi adaptif yang efektif. H.264 di kembangkan oleh ITU-T video coding expert group (VCEG) bersama-sama dengan ISO/IEC moving picture expert group (MPEG) yang dinamakan joint video team (JVC). <br /><br /><br />Struktur Video <br /><br /><br />Struktur video H.264 serupa dengan MPEG-4 karena struktur tersebut di kembangkan berdasarkan MPEG-4, H.264 memiliki beberapa bagian yaitu GOP, slice, macroblock dan block. Hanya saja terdapat beberapa perbedaan yang merupakan penyempurnaan dari MPEG-4 yang salah satunya adalah ukuran blok yang lebih kecil yaitu 4×4. <br /><br /><br />Berikut pengertian dari istilah kata-kata di atas: <br /><br /><br />1. Video sequence, diawali dengan sequnce header, berisi satu group gambar atau lebih, diakhiri dengan code end-of-sequence <br /><br /><br />2. GOP (Group Of Pictures), sebuah header dan rangkaian satu gambar atau lebih. <br /><br /><br />3. Picture, primary coding unit dari video sequence, merepresentasikan nilai luminance (Y) n2 chrominance (Cb dan Cr) <br /><br /><br />4. Slice, satu atau lebih macroblock, untuk urutannya dari kiri ke kanan dan atas ke bawah dan ini penting untuk error handling, bila terjadi error maka akan di skip ke slince berikutnya. <br /><br /><br />5. Macroblock, basic coding unit pada algoritma MPEG 16×16 pixel segment dalam sebuah frame, macroblock terdiri dari 4 luminance, 1 Cr dan 1 Cb. <br /><br /><br />6. Block, coding unit terkecil pada algoritma MPEG 8×8 pixel, dapat berupa salah satu dari luminance rec chrominance, atau blue chrominance. <br /><br /><br />Profile dan level <br /><br /><br />H.264/AVC memiliki tiga profile yaitu: <br /><br /><br /><br />1. Baseline profile (untuk video conference dan aplikasi wireless). Hanya mendukung I-Picture dan P-Picture (tidak mendukung B-Picture). Mendukung in-loop deblocking filter. 1/4 sample motion-compensation. Mendukung ukuran block sampai dengan 4×4. Mendukung adaptive frame/field. CAVLC (VLC-based entropy coding). <br /><br /><br />2. Main profile (digunakan untuk layanan broadcast). Mendukung semua fitur baseline-profile kecuali penambahan fitur error resilience. Mendukung B- picture. CABAC (context-adaptive binary arithmetic coding). Mendukung interlaced picture. Menggunakan MB-level pada saat pergantian frame atau field. Prediksi P-picture dan B-picture secara adaptive.<br /><br /><br /><br />3. Extended Profile (digunakan dalam aplikasi streaming). Mendukung semua fitur baseline-profile. Mendukung B-picture. Mendukung error resilience. Mendukung pergantian frame/field dengan SP/SI. <br /><br /><br />Setiap level memiliki batas atas nilai dari ukuran gambar (dalam macroblock), rata-rata waktu proses decode (dalam macroblock perdetik), ukuran multipicture buffer, bitrate video, dan ukuran buffer video. <br /><br /><br />Kompresi intraframe. <br /><br /><br />Memanfaatkan redundansi spasial yang terdapat dalam satu frame. ada beberapa metode kompresi intraframe yaitu: <br /><br /><br />1. Sub Sampling. Hal ini merupakan dasar dari kebanyakan kompresi images atau video, metode ini mengupayakan untuk mengurangi jumlah bit untuk merepresentasikan suatu image. Subsampling dapat dilakukan dengan dua cara : Pertama, dengan mengambil piksel-piksel pada baris dan kolom ganjil saja. Kedua, dengan mengambil rata-rata dari sekolompok piksel dan menggunakan nilai tersebut sebagai ganti kelompok piksel. Cara ini lebih kompleks, tetapi menghasilkan kualitas yang lebih baik. <br /><br /><br />2. Pengurangan Kedalaman Bit. Metode ini dilakukan dengan mengurangi jumlah bit yang digunakan untuk merepresentasikan suatu piksel misalnya dari 16 bit atau piksel diturunkan menjadi 8 bit atau piksel. Dengan konsekuensi akan menurunkan kualitas video dibandingkan video sebelumnya. <br /><br /><br /><br />3. Transform Coding. Metode yang lain digunakan dalam kompresi intraframe adalah mentransformasikan data dari domain ruang ke dalam domain frekuensi. Cara ini menghasilkan data yang lebih mudah diproses untuk kompresi lebih lanjut. Transformasi yang popular digunakan misalnya Discrete Cosine Transform (DCT ) <br /><br /><br /><br />dan Wavelet. Proses transformasi dan kuantisasi yang bersifat lossy, serta pengkodean yang bersifat lossless. Kemudian dilanjutkan dengan kuantisasi yang mana digunakan untuk memotong hasil transformasi. Proses selanjutnya dalam pengkodean dengan menggunakan Run Legth Encoding (RLE) dan Variabel Length Coding (VLC). Prinsip dasarnya yaitu untuk melakukan proses transformasi dari domain ruang ke domain frekuansi. Dengan menggunakan transformasi ini maka data vital akan terkumpul pada frekuensi DC. Dengan adanya transformasi ini sangatlah menguntungkan untuk kompresi data, karena pada domain frekuensi inilah di peroleh sifat-sifat yang mendukung serangkaian proses selanjutnya. Masukan proses DCT berupa matriks data dua dimensi N x N dan pada proses dekomposisi untuk mentransformasikan kembali data dari domain frekuaensi ke domain ruang menggunakan Inverse Discrite Cosine Trasnsform (IDCT). <br /><br /><br />4. Kuantisasi. Prinsip dasar dari kuantisasi yaitu bertujuan untuk mengurangi jumlah bit yang diperlukan untuk menyimpan suatu nilai dengan cara membaginya dengan nilai yang ditentukan dalam matrik kuantisasi. H.264 menggunakan skalar kuantisasi. Ada 52 kuantisasi step standar yang digunakan di H264 yang ditandai dengan kuantisasi parameter (QP). Setiap kuantisasi step berhubungan dengan kuantisasi parameter (QP). <br /><br /><br /><br />5. RLE (Run length encoding) adalah proses serangkaian simbol yang berurutan dikodekan menjadi suatu kode yang yang terdiri dari symbol tersebut dan jumlah perulangannya. Hasil dari proses transformasi yang dikuantisasi cenderung nol untuk frekuensi tinggi. Untuk melakukan RLE secara efektif, keluaran proses kuantisasi tadi dibaca secara linier dari frekuensi rendah sampai tinggi. Cara yang digunakan adalah cara zig-zag dimulai dari koefisien DC (0.0) kemudian koefisien DC (0.1) dan seterusnya. <br /><br /><br />6. Entropy coding. Proses mengkodekan tiap piksel tertentu yang mempunyai panjang yang berbeda. Teknik algoritmik yang digunakan berbeda antara proses pengkodean satu dengan yang lainya. H.264 menggunakan CABAC (Context-based Adaptive Binary Arithmetic Coding) atau CAVLC (Context Based Adaptive Variable Length Coding). <br /><br /><br />Kompresi interframe<br /><br /><br />Kompresi yang mana menggunakan redudansi temporal yang terdapat dalam sekelompok frame yang di antaranya sebagai berikut: <br /><br /><br /><br />1. Subsamping. Yaitu dengan cara mengurangi laju fame data video. Pengukuran itu dilakukan dengan hanya menggunakan frame tertentu saja. <br /><br /><br />2. Difference coding. Metode fram ini di bagi menjadi beberapa block yang tidak tumpang tindih, tiap block tersebut di bandingkan dengan block yang bersesuaian pada frame yang sebelumnya, hanya block yang mengalami perubahan signifikan saja yang disimpan. <br /><br /><br /><br />3. Motion Compensation. Metode ini juga menggunakan pembagian block yang sama, namun block tersebut di bandingkan dengan frame yang sebelumnya, hingga ditemukan block yang paling mirip. Perbedaan lokasi antara block tersebut dengan block yang mirip pada frame yang sebelumnya disebut vektor gerak (motion vector). Metode ini efektif karena hanya vector gerak saja yang disimpan atau ditrasmisikan. <br /><br /><br />Ogg Theora9 <br /><br /><br />Ogg Theora adalah sebuah codec video sedang dikembangkan oleh Xiph.org Foundation sebagai bagian dari projek Ogg mereka. Dibuat berdasarkan teknologi On2 codec VP3, dan Ogg Theora ditujukan untuk bersaing dengan video MPEG-4 (seperti, XviD dan DivX), RealVideo, Windows Media Video, dan skema kompresi video bitrate-rendah lainnya. Meskipun VP3 merupakan teknologi yang dipatenkan, namun On2 telah memberikan lisensi bebas-royalti untuk paten VP3 untuk seluruh manusia, membuat Ogg Theora dapat digunakan untuk kepentingan publik dan codec turunan-VP3 lainnya untuk tujuan apa pun. Ogg Theora merupakan superset dari VP3, jadi VP3 stream (dengan sedikit modifikasi syntag) bisa dibuat menjadi Ogg Theora stream tanpa recompression (tapi tidak bisa sebaliknya).<br /><br /><br />Perubahan yang besar dari VP3 ke Ogg Theora yaitu bersifat structural, VP3 seperti codec sekarang kebanyakan, membuat asumsi pasti tentang material yang akan dikompres. Asumsi ini membutuhkan bentuk dari sejumlah tetap nilai numericnya, seperti matrik kuantisasi, yang mengontrol bagaimana sinyal pada komponen dengan frekuensi yang berbeda bisa ditangani, dan tabel token frekuensi, yang mengontrol efisiensi post-transform pada lossless coding. Pada Ogg Theora terdapat pengangkatan dari sisi fleksibilitas intrinsic dari Ogg multimedia framework sehingga memperbolehkan encoder untuk memodifikasi nilai ini dengan tepat pada material tersebut. Pendekatan yang simpel dan sangat kuat telah dibuktikan secara efektif pada Vorbis, dan akan memperbolehkan untuk optimasi encoder dengan cycle yang leih panjang tanpa perlu pate pada sisi client. <br /><br /><br />Ogg Theora sebenarnya lebih banyak digunakan daripada yang orang tahu, browser Mozilla Firefox dan Opera akan langsung support dengan codec ini, dan Wikipedia menggunakan Ogg Theora untuk semua aplikasi videonya, digunakan karena betul-betul open source. Ogg Theora (dan semua teknologi yang termasuk keluaran oleh Xiph.org) dikeluarkan ke publik dengan lisensi BSD. Ini sepenuhnya gratis untuk penggunan secara komersial maupun non-komersial.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-76236860619917640712010-01-13T05:02:00.003-08:002010-01-13T05:08:30.893-08:00Crosstalk AttenuationCakap silang yang terjadi pada suatu saluran transmisi, dapat diartikan sebagai gangguan dari saluran karena melalui alur kopling disebabkan adanya induktansi dan kapasitansi pada saat saluran digunakan pada frekuensi tertentu. Redaman cakap silang (crosstalk) adalah gangguan/interferensi pada suatu pair kabel, yang timbul karena ada satu atau lebih pair kabel yang berada di dekatnya sedang dipakai. Hal ini umumnya disebabkan karena isolasi kabel yang kurang baik. Cakap silang dibedakan dua yaitu cakap silang jarak dekat atau Near End Cross Talk (FEXT) dan cakap silang jarak Jauh atau Far End Cross Talk (NEXT). <br /><br /><br />a. Cakap Silang Dekat (NEXT) <br /><br />Cakap silang ujung dekat adalah Gangguan yang terjadi diujung dekat karena adanya interferensi oleh sinyal pengirim terhadap penerima, sinyal pengganggu berada dekat dengan saluran. <br /><br /><br />Besarnya gangguan ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut: <br /><br /><br />Dengan Kn adalah konstanta NEXT yang besarnya: <br /><br /><br />Dimana: <br /><br />RA, RB = tahanan jerat dari saluran pengganggu dan saluran terganggu <br /><br />Zo = impedansi karakteristik saluran yang terganggu, CLZo= <br /><br />CM, LM = kapasitansi kopling dan induktansi kopling antara saluran pengganggu dan saluran terganggu. <br /><br /><br /><br />b. Cakap Silang Jauh (FEXT) <br /><br />Cakap silang ujung jauh adalah redaman cakap silang yang terjadi karena sinyal pengganggu berasal dari arah seberang, sinyal pengirim di sisi jauh penerima pada saluran lain. <br /><br /><br />Besarnya gangguan ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut: <br /><br /><br />Dengan: <br /><br />Dimana: <br /><br />R2 = Tahanan jerat saluran pengganggu <br /><br />C2 = Kapasitansi saluran pengganggu <br /><br />C, L = Kapasitansi dan induktansi kopel saluran pengganggu dan terganggu <br /><br />F = Frekuensi (KHz) <br /><br />Zo = Impedansi karakteristik saluran terganggu <br /><br />Kf = Konstanta FEXT yang tergantung dari jenis kabelKelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-25602186078176880032010-01-13T05:02:00.002-08:002010-01-13T05:07:19.884-08:00Kategori Ensiklopedia Profil Perpustakaan Web Links Gallery Video Cari Ensiklopedia Jurnal Proquest Jurnal IEEE Jurnal Emerald Wall StreetFilter merupakan rangkaian yang meloloskan sinyal pada lebar pita frekuensi tertentu dan meredam sinyal pada frekuensi yang tidak dinginkan. Berdasarkan daerah frekuensi yang dilewatkan, filter dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: LPF ( Low Pass Filter ), HPF ( High Pass Filter ), BPF ( Band Pass Filter ) dan BSF / BRF ( Band Stop Filter/ Band Reject Filter ).Respon frekuensi dari keempat filter tersebut adalah sebagai berikut :<br /><br /><br /><br />Suatu filter ideal mempunyai nol rugi-rugi penyisipan (insertion loss) dan group delay yang relatif konstan pada passband, dan redaman yang sangat besar pada stopband. Secara praktis, perancangan sebuah filter sangat menyimpang dari kondisi ideal. Yang terbaik yang dapat terpenuhi adalah untuk mendapatkan sebuah filter yang dapat bekerja dengan cukup baik pada frekuensi yang dibutuhkan. Dalam merancang sebuah filter, persamaan yang dipakai dalam perancangan filter jenis lain pada umumnya menggunakan parameter prototipe LPF (Low Pass Filter), kemudian disintesis dengan pemetaan ke jenis filter yang dirancang dan berberapa parameter yang harus diperhatikan, yaitu: Bandwidth , Frekuensi dan atenuasi pada stop band, Impedansi masukan dan keluaran, Return Loss, Insertion Loss dan Group delay<br /><br /><br />TIPE FILTER GELOMBANG MIKRO<br /><br />Pada dasarnya filter dapat dibuat sesuai dengan komponen yang digunakan, dalam hal ini berdasarkan komponen yang digunakan filter dapat digolongkan kedalam 2 jenis yaitu menggunakan komponen diskrit dan komponen terdistribusi. <br /><br /><br />Filter dengan menggunakan komponen – komponen diskrit biasanya tersusun atas komponen reaktif R ( resistor), L ( Induktor), C (Kapasitor) atau biasa disebut filter pasif dan komponen R,C penguat / Operational Amplifier ( filter aktif).<br /><br /><br />TERDISTRIBUSI<br /><br />Filter dengan menggunakan komponen – komponen terdistribusi tersusun atas componen yang berasal dari komponen L,C,R terdistribusi (saluran transmisi). Dalam hal ini beberapa contoh saluran transmisi diantaranya saluran strip, mikrostrip, waveguide, coaxial dan jenis saluran transmisi yang lain.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-91217545919312421342010-01-13T05:02:00.001-08:002010-01-13T05:06:29.418-08:00Automatic Gain ControlAutomatic Gain Control (AGC) merupakan suatu rangkaian yang mampu mengatur penguatan pada suatu sistem dan mengontrolnya secara automatis. Ratarata level sinyal keluaran merupakan feedback untuk mengatur gain agar sesuai dengan range level sinyal masukan. Automatic Gain Control secara efektif menurunkan level daya bila sinyal terlalu kuat dan menaikkannya bila sinyal yang diterima terlalu rendah. Automatic Gain Control diperlukan setelah sinyal diproses pada downconverter sehingga range sinyal dapat diproses pada Intermediate Frekuensi (IF).AGC berfungsi untuk membatasi besar daya yang tertangkap agar tidak terjadi kelebihan beban & distorsi karena penguat biasanya dirancang untuk mendeteksi sinyal terlemah dan mempunyai linearitas terbatas. AGC juga dapat digunakan sebelum ADC pada DSP untuk efisiensi bit.<br /><br /><br /><br />Definisi Range Dinamis AGC<br /><br /><br />Dynamic range (dB) merupakan range operasi dimana sistem memiliki karakteristik yang diinginkan. Untuk sistem penguat, dynamic range didefinisikan sebagai range daya yang dibatasi oleh noise pada low end, dan distorsi pada high end. Range dinamis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu linear dan spurious. <br /><br /><br />a. Range dinamis linear : range operasi linear dari amplifier<br /><br />b. Range dinamis spurious : range di saat penguat mampu menguatkan<br /><br /><br />sinyal tanpa terdistorsi, dibatasi oleh level daya maksimum penerima dan batas noise di penerima Grafik karakteristik range dinamis 60 dB dengan Total Harmonic Distortion (THD) < 5%<br /><br /><br />Range dinamis (dB) = 20 log 1000 = 60 dB<br /><br /><br />Rangkaian AGC menekan range dinamis (dynamic range) dari sinyal yang diterima sehingga fluktuasi sinyal dapat dibatasi.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-32325732255378885992010-01-13T05:02:00.000-08:002010-01-13T05:04:55.350-08:00SirkulatorSecara umum sirkulator dapat didefinisikan sebuah perangkat pasif yang bersifat non reciprocal yang memiliki 3 terminal atau lebih, adapun beberapa aplikasi sirkulator yaitu sebagai duplexer, radar, routing, Saklar gelombang elektromagnet. <br /><br /><br />Berikut ini adalah berbagai definisi sirkulator dari berbagai sumber : <br /><br /><br />• ( Philips Semiconductors ) : Alat pasif yang digunakan pada RF modern dan gelombang mikro yang memiliki banyak terminal atau lebih,dimana jika daya input 1 daya output 2 daya bocor 3, daya input 2 daya output 3 daya bocor 1, daya input 3 daya output 1 daya bocor 2. <br /><br /><br />. ( Wikipedia, the free encyclopedia ) : Suatu komponen elektronik pasif dengan 3 atau lebih terminal z ( port ), dimana tiap terminalsaling berkaitan ketika salah satu terminal diberi sinyal masukan maka sinyal tersebut akan berjalan ke terminal lainnya sesuai arahnya. ketika salah satu port dari 3 port sirkulator itu akan disepadankan dengan beban maka dapat digunakan sebagai isolator <br /><br /><br />• ( Kai chang 1994 ) : Sirkulator biasanya memiliki 3 terminal tetapi banyak terminal juga dapat dibuat, gelombang elektromagnet bergerak dari terminal 1 sebagai input ke terminal 2 sebagai output lalu ke terminal 3 sebagai isolasi dan seterusnya sesuai arah sirkulasi. <br /><br /><br /><br />• ( John D. Kraus ) : sirkulator adalah Perangkat yang memiliki banyak terminal yang bergerak sesuai arah sirkulasinya. <br /><br /><br />• ( Soetamso,Drs ) : Sirkulator adalah Komponen pengarah gelombang elektromagnetik transversal, yang banyak digunakan untuk frekuensi radio dimana berjenis rangkaian pasif tiga terminal atau lebih. <br /><br /><br /><br />Sirkulator Bentuk Y <br /><br /> <br />Sirkulator yang dirancang dan diimplementasikan dalam proyek akhir ini adalah sirkulator dengan 3 terminal ( bentuk Y), Sirkulator dengan tiga terminal (Y-Junction) terbentuk dari 1200 yang ditengahnya terdapat material ferit yang berfungsi untuk mempolarisasi sinyal agar sinyal keluaran dapat melewati terminal yang menjadi tempat keluaran. <br /><br /><br />Yang mendasari pengarahan gelombang elektromagnetik transversal adalah bahan ferit yang anisotropis.Jika piringan ferit dicatu medan magnet searah dan tegak dari luar ( Hl ) sampai jenuh, maka gelombang TEM(elektromagnetik transversal) yang berapat daya S masuk ke terminal-1 maka akan keluar dari terminal-2 dan terminal-3 dibebani sepadan. <br /><br /><br />Sinyal TEM bermedan elektrik E linear berapat daya S , dapat dipandang sebagai paduan dari El sirkular ke kiri dan sirkular ke kanan Er, karena sifat ferit magnet yang dipengaruhi oleh medan magnet dari luar Hl , maka cepat rambat di ferit dari komponen El tidak sama dengan kecepatan dari Er. Untuk ukuran ferit dan Hl tertentu, maka lintasan oleh El dengan kecepatan Vl menempuh 120 0 dan yang Er dengan Vr menempuh 240 0, sehingga masuk ke terminal-1 dan keluar di terminal-2 dsb.<br /><br /><br />Berdasarkan penelitian bahwa sirkulator dapat dibuat sebagai perangkat aktif dengan mengunakan transisitor sebagai pengganti ferit, dimana penggunaan transistor ini lebih linear dan noise yang dihasilkan tidak setinggi jika menggunakan ferit tetapi sirkulator ini hanya mampu bekerja pada frekuensi rendah [ wikipedia, free encyclopedia .Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-90213848398201369312010-01-13T04:05:00.000-08:002010-01-13T05:15:41.072-08:00Konsep serupa honeypot (sebelumnya belum diberi istilah seperti itu) dipercaya sudah cukup lama ada, walaupun tidak ada literatur yang membahasnya sebelum tahun 1990. Tahun 1990 Clifford Stoll menerbitkan buku The Cuckoo’s Egg, yang lebih mirip cerita detektif. Penerbitnya Pocket Books, yang lebih dikenal dengan novel. Inilah penerbitan pertama yang menguraikan konsep honeypot. Buku ini menceritakan kejadian sesungguhnya selama periode sepuluh bulan di tahun 1986-1987. Stoll adalah astronom pada Lawrence Berkeley Lab yang menjadi admin berbagai komputer untuk komunitas astronom. Selisih akuntansi senilai 75 sen membuatnya menyadari akan adanya hacker bernama ‘Hunter,’ yang telah menyusup ke dalam sistem. <br /><br /> <br /><br />Bukannya menutup account penyusup ini, Stoll malah membiarkannya berada dalam sistem, agar dapat mempelajarinya lebih jauh dan memburunya. Tanpa disadari penyerang, Stoll menyiapkan direktori SDINET (Strategic Defence Initiave Network) dan mengisinya dengan file-file yang pura-pura berisi berbagai file keuangan dan rahasia negara. Hacker ini ternyata tidak tertarik pada file-file keuangan. Makalah teknis pertama mengenai honeypot terbit pada tahun 1990 itu juga, tulisan Bill Cheswick berjudul ‘An Eve-ning with Berfeld in Which a Cracker Is Lured, Endured and Studied’ . Berbeda dengan yang pertama, Cheswick memang menyiapkan suatu sistem yang memang untuk diserang, menjadikannya kasus pertama dari honeypot yang sesungguhnya. Pada makalah ini Cheswick bukan saja membahas cara membangun dan menggunakan honeypot, melainkan juga menceritakan bagaimana seorang hacker Belanda dipelajari sewaktu dia menyerang dan menguasai sistem. Cheswick pertamatama membangun suatu sistem dengan beberapa kelemahan (termasuk Sendmail) untuk mendapatkan ancaman apa saja yang ada dan bagaimana cara kerjanya. Tujuannya bukanlah untuk menangkap orang tertentu, melainkan untuk mempelajari kegiatan membahayakan apa saja yang bisa terjadi terhadap network dan sistemnya. Cheswick menciptakan suatu lingkungan terkontrol yang disebutnya sebagai ‘jail’ (ia tidak menyebutnya sebagai honeypot), yang mengurung kegiatan sang penyerang. Hacker Belanda dengan nickname Berfeld ini memasuki sistem dengan memanfaatkan kelemahan pada Sendmail sampai mendapatkan kendali terhadap sistem. Secara umum, honeypot dapat didefinisikan sebagai sebua sumber daya sistem informasi dimana nilai guna dari sumber daya tersebut justru berdasar kepada terdeteksinya kasus penggunaan yang tidak terotorisasi atau tidak diperbolehkan secara hukum dari sumber daya tersebut. Atau dengan kata lain, honeypot adalah sebuah sumber daya yang bersifat seakan-akan target yang sebenarnya, yang dengan sengaja disediakan untuk diserang atau diambil alih. Oleh karena itu, honeypot akan diamati, diserang bahkan dieksploitasi oleh penyerang atau penyusup. Tujuan utama dari honeypot ini adalah untuk mengumpulkan informasi dari suatu serangan dan penyerang yang melakukannya. Intruder atau penyerang merupakan istilah umum yang diberikan untuk menggambarkan seseorang yang berusaha untuk masuk ke dalam sistem dalam arti berusaha menggunakan sistem dimana mereka tidak memiliki autorisasi atau menggunakan sistem untuk maksud yang menyimpang di luar hak-hak yang mereka miliki.<br /><br /> <br /><br />DEFINISI HONEYPOT<br /><br /> <br /><br />Ada beberapa definisi honeypot yang disampaikan oleh beberapa peneliti honeypot pada makalah sistem kemanan yang mereka buat maupun dari halaman web. Menurut Lance Spitzner, seorang arsitek sistem keamanan Sun Microsystems, ”A honeypot is security resource whose value lies in being probed, attacked, or compromised.” Definisi ini menjadi acuan beberapa makalah lainnya. Dari definisi itu dapat diambil kesimpulan bahwa honeypot baru dikatakan suatu sistem keamanan jika honeypot tersebut disusupi, diserang, atau dikendalikan oleh penyerang. Ada juga seorang insinyur berkebangsaan Swiss bernama Reto Baumann menyikapi interpretasi yang diberikan oleh Lance Spitzner. Menurut Baumann melalui tugas akhir diplomanya, ” A honeypot is a resource which pretends to be a real target. A honeypot is expected to be attacked or compromised. The main goals are the distraction of an attacker and the gain of information about an attack and the attacker.” Jadi, menurut Baumann, honeypot adalah sebuah sumberdaya sistem keamanan yang dibuat sebagai tujuan utama penyerang yang sebenarnya merupakan sistem yang palsu untuk menjebak penyerang. Sistem honeypot biasanya hanya sebuah sistem yang dihubungkan dengan jaringan produktif, atau sistem yang asli, yang ada dengan tujuan untuk menjebak penyerang. Gambar berikut memperlihatkan sebuah sistem fisik honeypots tunggal yang diletakkan pada jaringan internal. Sistem tersebut kemudian dapat mengemulasikan berbagai variasi sistem atau lubang-lubang dari sistem yang mudah untuk diserang.<br /><br /><br />TIPE HONEYPOT<br /><br />Honeypot dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu production honeypot dan research honeypot. Tujuan utama dari production honeypot adalah untuk membantu mengurangi resiko keamanan jaringan pada sebuah organisasi. Production honeypot memberikan suatu nilai tambah bagi keamanan jaringan dari suatu organisasi. Tipe kedua, research honeypot, adalah honeypot yang didesain untuk mendapatkan informasi mengenai aktivitas-aktivitas dari komunitas penyerang atau penyusup. Research honeypot tidak memberikan suatu nilai tambah secara langsung kepada suatu organisasi, melainkan digunakan sebagai alat untuk meneliti ancaman-ancaman keamanan yang mungkin dihadapi dan bagaimana cara untuk melindungi diri dari ancaman tersebut.<br /><br /><br />KLASIFIKASI HONEYPOT<br /><br />Honeypot dapat diklasifikasikan berdasarkan pada tingkat interaksi yang dimilikinya. Tingkat interaksi dapat didefinisikan sebagai tingkat aktivitas penyerang/ intruder di dalam sistem yang diperbolehkan maka semakin tinggi pula tingkat interaksi honeypot.<br /><br /> <br /><br />LOW INTERACTION HONEYPOT<br /><br />Low-interaction honeypot merupakan honeypot dengan tingkat interaksi honeypot, yaitu honeypot yang didesain untuk mengemulasikan service (layanan) seperti pada server yang asli. Penyerang hanya mampu memeriksa dan terkoneksi ke satu atau beberapa port.<br /><br />Kelebihan low-interaction honeypot yaitu:<br /><br />a. Mudah di install, dikonfigurasi, deployed, dan dimaintain<br /><br />b. Mampu mengemulasi suatu layanan seperti http, ftp, telnet, dsb.<br /><br />c. Difungsikan untuk deteksi serangan, khususnya pada proses scanning atau percobaan<br /><br /> <br /><br />pembukaan koneksi pada suatu layanan. Kekurangan low-interaction honeypot :<br /><br />a. Layanan yang di berikan hanya berupa emulasi, sehingga penyerang tidak dapat berinteraksi secara penuh dengan layanan yang diberikan atau sistem operasinya secara langsung<br /><br />b. Informasi yang bisa kita dapatkan dari penyerang sangat minim.<br /><br />c. Apabila serangan dilakukan oleh "real person" bukan "automated tools" mungkin akan segera menyadari bahwa yang sedang dihadapi merupakan mesin honeypot, karena keterbatasan layanan yang bisa diakses.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />MEDIUM INTERACTION HONEYPOT<br /><br /><br />Kelebihannya Medium Interaction Honeypot:<br /><br />a. Memiliki kemampuan yang lebih banyak untuk berinteraksi dengan penyerang dibandingkan low-interaction honeypot namun tidak sebanyak high-interaction honeypot.<br /><br />b. Emulasi layanan dapat ditambahkan berbagai macam fitur tambahan sehingga seakanakan penyerang benar-benar sedang berinteraksi dengan layanan yang sebenarnya.<br /><br />c. Contoh: script untuk mengemulasikan IIS web server dengan berbagai macam informasi tambahan yang menyertai web server tersebut sehingga benar-benar terlihat seperti aslinya, atau pun juga membuat emulasi IIS yang dapat berinteraksi dengan suatu jenis worm, sehingga kita bisa mendapatkan payload dari worm tersebut untuk dianalisis selanjutnya.<br /><br />d. Contoh: menggunakan jail atau chroot, yaitu membangun sistem operasi virtual pada partisi yang terpisah didalam sistem operasi yang sebenarnya dimana sistem operasi virtual tersebut sepenuhnya di kontrol oleh sistem operasi yang sebenarnya, cara ini dapat memberikan suasana sistem operasi yang <br /><br />sesungguhnya bagi penyerang. Kekurangan Medium Interaction Honeypot : <br /><br /> <br /><br />a. Sistem tersebut cukup kompleks.<br /><br />b. Memerlukan usaha lebih untuk maintain dan deploy sistem tersebut sehingga akses yang diberikan kepada penyerang benar-benar terjamin tingkat keamanannya namun tetap dapat memberikan suasana sistem yang nyata bagi penyerang sehingga penyerang tersebut tidak curiga bahwa aktivitasnya sedang di monitor.<br /><br /> <br /><br />HIGH INTERACTION HONEYPOT<br /><br />Pada high-interaction honeypot terdapat sistem operasi dimana penyerang dapat berinteraksi langsung dan tidak ada batasan yang membatasi interaksi tersebut. Menghilangkan batasan-batasan tersebut menyebabkan tingkat risiko yang dihadapi semakin tinggi karena penyerang dapat memiliki akses root. Pada saat yang sama, kemungkinan pengumpulan informasi semakin meningkat dikarenakan kemungkinan serangan yang tinggi. Dikarenakan penyerang dapat berinteraksi secara penuh dengan sistem operasi, maka apabila si penyerang telah mendapat akses root.<br /><br /> <br /><br />Kelebihannya :<br /><br />a. Penyerang berinteraksi langsung dengan sistem yang nyata termasuk diantaranya sistem operasi, network, hingga layanan yang diberikan ( web service, ssh service, mail service, dll )<br /><br />b. Umumnya dibangun suatu sistem khusus dengan topologi yang telah dipersiapkan. <br /><br />c. Sistem tersebut biasanya terdiri dari berbagai macam implementasi dari teknologi keamanan yang banyak digunakan untuk melindungi suatu sistem, seperti firewall,<br /><br />IDS/IPS, router, dll.<br /><br />d. Target serangan berupa sistem operasi sebenarnya yang siap untuk berinteraksi secara<br /><br />langsung dengan penyerang.<br /><br /> <br /><br />Kekurangannya :<br /><br />a. Perencanaan dan implementasi sistem jauh lebih rumit dan dibutuhkan banyak pertimbangan.<br /><br />b. High-interaction honeypot bersifat tidak efisien karena membutuhkan pengawasan berkala.<br /><br />c. Apabila telah diambil alih oleh penyerang maka honeypot tersebut dapat menjadi ancaman bagi jaringan yang ada.<br /><br /> <br /><br />SEJARAH WIRELESS HONEYPOT<br /><br />Kemajuan teknologi honeypot mulai terlihat ketika Kevin Poulsen pada tahun 2002 mempublikasikan penelitiannya, Wi-Fi Honeypots a New Hacker Trap , penelitian Poulsen ini dianggap beberapa pihak sebagai teknologi wireless honeypot yang pertama. Suatu tim peneliti, WISE ( Wireless Information Security Experiment ) pada tahun 2002 didirikan oleh SAIC ( Science Applications International Corporation ) di Washington DC, Amerika Serikat. Tim peneliti ini meneliti celah keamanan jaringan wireless pada waktu itu, tim tersebut mendapati bahwa kebanyakan jaringan wireless pada saat itu sangat mudah untuk disusupi dan sangat terbuka. Jenis ancaman yang ditemukan adalah akses yang tidak terotorisasi, penggunaan jaringan wireless yang ilegal, mendengarkan proses komunikasi pada wireless secara ilegal ( eavesdropping ). Ancaman kemanan tersebut merupakan ancaman keamanan yang paling utama dan paling sering terjadi saat ini. Pada akhir 2002, sebuah organisasi bernama Tenebris mempublikasikan hasil penelitian mereka, yaitu pengumpulan data dari wireless honeypot yang mereka implementasikan di Ottawa ( Canada ) dan menyimpulkan bahwa sangat banyak terjadi aktivitas war driving saat itu dan apa saja yang sering menjadi target serangan para penyerang di jaringan wireless. Selanjutnya, Tenebris melanjutkan riset mereka di sekitar kota London lalu menuju Adelaide, South Australia.<br /><br /> <br /><br />SKENARIO SERANGAN PADA JARINGAN WIRELESS<br /><br />Dari beberapa penelitian sebelumnya, ada suatu bentuk pola skenario serangan yang umum terjadi pada sistem keamanan wireless. Setidaknya ada tiga pola skenario<br /><br />serangan, yaitu:<br /><br /> <br /><br />A. Serangan yang sebenarnya ditujukan ke jaringan kabel ( LAN ) dengan memakai jaringan wireless sebagai media untuk menyusup ke LAN.<br /><br />B. Serangan yang langsung ditujukan kepada pengguna jaringan wireless. Jenis serangan ini menyerang perangkat wireless user.<br /><br />C. Serangan yang ditujukan ke infrastruktur jaringan wireless secara keseluruhan. Jenis serangan ini biasanya bertujuan mengambil alih akses penuh jaringan wireless.<br /><br /> <br /><br />ARSITEKTUR WIRELESS HONEYPOT<br /><br />Secara umum arsitektur wireless honeypot yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut.<br /><br />a. Wireless Access Point ( WAP ) sebagai media prasarana jaringan wireless.<br /><br />b. Wireless Client ( WC ) merupakan pihak pengguna jaringan wireless ( user ).<br /><br />c. Wireless Monitor ( WMON ) sebagai perangkat yang merekam trafik jaringan.<br /><br />d. Wireless Data Analysis ( WDA ) berfungsi menganalisis trafik dari WMON<br /><br />e. Wired Instructure ( WI ) merupakan infrastruktur LAN.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-84518843706853038102010-01-12T18:09:00.002-08:002010-01-12T18:59:50.281-08:00Mikrokontroler MCS-51Mikrokontroler (Pengendali mikro) adalah system mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori, register dan antarmuka I/O yang terintegrasi bersama mikroprosesornya sendiri dalam sebuah chip. MCS51 adalah salah satu keluarga mikrokontroler produksi ATMEL. Mikrokontroler MCS51 yang digunakan pada penelitian ini ialah AT89S52, dengan konfigurasi kaki seperti gambar dibawah Spesifikasi mikrokontroler ini ialah:<br /><br /><br /><br /><br />1. Memiliki CPU(Central Processing Unit) 8 bit.<br /><br />2. Oscilator internal dengan rangkaian tambahan untuk pewaktu.<br /><br />3. RAM internal 256 byte.<br /><br />4. Flash Memory untuk menyimpan program sebesar 8 Kbyte.<br /><br />5. In-System Programable(ISP) Flash Memory.<br /><br />6. Memiliki 32 buah jalur I/O yang programable.<br /><br />7. Memiliki 3 buah Timer 16 bit.<br /><br />8. Mendukung 6 buah sumber interrupt.<br /><br />9. Memiliki kanal serial UART yang programable.<br /><br />Pada penelitian ini, AT89S52 berfungsi untuk menampung sinyal hasil ADC, selanjutnya mengirimkan sinyal tersebut ke port serial.<br /><br /><br /> <br /><br />Pengiriman Data Serial Standar RS232C<br /><br />Pada pengiriman data digital secara serial, data dikirimkan secara berurutan satu persatu dari bit terendah/Least Significant Bit(LSB) sampai bit tertinggi/Most Significant Bit(MSB). RS (Recommended Standar) 232 merupakan standar interface pada komunikasi data serial yang menghubungkan antara Data Terminal Equipment (DTE) dan Data Communication Equipment (DCE) atau antara dua DTE. Yang dimaksud dengan DTE adalah perangkat yang dilengkapi dengan Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) atau Universal Synchrounous Asynchrounous Receiver Transmitter (USART) yang dapat mengubah data parallel ke data serial atau sebaliknya. Sedangkan DCE adalah perangkat yang mengubah data serial ke salah satu bentuk sinyal agar dapat ditransmisikan pada saluran transmisi semisal saluran telepon. Karena tegangan pada mikrokontroler adalah standard digital +5V dan 0 V, maka Integrated Circuit(IC) MAX232 (gambar 2.3) digunakan untuk mengubah level TTL menjadi level RS232C. Pada RS232C, biner 1 disebut mark dan memiliki range tegangan dari -3 sampai -25 Volt. Biner 0 disebut space dan memiliki range tegangan antara +3 sampai +25 Volt.<br /><br /><br /><br />Pada penelitian ini digunakan format pengiriman data serial 8N1, sehingga sinyal serial yang dikirim untuk setiap pengiriman data ialah terdiri dari 1 bit start, 8 bit data dan 1 bit stop. Misalkan dikirim data 90 = 01011010(2), maka sinyal serial yang dikirimkan adalah seperti pada gambar berikut.<br /><br /><br />Sistem Komunikasi Multipoint RS485<br /><br />RS485 merupakan suatu sistem multipoint halfduplex transceivers komunikasi serial yang berfungsi untuk menghasilkan jarak kanal komunikasi lebih jauh yaitu sekitar 4000 kaki atau setara dengan 1,3 Km. Dimana pada penelitian ini digunakan sistem multipoint half-duplex transceivers. Gambar berikut ini merupakan tipikal jaringan RS485 yaitu multipoint half-duplex:<br /><br /><br />Sistem Grounding dan Keamanan (Safety)<br /><br />Grounding adalah salah satu metode untuk meminimalkan noise yang tidak diinginkan. Ground terdiri dari dua kategori:<br /><br />(1) safety ground;<br /><br />(2) signal ground.<br /><br />Jika ground dihubungkan ke bumi (earth) melalui jalur yang mempunyai hambatan rendah, ground tersebut dinamakan: Earth Ground. Safety ground biasanya pada potensial bumi, sedangkan signal ground tidak harus pada potensial bumi.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-69171638873078738992010-01-12T18:09:00.001-08:002010-01-12T18:59:33.624-08:00Mikrokontroler MCS-51Mikrokontroler (Pengendali mikro) adalah system mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori, register dan antarmuka I/O yang terintegrasi bersama mikroprosesornya sendiri dalam sebuah chip. MCS51 adalah salah satu keluarga mikrokontroler produksi ATMEL. Mikrokontroler MCS51 yang digunakan pada penelitian ini ialah AT89S52, dengan konfigurasi kaki seperti gambar dibawah Spesifikasi mikrokontroler ini ialah:<br /><br /><br /><br /><br />1. Memiliki CPU(Central Processing Unit) 8 bit.<br /><br />2. Oscilator internal dengan rangkaian tambahan untuk pewaktu.<br /><br />3. RAM internal 256 byte.<br /><br />4. Flash Memory untuk menyimpan program sebesar 8 Kbyte.<br /><br />5. In-System Programable(ISP) Flash Memory.<br /><br />6. Memiliki 32 buah jalur I/O yang programable.<br /><br />7. Memiliki 3 buah Timer 16 bit.<br /><br />8. Mendukung 6 buah sumber interrupt.<br /><br />9. Memiliki kanal serial UART yang programable.<br /><br />Pada penelitian ini, AT89S52 berfungsi untuk menampung sinyal hasil ADC, selanjutnya mengirimkan sinyal tersebut ke port serial.<br /><br /><br /> <br /><br />Pengiriman Data Serial Standar RS232C<br /><br />Pada pengiriman data digital secara serial, data dikirimkan secara berurutan satu persatu dari bit terendah/Least Significant Bit(LSB) sampai bit tertinggi/Most Significant Bit(MSB). RS (Recommended Standar) 232 merupakan standar interface pada komunikasi data serial yang menghubungkan antara Data Terminal Equipment (DTE) dan Data Communication Equipment (DCE) atau antara dua DTE. Yang dimaksud dengan DTE adalah perangkat yang dilengkapi dengan Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) atau Universal Synchrounous Asynchrounous Receiver Transmitter (USART) yang dapat mengubah data parallel ke data serial atau sebaliknya. Sedangkan DCE adalah perangkat yang mengubah data serial ke salah satu bentuk sinyal agar dapat ditransmisikan pada saluran transmisi semisal saluran telepon. Karena tegangan pada mikrokontroler adalah standard digital +5V dan 0 V, maka Integrated Circuit(IC) MAX232 (gambar 2.3) digunakan untuk mengubah level TTL menjadi level RS232C. Pada RS232C, biner 1 disebut mark dan memiliki range tegangan dari -3 sampai -25 Volt. Biner 0 disebut space dan memiliki range tegangan antara +3 sampai +25 Volt.<br /><br /><br /><br />Pada penelitian ini digunakan format pengiriman data serial 8N1, sehingga sinyal serial yang dikirim untuk setiap pengiriman data ialah terdiri dari 1 bit start, 8 bit data dan 1 bit stop. Misalkan dikirim data 90 = 01011010(2), maka sinyal serial yang dikirimkan adalah seperti pada gambar berikut.<br /><br /><br />Sistem Komunikasi Multipoint RS485<br /><br />RS485 merupakan suatu sistem multipoint halfduplex transceivers komunikasi serial yang berfungsi untuk menghasilkan jarak kanal komunikasi lebih jauh yaitu sekitar 4000 kaki atau setara dengan 1,3 Km. Dimana pada penelitian ini digunakan sistem multipoint half-duplex transceivers. Gambar berikut ini merupakan tipikal jaringan RS485 yaitu multipoint half-duplex:<br /><br /><br />Sistem Grounding dan Keamanan (Safety)<br /><br />Grounding adalah salah satu metode untuk meminimalkan noise yang tidak diinginkan. Ground terdiri dari dua kategori:<br /><br />(1) safety ground;<br /><br />(2) signal ground.<br /><br />Jika ground dihubungkan ke bumi (earth) melalui jalur yang mempunyai hambatan rendah, ground tersebut dinamakan: Earth Ground. Safety ground biasanya pada potensial bumi, sedangkan signal ground tidak harus pada potensial bumi.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-13690751126015751082010-01-12T18:09:00.000-08:002010-01-12T18:57:58.320-08:00Mikrokontroler AVR ATMega 8535Mikrokontroler AVR merupakan mikrokontroler berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga 8051 yang mempunyai arsitektur CISC (Complex Instruction Set Computing), AVR menjalankan sebuah instruksi tunggal dalam satu siklus dan memiliki struktur I/O yang cukup lengkap sehingga penggunaan komponen eksternal dapat dikurangi. Mikrokontroler AVR didesain menggunakan arsitektur Harvard, di mana ruang dan jalur bus bagi memori program dipisahkan dengan memori data. Memori program diakses dengan single-level pipelining, di mana ketika sebuah instruksi dijalankan, instruksi lain berikutnya akan di-prefetch dari memori program.<br /><br /><br /><br /><br />AVR ATMega 8535 memiliki bagian sebagai berikut:<br /><br />1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D<br /><br />2. CPU yang memiliki 32 buah register<br /><br />3. SRAM sebesar 512 byte<br /><br />4. Flash memory sebesar 8kb<br /><br />5. EEPROM sebesar 512 byte<br /><br />6. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembanding<br /><br />7. Two wire serial Interface<br /><br />8. Port antarmuka SPI<br /><br />9. Unit interupsi internal dan eksternal<br /><br />10. Port USART untuk komunikasi serial<br /><br /><br /> <br /><br />W3100A Embedded Ethernet Chip<br /><br />Embedded Ethernet adalah implementasi standar jaringan dari Ethernet pada sebuah single-chip. Secara sederhana, dengan menanamkan Ethernet ke sebuah alat, akan memberikan sebuah kemampuan untuk berkomunikasi lewat Ethernet tanpa menggunakan sebuah komputer. Embedded Ethernet berfungsi sebagai interface antara mikrokontroler dengan jaringan komputer yang ada. Pada tugas akhir dipakai chip embedded Ethernet produksi Wiznet dengan seri W3100A. Chip ini terintegrasi dengan ethernet PHY, dan mag jack sebagai soket female RJ45 pada sebuah network module. Chip ini memiliki TCP/IP protokol stack seperti TCP, UDP, IP, ARP dan protokol ICMP.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-60216986590063904912010-01-11T22:23:00.002-08:002010-01-11T22:35:45.411-08:00Teknologi WAP (Wireless Application Protocol)Teknologi WAP (Wireless Application Protocol) merupakan sebuah metode untuk menghadirkan halaman web ke dalam layar ponsel (handphone). Dengan begitu, maka bentuk informasi dari sebuah instansi tidak harus ditampilkan dengan metode web yang hanya dapat diakses melalui browser akan tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk WAP. Spesifikasi protokol WAP dikembangkan oleh suatu konsorsium dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam industri telekomunikasi wireless. Tujuan dari spesifikasi WAP adalah untuk memberikan suatu standarisasi yang sederhana untuk telepon seluler untuk mengakses internet. Agar dapat mengakses internet dalam ponsel terdapat micro-browser. Micro-browser untuk saat ini tidak sebaik browser untuk website. WAP belum bisa menampung bentuk-bentuk informasi seperti yang bisa dilakukan oleh website. <br /><br /><br /><br /><br />Terdapat tiga bagian utama dalam akses WAP yaitu perangkat wireless yang mendukung WAP, WAP Gateway sebagai perantara, dan web server sebagai sumber dokumen. Dokumen yang berada dalam web server dapat berupa dokumen html ataupun WML (Wireless Markup Language). Dokumen WML sebelum dibaca melalui browser WAP, diterjemahkan terlebih dahulu oleh gateway agar content yang ada dapat disesuaikan dengan perangkat WAP. Untuk memenuhi kebutuhan, WAP menetapkan lingkungan pengembangan aplikasi dan arsitektur sistem, yang meliputi hal-hal seperti berikut :<br /><br /> <br /><br />1. Menyediakan suatu arsitektur layered, scaleable, dan extensible<br /><br />2. Mengoptimalkan tranmisi wireless<br /><br />3. Mempengaruhi yang ada dan mengembangkan standar-standar internet<br /><br />4. Menyediakan model aplikasi Web-centric :<br /><br /> <br /><br /><br />a. Pemetaan antarmuka user WAP yang baik berdasarkan pada antarmuka web yang ada dan telepon mobile<br /><br /><br />b. WAP menggunakan Web Servers – WAP mempengaruhi semua teknologi pengembangan server side web yang ada (seperti ASP.NET, PHP, dan JSP)<br /><br /> <br /><br /><br />5. Menggunakan XML sebagai dasar penyajian dan pengolahan<br /><br />a. Memungkinkan personalisasi device, isi, dan presentasi<br /><br />b. Komunikasi dan aplikasi interoperable menjadi mungkin<br /><br /> <br /><br /><br />WAP Gateway<br /><br /><br /><br />WAP Gateway digunakan untuk encoding dan decoding data yang dikirim dari dan ke client. Tujuan encoding ke client adalah untuk meminimalkan ukuran data yang dikirim melalui air-interface, sama halnya dengan memperkecil energi untuk pemrosesan data yang dibutuhkan oleh client. WAP mempunyai MIME Type yang khusus dan harus ditambahkan dalam konfigurasi MIME agar ponsel dapat mengakses dokumen WAP Server. MIME Type yang digunakan oleh WAP adalah sebagai berikutKelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-86548853185966733882010-01-11T22:23:00.001-08:002010-01-11T22:33:59.663-08:00Global System for Mobile Communication (GSM)GSM merupakan salah satu trend teknologi selular yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi selular generasi kedua yang menggunakan teknologi modulasi digital, menyediakan kapasitas lebih besar, kualitas suara serta sekuritas yang lebih baik jika dibandingkan dengan teknologi selular generasi pertama. Teknologi selular generasi kedua ini menggunakan teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) dan Frequency Divison Multiple Access (FDMA) pada “air interface”. Air interface merupakan interface yang menghubungkan antara BTS dengan MS. <br /><br />Pada teknologi ini, suatu pita frekuensi tertentu yang lebih lebar dibagi-bagi ke dalam beberapa time slot. Hal ini berarti bahwa beberapa panggilan dapat menggunakan kanal frekuensi yang sama, tetapi pada suatu slot waktu yang berbeda-beda. Ada sekitar 250 sistem GSM yang beroperasi di hampir 105 negara. Di Amerika Utara, standar digital yang berbeda dikembangkan, dan dikenal dengan DAMPS (IS-136). D-AMPS ini merupakan evolusi dari standar AMPS analog yang banyak digunakan di Amerika, Asia Pasifik dan beberapa area di Eropa Timur. Di Jepang, standar digital yang dikembangkan adalah PDC. Ketiga standar inilah yang banyak dikembangkan dan mendominasi pasar sekarang ini.<br /><br /><br />Elemen Jaringan GSM dan Interaksi Sistem<br /><br /><br />Sistem GSM terdiri dari elemen-elemen penyusun dan juga system pensinyalan (signalling) dan antarmuka (interface) yang sudah distandarisasi. Pembagian jaringan GSM dapat dibedakan atas tiga subsistem yaitu: <br /><br /><br />1. RSS (Radio Station Subsystem)<br /><br />2. NSS (Network and Switching Subsystem)<br /><br />3. OMS (Operation and Maintenance Subsystem)<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />RSS (Radio Station Subsystem)<br /><br /><br />RSS merupakan bagian sistem yang berinteraksi erat dengan penanganan sumber daya radio, dalam hal ini BSS dan MS. BSS mewakili unit fungsi dari peralatan yang diperlukan untuk mendukung suatu sel. Unit ini terdiri dari tiga entitas fungsional : BSC (Base Station Controller)<br /><br />sebagai unit control, BTS (Base Transceiver Station) sebagai unit transmisi, dan TCE (Transcoding Equipment) sebagai unit pengadaptasian metode pengkodean suara yang berbeda antara dua elemen yang berbeda.<br /><br /><br />a. BSC (Base Station Controller)<br /><br />Dalam terminologi GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua BTS yang dikontrolnya. BSC berfungsi untuk memonitor dan mengontrol sejumlah BTS. Jadi semua pengaturan kanal pada air interface (pengalokasian/pelepasan kanal) dan mekanisme handover dilakukan secara remote oleh BSC dan MSC. Handover dilakukan secara remote oleh BSC jika handover tersebut terjadi dalam satu BSC (intracell and intra BSC handover), sedangkan handover di remote oleh MSC jika handover tersebut terjadi pada BSC yang berbeda (intra MSC<br /><br />and inter MSC handover). <br /><br />b. BTS (Base Transceiver Station)<br /><br />Base Transceiver Station terdiri dari perlengkapan radio yang diperlukan untuk mendukung sebuah sel. Tugas dari BTS adalah menjaga dan memonitor hubungan dengan MS. Lebih khusus lagi, menghubungkan dengan transmisi penerimaan radio, semua fungsi pemrosesan sinyal spesifik dengan air interface dan beberapa fungsi tambahan. BTS juga sering disebut sebagai kepanjangan tangan BSC dan merupakan bagian dengan perangkat keras tesebut.<br /><br /><br />c. TCE (Transcoding Equipment)<br /><br />Dengan adanya TCE maka frekuensi radio dapat digunakan secara lebih efektif. Tugas dari TCE antara lain adaptasi bit rate antara BSC dan MSC . Hubungan informasi kontrol (SS7) dan adaptasi rate untuk transmisi data melalui telepon mobile. Beberapa literature menyebutnya sebagai TRAU (Transcoder Rate Adaptation Unit) dan dalam arsitektur kanonik GSM diklasifikasikan sebagai bagian dari BSS. Bit rate yang dapat diproses di MSC adalah 64 Kbps, sedangkan bit rate pada BSC adalah 16 Kbps. Untuk itu diperlukan transcoder antara BSC dengan MSC agar komunikasi dapat berjalan.<br /><br /><br />d. MS (Mobile Station)<br /><br />Pada umumnya terdapat tiga jenis MS untuk sistem komunikasi bergerak. Pertama adalah pesawat yang terhubung dengan kendaraan (vehicle mounterd). Kedua pesawat portable dan yang terakhir pesawat genggam (handheld). Secara arsitektur MS terdiri dari bagian yang menangani radio, bagian pemrosesan data dan antarmuka dengan pengguna atau ke terminal yang lain.<br /><br /><br />NSS (Network Subsystem)<br /><br /><br />NSS terdiri dari fungsi yang diperlukan untuk menangani perintahperintah penyediaan hubungan, proses, dan pelepasannya kembali (Fungsi switching/ penyambungan) serta mekanisme pemrosesan basis data yang mendukungnya. Fungsi ini antara lain : fungsi khusus yang berhubungan dengan mobilitas pelanggan (misalnya paging – memanggil MS selama datangnya panggilan/call setup), pengalokasian kanal radio yang dilakukan oleh BSC ke masing-masing MS selama panggilan berlangsung,menentukan location area MS, menentukan MSRN, pengaturan pensinyalan dengan entitas yang lain (misalnya BSS), handover (interaksi MSC atau intra MSC), validasi dan security, serta pengaturan komunikasi antar pelanggan GSM dengan pelanggan jaringan telekomunikasi yang lain.<br /><br /><br />a. MSC (Mobile Service Switching Centre)<br /><br />MSC pada intinya adalah suatu peralatan switching, ekivalen dengan sentral digital (ISDN) ditambah dengan pengaturan mobilitas pelanggan. Fungsi utamanya adalah untuk kordinasi panggilan dating dari/ke pelanggan GSM termasuk fungsi call routing dan call control. Lebih spesifik fungsi ini bertanggung jawab atas pengalokasian dan pelepasan kanal radio melalui BSC beserta mekanisme location updating, handover dari satu sel ke sel yang lainnya, serta interkoneksi dengan jaringan lain (ISDN/PSTN).<br /><br /><br />b. HLR (Home Location Register)<br /><br />HLR adalah tempat penyimpanan dan administrasi pelanggan yang diperlukan untuk menyediakan service (ekivalen dengan sentral lokal pada jaringan tetap ). Fungsi dasarnya adalah untuk menyediakan referensi lokasi MS pada wilayah GSM. Ketika pelanggan harus dicari (call setup), HLR akan diinterogasi unuk memberikan informasi yang relevan.<br /><br /><br />c. EIR (Equipment Identity Register)<br /><br /><br />Setiap pesawat GSM mempunyai nomor identitas yang dilakukan secara perangkat keras (IMEI). Dalam mengakses jaringan, pesawat akan mengirim pesan permintaan akses disertai dengan nomor pesawat yang bersangkutan. Jaringan akan memberikan nomor ini bila nomor pesawat tersebut tidak terdaftar dalam EIR, maka akses ke jaringan akan dapat dilakukan.<br /><br /><br />d. AUC (Authentication Center)<br /><br />Authentication Center memproteksi sistem GSM terhadap penggunaan ilegal (oleh bukan pelanggan). AuC juga memproteksi sistem terhadap penyalahgunaan data pelanggan GSM. AuC terdiri dari suatu bank data unit kontrol dan monitor (untuk pemeriksaan hak akses lain) dan perangkat keras khusus untuk menjalankan algoritma enkripsi.<br /><br /><br />OMS (Operation and Maintenance SubSystem)<br /><br /><br />Bagian ini bertangung jawab terhadap operation and maintenance system GSM. OOS adalah unit fungsi yang bertanggung jawab untuk memonitor dan mengontrol sistem (totalitas semua elemen jaringan) dan mengkombinasikan semua fungsi yang diperlukan untuk menjaga konsistensi fungsional sistem secara global. Yang termasuk fungsi ini adalah :<br /><br /><br />1. Fungsi yang berhubungan dengan administrasi pelanggan :<br /><br />_ Administrasi pelanggan dan hubungan.<br /><br />_ Registrasi pembayaran.<br /><br />_ Registrasi data untuk kepentingan statistik.<br /><br /><br />2. Fungsi yang berhubungan dengan security :<br /><br />_ Memeriksa identitas pelanggan dalam AuC.<br /><br />_ Melakukan pengkodean data.<br /><br />_ Memeriksa identitas pesawat dalam EIR.<br /><br /><br />3. Fungsi Operasi<br /><br />Berupa semua aktivitas teknis dan administritif yang diperlukan karena kondisi eksternal yang dimodifikasi misalnya pengenalan layanan-layanan baru sebagai reaksi kebutuhan baru.<br /><br /><br />4. Fungsi pemeliharaan<br /><br />Berupa semua aktifitas teknis atau administratif yang diperlukan untuk menjalankan fungsi sistem atau mengembalikan dan memperbaikinya secepat mungkin setelah terjadi kegagalan.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-74861610930664528692010-01-11T22:23:00.000-08:002010-01-11T22:29:06.668-08:00WATERMAKINGIstilah watermarking ini muncul dari salah satu cabang ilmu yang disebut steganography. Steganography adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana enyembunyikan suatu informasi rahasia di dalam suatu informasi lainnya. Steganography mempunyai sejarah yang hampir sama dengan criptography, keduanya banyak digunakan terutama pada zaman perang. Perbedaan steganography dengan criptography terletak pada bagaimana proses penyembunyian data dan hasil akhir dari proses tersebut. Criptography melakukan proses pengacakan data aslinya sehingga menghasilkan data yang terenkripsi yang benar-benar acak dan berbeda dengan aslinya, sedangkan steganography menyembunyikan data lain yang akan ditumpanginya tersebut sehingga data yang ditumpanginya sebelum dan setelah proses penyembunyian hampir sama. <br /><br /> <br /><br />Watermarking atau tanda air dapat diartikan sebagai suatu teknik penyembunyian dataatau informasi rahasia kedalam suatu data lainnya untuk ditumpangi (kadang disebut host data ), tetapi orang lain tidak menyadari adanya kehadiran data tambahan pada host-nya. Jadi seolah-olah tidak ada perbedaan antara data host sebelum dan sesudah proses watermarking. Disamping itu data yang ter-watermark harus tahan (robust) terhadap serangan-serangan baik secara sengaja ataupun tidak di sengaja untuk menghilangkan data watermark di dalamnya. Watermark juga harus tahan terhadap berbagai jenis pengolahan/proses bisa berupa text, image, audio, maupun video. Watermarking dapat diterapkan dalam berbagai domain, baik itu dalam domain spasial maupun dalam domain frekuensi.Penerapan watermarking dapat dilakukan secara langsung pada domain jenis data digital tersebut atau terlebih dahulu dilakukan transformasi ke dalam domain yang lain.Berbagai transformasi yang dikenal dalam pemrosesan sinyal digital seperti:FFT (Fast Fourier Transform), DCT (Discrete Cosine Transform), Wavele Transform, dan sebagainya.<br /><br /> <br /><br /> Video Watermarking<br /><br /> <br /><br />Video pada dasarnya merupakan susunan dari beberapa frame, dan tiap frame ini dipandang sebagai sebuah citra diam. Oleh karena itu sebagian besar metode pada image watermarking dapat digunakan pada video watermarking. Penyisipan watermark pada watermark video dapat dilakukan pada bagian frame motion dan atau motionless. Dalam penggunaannya, watermarking terdiri dari dua tipe yaitu identik watermark dan independen watermark. Agar dapat terhindar dari penghilangan watermark oleh pihak-pihak yang tidak berhak maka peyisipan watermark dilakukan dengan menggunakan identik watermark pada bagian frame motionless. Teknik watermarking sendiri dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu watermarking dalam domain spatial dan dalam domain frekuensi. Teknik watermarking dalam domain frekuensi lebih handal terhadap kompresi dan transformasi geometris dibandingkan teknik watermarking dalam domain spatial. Keuntungan dari video watermarking adalah banyaknya data yang dapat disembunyikan di dalamnya, serta fakta bahwa video merupakan streams dari image-image menyebabkan adanya distorsi pada salah satu frame image tidak akan dilihat dengan mudah dengan mata manusia. Akan tetapi semakin banyak data pesan yang disembunyikan, bukan hal yang mustahil jika perubahan pada video menjadi semakin mudah terlihat.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-82310952872759262772010-01-11T22:18:00.004-08:002010-01-11T22:29:31.599-08:00Konsep Pengkodean VideoSecara sederhana, video dapat diilustrasikan sebagai setumpuk gambar dengan ukuran frame yang sama dimana gambar-gambar tersebut ditampilkan secara berurutan dengan frekuensi pemunculan tertentu. Sehingga video memiliki tiga dimensi yaitu dua dimensi spatial (horizontal dan vertikal) dan satu dimensi waktu. Di dalam video sendiri terdapat dua hal yang dapat dikompresi yaitu frame (still image). Terdapat dua hal penting yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kompresi video yaitu redundancy spatial (warna dalam still image) dan redundancy temporal (perubahan antar frame). Penghilangan redundancy spatial (spatial / intraframe compression) dilakukan dengan mengambil keuntungan dari fakta bahwa mata manusia tidak terlalu dapat membedakan warna dibandingkan dengan brightness, sehingga image dalam video bisa dikompresi (teknik ini sama dengan teknik kompresi lossy color reduction pada image). Penghilangan redundancy temporal (temporal / interframe compression) dilakukan dengan mengirimkan dan mengenkode frame yang berubah saja sedangkan data yang sama masih disimpan. <br /><br /><br />Standar Pengkodean H.264/AVC<br /><br /> <br /><br /><br />H.264 (MPEG-4 Part 10) atau lebih dikenal dengan Advance Video Coding (AVC) merupakan sebuah codec video digital yang memiliki keunggulan dalam rasio kompresi (tingkat kompresi yang tinggi) dengan memanfaatkan metoda blok transformasi adaptif yang efektif. H.264 dikembangkan oleh ITU-T Video Coding Expert Group (VCEG) bersama-sama dengan ISO/IEC Moving Picture Expert Group (MPEG) yang dinamakan Joint Video Team (JVC) pada tahun 2003. Tujuan pengembangan H.264/AVC adalah untuk membuat suatu standar video digital yang dapat menghasilkan kualitas video yang baik pada bitrate yang lebih kecil dibandingkan dengan standar video digital sebelumnya (MPEG-2, H.263, maupun MPEG-4 Part 2) tanpa harus melakukan perubahan yang kompleks dan dapat diimplementasikan dengan biaya yang murah. Tujuan lain dari pengembangan H.264 adalah dapat digunakan dalam berbagai macam aplikasi seperti video broadcast, DVB strorage, RTP/IP packet networks, dan ITU-T multimedia telephony systems. Standar pengkodean H.264/AVC disusun atas dua lapis konsep (gambar 2.3) yaitu video coding layer (VCL), yang bertujuan untuk efisiensi konten video, dan network abstraction layer (NAL), yang memformat keluaran video dari VCL dan memberi informasi header dengan tepat untuk diteruskan ke transport layer atau media penyimpanan. Pictures). Picture (frame) yang merupakan bagian dari GOP adalah primary coding unit dari video sequence. Merepresentasikan nilai luminance (Y) dan 2 chrominance (Cb dan Cr). Dalam pengkodean H.264/AVC menggunakan format 4:2:0, yaitu komponen chrominance memiliki porsi setengah dari komponen luminance. Sedangkan macroblock dikenal sebagai basic coding unit pada algoritma MPEG.16x16 pixel segment dalam sebuah frame. Macroblock mencakup area segi empat dengan ukuran 16x16 pixel untuk komponen luminance(Y) dan 8x8 pixel setiap 2 komponen chrominance (Cb dan Cr). Block adalah coding unit terkecil pada algoritma MPEG. 8x8 pixel atau 4x4 pixel dapat berupa salah satu dari luminance(Y), red chrominance(Cr),atau blue chrominance(Cb). Sejumlah makroblok, disebut sebagai slice, diproses untuk dikodekan. Slice dibedakan menjadi lima tipe I-,P-,B-,SI-dan SP-slice. Urutannya dari kiri-kanan, atas bawah.<br /><br />Penting untuk error handling. Bila terjadi error maka di-skip ke slice berikutnya.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />H.264/AVC CODEC<br /><br /><br />Seperti pada standar pengkodean sebelumnya (seperti H.263 dan MPEG-1,2), H.264/AVC merupakan standar pengkodean yang berbasiskan pada hybrid video coding. Gambar di bawah ini menunjukkan blok diagram encoder dan decoder H.264/AVC.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br />Citra masukan dibagi menjadi makroblok (macroblocks). Setiap makroblok terdiri dari tiga komponen Y, Cr dan Cb. Komponen Y disebut sebagai luminance yang merepresentasikan tingkat kecerahan (brightness). Sedangkan Cb dan Cr disebut sebagai chrominance yang merupakan representasi intensitas warna dari keabuan hingga merah dan biru. Suatu makroblok terdiri dari satu blok 16x16 piksel komponen luminance dan dua blok 8x8 piksel komponen chrominance. Sejumlah makroblok, disebut sebagai slice, diproses untuk dikodekan. Slice dibedakan menjadi lima tipe I-,P-,B-,SI-dan SP-slice. Pada I-slice, semua makroblok dikodekan dengan mode intra. P-slice, semua makroblok diprediksikan menggunakan motion compensated prediction dengan satu frame referensi, untuk B-slice menggunakan dua frame referensi. SI-dan SP-slice merupakan slice khusus yang tidak ada pada standar pengkodean sebelumnya. SP-slice dikodekan sedemikian hingga efisien untuk pertukaran antara aliran video yang berbeda. Sedangkan SI-slice dikodekan untuk perbaikan kesalahan ketika menggunakan intra prediction. Pada proses decoding H.264/AVC , entropy decoder mendekodekan koefisien kuantisasi dan data gerakan yang digunakan untuk motion compensated prediction. Seperti pada proses encoding, sinyal prediksi dihasilkan dari intraframe atau motion compensated prediction, yang ditambahkan dengan invers koefisien transformasi. Setelah deblocking filter, makroblok telah selesai didekodekan dan disimpan di memori untuk prediksi berikutnya.<br /><br /><br />Deblocking filter<br /><br />Deblocking filter merupakan elemen baru dalam standar kompresi video MPEG. Dalamvstandar MPEG sebelum MPEG4/H.264 (MPEG1, MPEG2, MPEG4/H.261, MPEG4/H.263), elemen ini tidak dijumpai. Fungsi utama dari deblocking filter adalah untuk mengurangi distorsi blocking pada setiap decoded macroblock. Pada encoder, deblocking filter diaplikasikan setelah inverse transform dan sebelum proses rekonstruksi dan penyimpanan macroblock untuk prediksi berikutnya. Sementara, pada decoder, aplikasi deblocking filter dilakukan setelah inverse transform dan sebelum proses rekonstruksi dan penampilan macroblock Deblocking filter digunakan untuk memperbaiki kualitas gambar yang pada intinya adalah menghaluskan (mengurangi) efek blocking yang biasa terjadi pada video digital. Deblocking filter diaplikasikan dalam setiap 4x4 block maupun 16x16 macroblock sehingga menghasilkan kualitas video yang lebih baik. Filter ini memiliki dua keuntungan yaitu :<br /><br /><br />a. Sisi-sisi dari block dan macroblock lebih halus sehingga meningkatkan kualitas dari<br /><br />gambar yang didecode.<br /><br /><br />b. Macroblock yang difilter digunakan untuk prediksi motion-compensated dari frame berikutnya (pada encoder), yang menghasilkan “residu” yang lebih sedikit pada saat proses prediksi<br /><br /><br />Profiles and Levels<br /><br /><br />Profile didefinisikan sebagai suatu set perangkat atau algoritma pengkodean yang digunakan untuk menghasilkan bitstream yang sesuai, sedangkan level bertujuan untuk membatasi nilai dari parameter-parameter algoritma yang digunakan. H.264/AVC mendefinisikan tiga macam profile: baseline profile (untuk video conference dan aplikasi wireless), main profile (digunakan untuk layanan broadcast) dan extended profile (digunakan dalam aplikasi streaming).<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Setiap level memiliki batas atas nilai dari ukuran gambar (dalam makroblock), rata-rata waktu proses decode (dalam makroblock perdetik), ukuran multipicture buffer, bitrate video, dan ukuran buffer video.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-25719686338915960012010-01-11T22:18:00.003-08:002010-01-11T22:29:18.229-08:00Algoritma KohonenPrinsip kerja dari algoritma Kohonen adalah pengurangan node-node tetangganya (neighbour), sehingga pada akhirnya hanya ada satu keluaran node yang terpilih (winner node). Langkah pertama adalah melakukan inisialisasi bobot untuk tiap-tiap node dengan nilai random. Setelah diberikan bobot random, jaringan diberi masukan sejumlah dimensi masukan node/neuron. Setelah masukan diterima jaringan, jaringan mulai melakukan perhitungan jarak vector yang didapatkan dengan menjumlahkan selisih atau jarak antar vektor dengan vektor bobot. Secara matematis, dituliskan sebagai berikut :<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br />Setelah diketahui tiap-tiap jarak antara keluaran node dengan masukannya, dilakukan perhitungan jumlah jarak selisih minimum. Node yang terpilih (winner) dan berjarak minimum diberi tanda khusus, yaitu diberikan angka satu dan node yang lain nol. Tahap akhir algoritma ini adalah melakukan perubahan bobot pada keluaran node yang terpilih beserta tetangga sekitarnya (misal node terpilih adalah node ke-20 dan jumlah neighbourhood=5, maka bobot pada node ke-15 sampai ke-25 akan diubah), yang dirumuskan sebagai berikut :<br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />dimana :<br /><br /> <br /><br />0 < α(t) < 1<br /><br />x = masukan<br /><br />w = bobot <br /><br />Ne = nilai neighborhood <br /><br />t = waktu<br /><br />i = indeks masukan node <br /><br />j = indeks keluaran node<br /><br /> <br /><br />α(t) merupakan alpha/learning rate yaitu faktor pengali pada perubahan bobot yang berubah terhadap perubahan error. Perubahan alpha ini sesuai dengan banyaknya masukan yang masuk. Faktor pengali alpha/learning rate ini akan selalu berkurang bila tidak ada perubahan error.<br /><br /><br /><br />Pada metode ini, hasil pengenalan pola ada pada bobot-bobot yang terdapat pada node winner output. Dibandingkan dengan bobot-bobot yang lain, bobot pada winner output ini paling mendekati dengan pola yang dilatihkan pada jaringan. Proses pelatihan bobot pada winner output beserta dengan tetangganya selalu diupdate, dan dilakukan iterasi terus menerus sampai mencapai error yang diinginkan. Jika belum mencapai eror tertentu, maka proses kembali pada penginputan pola/citra untuk dilatih kembali. Dalam perubahan bobot ini, hal yang paling menentukan adalah alpha/learning rate α(t). Faktor pengali ini menentukan kecepatan belajar jaringan dan diset dengan nilai antara nol sampai satu. <br /><br /><br /><br />Faktor pengali yang cukup besar akan didapatkan hasil belajar yang cepat, tetapi dengan pemetaan yang kasar. Sedangkan, faktor pengali yang kecil akan didapatkan pemetaan yang bagus dengan waktu belajar yang lebih lama. Bobot yang didapatkan bukan hanya didasarkan pada besarnya vektor, tetapi arah vektor itu sendiri. Inisialisasi bobot dilakukan dengan cara memberikan bobot random antara -1 sampai 1. Jika hal ini dilakukan, maka vektor bobot akan benar-benar menyebar secara random. Konsekuesi dari penyebaran yang random memungkinkan jaringan tidak dapat belajar secara konvergen dan akhirnya jaringan akan memiliki orientasi yang sangat berbeda dengan orientasi awal. Karena kesalahan orientasi ini akan dapat menyebabkan jaringan tidak terlatih dan pada akhirnya menghasilkan sedikit node yang dapat membedakan input. Salah satu metode untuk mencegah terjadinya non-konvergen adalah menginisialisasi bobot awal dengan pola-pola yang sangat mirip dengan pola-pola yang akan dilatihkan (input pattern). <br /><br /><br /><br />Dengan cara ini, jaringan akan dapat belajar secara perlahan mengikuti perubahan input yang ada, yang pada akhirnya didapatkan bentuk pemetaan yang sesuai dengan yang diperlukan oleh jaringan untuk pengenalan pola. Pada algoritma Kohonen, didapatkan keluaran node yang saling berhubungan antara satu node dengan node yang lain, dari hubungan ini maka node yang satu akan mempengaruhi node-node yang lain. Sebelum diberikan masukan, daerah keputusan memiliki area yang sangat lebar. Setelah melewati tahapan pelatihan, luas area dari vektor keputusan akan semakin kecil.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-8447673784141245412010-01-11T22:18:00.001-08:002010-01-11T22:29:12.274-08:00Elektrokardiogram (EKG)Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. <br /><br /><br />Sensor EKG<br /><br /><br />Fungsi dasar dari elektroda adalah mendeteksi sinyal kelistrikan jantung. Fungsi dari transducer adalah untuk mengkonversi informasi biologis menjadi sinyal elektrik yang dapat diukur. Transducer ini dipakai dengan menggunakan interface jelly electrode-electrolyte. Dengan menggunakan elektroda Ag/AgCl mengurangi noise dengan frekuensi rendah pada sinyal EKG yang terjadi karena pergerakan. Gambar di bawah memperlihatkan beberapa contoh sensor EKG sedangkan gambar kedua memperlihatkan salah satu teknik monitoring EKG dalam penempatan elektroda.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Teknik monitoring EKG<br /><br /><br />Saat ini 4 macam teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :<br /><br /><br />1. Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven) atau standard limb leads<br /><br />Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni <br /><br /><br />a. Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 0º<br /><br /><br />b. Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 60º<br /><br /><br />c. Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 120º<br /><br /><br />2. Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :<br /><br /><br />a. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -30º<br /><br /><br />b. aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -150º<br /><br /><br />c. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi +90º monitoring EKG prekordial/ dada atau standard chest leads monitoring EKG<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Karakteristik dan parameter- parameter dalam Elektrokardiogram<br /><br /><br />Sinyal EKG terdiri dari gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T (diperlihatkan pada gambar di bawah ini digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung atau aritmia (arrythmia). Urutan terjadinya sinyal EKG yang dapat menimbulkan gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T adalah sebagai berikut :<br /><br /><br />1. Setiap siklus kontraksi dan relaksasi jantung dimulai dengan depolarisasi spontan pada nodus. Peristiwa ini tidak tampak pada rekaman EKG<br /><br /><br />2. Gelombang P merekam peristiwa depolarisasi dan kontraksi atrium (atria contract). Bagian pertama gelombang P menggambarkan aktivitas atrium kanan; bagian kedua mencerminkan aktivitas atrium kiri<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />Setelah mendapatkan sinyal EKG, denyut jantung (HR- heart rate) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini :<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Dengan Interval_RR = Jarak antara gelombang R dengan gelombang R lainnya yang berdekatan terukur dalam satuan waktu (sekon) HR = Besar denyut jantung yang dalam satuan beat per minute (BPM)Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-17326862524485982322010-01-11T22:18:00.000-08:002010-01-11T22:29:23.600-08:00Jaringan Fungsi Basis RadialJaringan Fungsi Basis Radial merupakan salah satu model feed forward neural network. Jaringan Fungsi Basis Radial dikenalkan oleh Broomhead dan Lowe, dengan penerapan utamanya pada fungsi perkiraan dan prediksi data time series, seperti penggunaan dalam klasifikasi dan klustering.<br /><br /><br />Struktur Dasar Jaringan Fungsi Basis Radial<br /><br /><br />Jaringan Fungsi Basis Radial disusun oleh 3 layer, yaitu input, hidden layer, dan output layer. Strukur dasar Jaringan Fungsi Basis Radial dapat dilihat pada gambar dibawah ini. <br /><br /><br /><br /><br />pada artikel ini input layer menerima masukan dari keluaran PCA yang berjumlah 180 neuron yang dilambangkan dengan X. 180 neuron tersebut diteruskan ke layer berikutnya yaitu hidden layer yang dilambangkan dengan . Terdapat 30 node pada hidden layer dimana jumlah node tersebut menyatakan jumlah kelas yang diinginkan saat pengklasifikasian data latih. Jaringan Fungsi Basis Radial tidak memproses data masukan pada layer input, tetapi inputan tersebut diteruskan sebagai masukan fungsi Basis Radial pada hidden layer. Fungsi gaussian merupakan salah satu fungsi Basis Radial yang memberikan hasil terbaik dalam pengenalan pola,<br /><br /><br /><br /><br />µi = fungsi gaussian neuron ke-i <br /><br />x(t) = inputan <br /><br />ci = center vektor neuron ke-i <br /><br />r = radius <br /><br />Terdapat beberapa pendekatan dalam mendapatkan nilai center dari tiap cluster, yaitu : <br /><br /><br /><br />· Semua data masukan : salah satu cara yang mudah dalam memilih nilai center pada fungsi basis radial adalah dengan estimasi menggunakan data itu sendiri. <br /><br /><br /> Data Latih Random : yakni dengan cara memilih data latih secara acak dan menetapkannya sebagai nilai center. <br /><br /><br /><br /> Menggunakan K-means Clustering. <br /><br /><br />Pada artikel ini digunakan pendekatan pertama untuk memilih nilai center dengan radius = 1 <br /><br />Untuk mendapatkn bobot dari fungsi basis radial ini digunakan metode least square, dengan persamaan sebagai berikut : <br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Pada persamaan ini y adalah nilai keluaran dari jaringan fungsi basis radial. W adalah bobot, awalnya bernilai sama dengan keluaran yang diinginkan. Kemudian didapat nilai error dengan mengurangkan nilai keluaran yang diinginkan dengan nilai keluaran aktual. Untuk mendapatkan error yang minimal, maka dilakukan pendekatan dengan persamaan berikut :<br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />d = keluaran yang diinginkanKelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-2817087424991714802010-01-11T22:16:00.000-08:002010-01-11T22:30:48.950-08:00Konversi dari teks ke ucapan (text to speech)Konversi dari teks ke ucapan terdiri dari dua hal, yaitu :<br /><br /> 1. mengubah dari teks ke fonem (text to fonem)<br /><br />2. mengubah dari fonem ke ucapan (fonem to speech) <br /><br /> <br /><br />Teks ke fonem<br /><br /> <br /><br />Proses yang terjadi pada teks ke fonem adalah mengubah kalimat(teks) yang dimasukan dalam suatu bahasa tertentu yang berbentuk teks menjadi kode-kode bunyi yang biasanya diartikan menjadi kode fonem. Sedangkan kode fonem sendiri terdiri dari kode sampa, nilai duras dan nilai pitch (frekuensi dasar). Pada prinsipnya proses ini melakukan konversi dari symbo lsimbol tekstual menjadi symbol-simbol fonentik yang mempresentasikan unit bunyi terkecil dalam bahasa, sedangkan setiap bahsa memiliki atuaran cara pembacaannya. Hal ini yang menyebabkan implementasi unit converter teks ke fonem menjadi sangat spesifik terhadap suatu bahasa. Karena setiap bahasa memiliki jumlah fonem yang berbeda sehingga mempunyai kode sampa yang berbeda pula. Maka, dibutuhkan diphone database yang berbeda untuk tiap bahasa.<br /><br /> <br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /> <br /><br />cotoh : kata ‘yo’ dikodekan dengan kode fonem dengan kode sebagai berikut :<br /><br /> <br /><br />‘y’ dikodekan ‘j 25 100 50 100’<br /><br />‘o’ dikodekan ‘Q 25 100 50 100’<br /><br /> <br /><br />Pada contoh diatas memiliki arti bahwa pada huruf ‘y’ dan ‘o’ pada durasi 25 ms, pitchnya senilai 100 hz.Jika kode tersebut kita masukan ke dalam engine MBROLA maka suara yang akan dihasilkan masih berupa suara yang datar tanpa intonasi karena memiliki durasi dan pitch yang sama.<br /><br /><br /><br /> <br /><br />Fonem ke ucapan<br /><br /> <br /><br />MBROLA adalah Speech syntheizer yang menggunakan teknik penggabungan segmen bunyi berdasarkan pangkalan diphone (diphone concatenation), merupakan salah satu converter yang dibuat oleh TCTS Lab (TTS Research Team, Belgia), yang dapat beroprasi pada system operasi windows maupun yang lain, dan dapat menggunakan bahasa pemograman delphi, java, visual basic dan bahasa pemograman yang lain. Software ini digunakan untuk mengubah kode kode fonem menjadi suara/ ucapan.<br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br />Engine MBROLA hanya dapat membaca kode-kode fonem dalam file berextension ‘.pho’. Diphone database harus kita masukan untuk mendefinisikan jenis suara berprosodi seperti apa yang akan dikeluarkan. Diphone adalah gabungan dari dua buah fonem, dan menggunakan teknik diphone concatenation yang bekerja dengan menggabungkan segmen-segmen bunyi yang telah direkam sebelumnya.dan setipa segmen merupakan gabungan dari dua buah fonem (diphone). Teknik ini digunakan agar dapat menghasilkan tingkat kenaturalan yang tinggi. Prosodi dataset, seperti yang kita ketahui bahwa posodi adalah intonasi, dalam hal ini adalah intonasi suara yang dikeluarkan synthesizer MBROLA sesuai dengan pitch dan durasi yang tercantum pada kode fonemnya. Sedangakan model prosodi dataset adalah suatu model perbaikan ucapan yang dilakukan pada sistem texs to speech dengan penambahan kosakata serta memasukkan parameter dari durasi dan pitch yang diubah-ubah berdasarkan langkah-langkah percobaan, sehingga menghasilkan sistem text to spech yang memiliki intonasi pada kata yang diucapkan.<br /><br /> <br /><br />Pada bagian teks ke fonem, teks dijabarkan dalam bentuk kode fonem yang kemudian kode-kode fonem itu akan dikonversikan menjadi kode sampa yang akan dimengerti oleh synthesizar MBROLA. Dalam synthesizer MBROLA yang akan terjadi adalah, kode-kode sampa yang telah berisikan pitch dan durasi akan disuarakan, pastinya sesuai dengan bahasa yang dimengerti synthesizer MBROLA. Oleh sebab itu dalam pembutan sistem text to speech ini, sistem harus mengkonversi teks menjadi bahasa yang dikenali oleh MBROLA, sehingga dapat dibaca.lihat contoh berikut:<br /><br /> <br /><br />Pengucapan ‘ratri sedang kerja’Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-63418607077587664232010-01-11T21:58:00.000-08:002010-01-11T22:10:40.290-08:00Aplikasi Security Surveillance System Menggunakan Webcam dan HP dengan Fasilitas General Packet Radio Services dan MMSAndreas Handojo1, Resmana Lim2, Sugianto1<br />1 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra<br />2 Fakultas Teknologi Industri , Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra<br />Abstrak<br />Handphone telah berubah dari alat telekomunikasi biasa menjadi alat serbaguna yang mempunyai berbagai fasilitas. Selain untuk berkomunikasi handphone juga dapat digunakan sebagai koneksi internet (lewat fasilitas GPRS) dan pengiriman gambar (lewat fasilitas MMS). Pada pembuatan penelitian ini akan dikembangkan security surveillance system yang memungkinkan user untuk memantau keadaan ruangan dari jarak jauh. Security surveillance system akan menggunakan webcam yang akan mengirimkan MMS kepada user secara otomatis jika terdeteksi adanya suatu gerakan. Security surveillance system dibuat dengan menggunakan program Visual Basic dan Java. Berdasarkan hasil pengujian sistem, maka dapat disimpulkan bahwa security surveillance system yang dibuat telah mampu bekerja dengan baik. Tetapi penggunaan GPRS dan MMS belum cocok untuk diimplementasikan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena buruknya jaringan infrastruktur layanan GPRS dan MMS di Indonesia<br />Kata kunci: motion detection, security surveillance system, MMS, GP<br />Pendahuluan<br />Pada era globalisasi ini teknologi telekomunikasi dan informasi telah berkembang sangat pesat terutama<br />peralatan telekomunikasi mobile yaitu handphone Dimana handphone telah berubah dari alat telekomunikasi biasa menjadi alat serba guna yang mempunyai berbagai fasilitas seperti hubungan<br />internet, pengiriman gambar, bermain game, memutar lagu, dsb. Teknologi handphone telah mendukung layanan Multimedia Messaging Service (MMS) dan General Packet Radio Service (GPRS). Dengan fasilitas MMS maka pemilik handphone tersebut dapat menerima informasi dengan lebih lengkap karena MMS dapat mengirim data berupa gambar, suara dan teks sekaligus. Pada penelitian ini dibuat suatu aplikasi pemantauan ruangan melalui webcam yang terhubung ke komputer dengan infrared, bila terdapat gerakan dalam ruangan yang tertangkap oleh webcam maka webcam akan mengambil gambar tersebut dan mengirimkan via MMS ke handphone user. Seperti dapat dilihat pada gambar 1. Pada penelitian ini akan digunakan platform yaitu pemrograman dengan Visual basic 6.0 dan Jbuilder Personal 9. Tools yang digunakan adalah VideoOCX[5], Nokia MMS library [3] dan JWAP protocol stack [1][2][4]. Tipe gambar yang disimpan dan dikirimkan memiliki format JPG (*.JPG). Fasilitasfasilitas yang terdapat pada security surveillance<br />system ini adalah :<br /> Motion detection, digunakan untuk mendeteksi adanya gerakan yang terjadi kemudian melakukan<br />capture gambar. Gambar yang di-captu<br />file yang disimpan sesuai dengan tanggal dan<br />waktu gambar tersebut di-capture.<br />• Menu history yang untuk mengetahui status pesan<br />yang dikirimkan.<br />• Pengiriman gambar dari PC ke handphone atau email<br />address secara otomatis.<br /><br />Desain Sistem<br />Secara garis besar security surveillance system terdiri dari modul program motion detection dan modul program pengiriman MMSdigambarkan sebagai berikut :<br />• Webcam yang akan merekam gambar dan mengirimkannya<br />ke PC.<br /><br />• PC akan memproses gambar-gambar tersebut<br />untuk menentukan terjadinya gerakan kemudian<br />mentransfer data berupa gambar tersebut ke<br />sebuah handphone.<br />• Dari handphone tersebut maka penerima akan<br />menerima gambar tersebut melalui Multimedia<br />Messaging Service (MMS) yang difasilitasi oleh<br />teknologi General Packet Radio Services (GPRS).<br />Adapun spesifikasi hardware dan software yang<br />digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :<br />Handphone :<br /> Nokia 3660 (untuk mengirimkan MMS)<br /> Samsung SGHX 100 (untuk menerima MMS)<br />Webcam Philips PCVC730K ToUcam Fun :<br /> Sensor : CMOS<br /> Pixels : 640 (H) x 480 (V)<br /> Still image resolution : 800 (H) x 600 (V)<br /> Illumination : < 5 lux<br />Integrated lens : F2.0<br /> Frames/second (fps) : up to 30<br />Notebook:<br /> Intel Centrino 1,4 GHz dengan memory 256MB<br /> Integrated infrared device<br /> Borland Jbuilder9 Personal Edition<br /> Visual Basic 6<br /> VideoOCX<br /> JWAP Protocol stack<br /> Nokia MMS Java Library<br />Motion Detection<br />Program motion detection dibuat dengan bantuan VideoOCX[5] seperti terlihat pada gambar 2.<br />Program motion detection ini akan mendeteksi adanya gerakan dengan cara sebagai berikut:<br /><br /> Pertama-tama video image akan menampilkan<br />gambar/image yang ditangkap oleh webcam<br />(berupa color image).<br /> Video image (berupa color image) yang ditangkap<br />ini kemudian diubah menjadi gray image.<br />Dengan tujuan untuk memudahkan pemrosesan<br />image.<br /> Bila timbul suatu image baru yang ditangkap oleh<br />webcam maka program akan menghitung perbedaan<br />yang terjadi antara dua image dengan cara<br />melakukan penghitungan nilai rata-rata dari<br />semua nilai grayvalue dalam suatu gambar yang<br />dapat disebut juga sebagai mean.<br /> Nilai mean yang didapat akan dibandingkan<br />dengan nilai threshold yang ditentukan oleh user.<br />Suatu Nilai threshold dipakai sebagai acuan agar<br /><br />webcam mulai meng-capture gambar. Jadi threshold adalah batasan nilai mean dimana webcam mulai meng-capture gambar. Semakin kecil batas nilai threshold maka motion detection akan semakin sensitif.<br /> Jika nilai mean melebihi batas nilai threshold<br />yang ditentukan maka image akan di-capture dan<br />disimpan pada folder yang telah ditentukan.<br />Pengiriman MMS<br />Pengiriman MMS dibuat dengan bantuan Nokia MMS java library [3] dan JWAP protocol stack1][2][4]. Untuk dapat mengirimkan pesan MMS terlebih dahulu dilakukan pembuatan pesan MMS. Pembuatan pesan MMS bertujuan untuk menyiapkan dan mengatur header (berisi nomor handphone [<br />pengirim, nomor handphone penerima dan subyek) dan isi dari pesan MMS yang akan dikirimkan<br />Setelah MMS message selesai dibuat maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengirimkan MMS tersebut. Berikut adalah langkah-langkah pengiriman MMS :<br /><br /> Program Pengiriman MMS akan mengadakan<br />koneksi ke WAP gateway.<br /> Setelah koneksi ke WAP gateway tercapai maka<br />program pengiriman MMS akan mengirimkan<br />MMS sebagai content dari sebuah WSP<br />(Wireless Session Protocol) POST.<br /> Program Pengiriman MMS akan memutuskan<br />koneksi ke WAP gateway.<br /> WAP gateway akan mengirimkan pesan tersebut<br />ke MMSC.<br /> Setelah MMSC menerima pesan maka MMSC<br />akan mengirimkan sinyal kepada pengirim.<br />Handphone pengunjung akan tercantum<br />“message sent”.<br /> MMSC akan menggunakan WAP PUSH untuk<br />mengirimkan pesan ke penerima bahwa ada<br />pesan MMS baru.<br /> Dengan mengasumsikan bahwa handphone<br />penerima sudah di-setting untuk menerima pesan<br />MMS, maka handphone penerima akan mengadakan<br />sebuah koneksi ke WAP gateway.<br /> Penerima mengirimkan sinyal WSP GET kepada<br />WAP gateway untuk men-download pesan<br />MMS.<br /> WAP gateway mendownload pesan MMS dari<br />MMSC.<br /> Pesan MMS dikirim kepada penerima sebagai<br />content dari WSP GET RESPONSE melalui<br />koneksi WAP yang sama.<br /> Setelah pesan MMS selesai di-download maka<br />penerima memutuskan koneksi ke WAP gateway.<br /> MMSC menggunakan WAP PUSH untuk<br />memberitahukan kepada pengirim MMS bahwa<br />pesan tersebut sudah terkirim. Pada handphone pengirim akan tertulis "Message Delivered".<br /><br /><br />Implementasi Sistem Pada tahap awal dilakukan setting pada menu configuration seperti terlihat pada Gambar 3. Difference adalah batas bagian dari gambar yang akan dilakukan surveylance. Threshold adalah batasan nilai mean dimana webcam mulai meng-capture gambar bila nilainya melebihi dari setting. Delay adalah batasan waktu aplikasi akan melakukan pembandingan dan pengambilan gambar setelah pengambilan gambar yang sebelumnya sehingga pengambilan gambar yang sama tidak dilakukan berulang-ulang. Berapa kali adalah proses pengambilan gambar setiap kali nilai threshold tercapai<br />dilakukan berapa kali.<br /><br />Pada pengujian pengiriman MMS, tingkat keberhasilan pengiriman MMS hanya 32% disebabkan<br />karena kualitas layanan MMS dan GPRS yang masih kurang reliable. Hal ini dapat diketahui dengan cara<br />mengirimkan MMS dari handphone ke handphone yang juga sering gagal. Untuk pengujian filesize yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara besarnya pesan MMS yang dikirimkan dengan prosentase keberhasilan pengiriman MMS ke HP penerimaHasil pengujian filesize membuktikan bahwa jika<br />filesize yang dikirim semakin kecil maka prosentase keberhasilan untuk mengirimkan pesan MMS<br />semakin besar. Pengujian motion detection dilakukan untuk mengetahui kemampuan webcam untuk melakukan pengenalan motion detection Pengujian kecepatan gerakan dilakukan dengan menggunakan menciptakan gerakan yang kemudian diukur dengan jarak dan waktu sehingga menghasilkan kecepatan gerakan (meter/detik). Dari hasil pengujian motion detection, semakin cepat suatu gerakan maka akan sulit terdeteksi oleh program motion detection. Jika nilai threshold diturunkan kemungkinan program motion detection untuk mendeteksi adanya gerakan yang cepat semakin besar.<br /><br />Kesimpulan<br />Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini<br />adalah:<br /><br /> Jika ingin menangkap gerakan yang cepat maka threshold yang ada dapat diturunkan sesuai<br />dengan kebutuhan. Dengan threshold 15 security surveillance system sudah dapat mendeteksi adanya gerakan dengan kecepatan 1 meter/detik<br /><br /> Security surveillance system dapat mengirimkan MMS dengan tujuan handphone atau alamat email<br /><br /> Prosentase berhasil tidaknya pengiriman MMS sangat ditentukan oleh besar kecilnya data yang<br />dikirim. Dalam pengujian filesize, besar filesize yang paling cocok untuk pengiriman MMS adalah kurang dari 10 kb.<br /><br /> Dengan tingginya tingkat kegagalan pengujian pengiriman melalui layangan jaringan MMS dan<br />pengujian pengiriman melalui e-mail dimana prosentase keberhasilan hanya 32 persen. Disimpulkan bahwa kualitas jaringan infrastruktur layanan GPRS dan MMS masih kurang memadai terutama layanan antar operator. Security surveillance system via MMS kurang cocok diimplementasikan di Indonesia karena layanan MMS dan GPRS yang masih kurang memadai.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-75343013155998469502010-01-11T21:57:00.000-08:002010-01-11T22:10:46.606-08:00SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR SATU SILINDER EMPAT LANGKAHSISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR<br />SEPEDA MOTOR SATU SILINDER EMPAT LANGKAH<br />Bambang Sugiarto<br />Abstrak<br />Sistem injeksi bahan bakar telah dikembangkan sejak lama. Namun umumnya sistem injeksi bahan bakar tersebut<br />digunakan pada mesin mobil. Penggunaan sistem ini pada mesin sepeda motor dengan silinder tunggal masih belum<br />luas. Dengan penggunaan sistem injeksi bahan bakar, debit bahan bakar dapat dikontrol sesuai dengan parameter mesin<br />seperti putaran mesin, debit udara yang masuk, serta volume bahan bakar untuk setiap siklus, pada semua kondisi<br />mesin. Penelitian sistem injeksi bahan bakar ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi volumetris sistem intake<br />manifold, kebutuhan bahan bakar untuk setiap siklus mesin, dan karakteristik mesin pada setiap kondisi yang diujikan.<br />Penelitian sistem injeksi bahan bakar untuk mesin satu silinder dengan siklus Otto empat langkah, dilakukan pada mesin<br />Honda CB100 dan dilaksanakan di Laboratorium Thermodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI. Dari uji<br />eksperimen dalam penelitian ini menunjukkan karakteristik lama buka injector yang sesuai dengan fungsi putaran<br />mesin, dan tekanan intake pada mesin satu silinder. Sedangkan dari hasil penelitian ini menunjukan nilai efisiensi<br />volumetris yang baik dengan desain intake manifold menggunakan hasil simulasi CFD (Computational Fluid Dynamic).<br />1. Pendahuluan<br />Pada mesin dengan karburator, terjadi head loss pada venturi. Head loss ini berupa penurunan tekanan pada saluran masuk (intake manifold) yang akan berbanding lurus dengan penurunan debit udara yang masuk ke dalam silinder. Sehingga besarnya head loss pada karburator akan mempengaruhi efisiensi volumetrik secara langsung. Sedangkan pada mesin dengan sistem injeksi bahan bakar, dimana bahan bakar diinjeksikan dekat dengan katup hisap, maka intake manifold dapat didesain untuk lebih memaksimalkan aliran udara yang masuk merupakan fungsi dari aliran udara sebagai variabel<br />tanpa adanya kerugian tekanan pada sistem pemasukan Proses pengkabutan bahan bakar di karburator bebas. Pada venturi kecepatan aliran udara akan meningkat dan tekanan udara akan turun, sehingga bahan bakar akan mengalir melalui nozzle akibat adanya beda tekanan antara tekanan di venturi dengan tekanan. bahan bakar yang masuk ke silinder dilakukan bahan bakar di ruang pelampung. Pengontrolan debit dengan prinsip beda tekanan tersebut [1].<br /><br /><br />Pada mesin dengan sistem injeksi bahan bakar, pengontrolan debit bahan bakar dilakukan berdasarkan parameter beban dan kecepatan mesin untuk setiap siklus. Sehingga sistem injeksi bahan bakaremungkinkan pencampuran udara-bahan bakar dapat lebih tepat dan homogen. Disamping itu dengan penginjeksian bahan bakar di dekat katup masuk losses pada aliran bahan bakar akibat berat jenis dan sifat termodinamik bahan bakar dapat diminimalkan [2]. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik mesin satu silinder manifold, debit udara yang masuk, debit bahan bakar empat langkah yang menggunakan sistem injeksi bahan bakar, meliputi tekanan intake yang dibutuhkan, dan efisiensi volumetris pada saluran masuk (intake manifold)<br /><br />2. Metode Penelitian<br /><br />Pada tahap desain, dilakukan proses desain penempatan injektor, dengan menggunakan alat bantu program CFD<br />(Computational Fluid Dynamic) Phoenics untuk mensimulasikan bentuk laluan intake manifold sebagai variabel yang konstan Untuk itu, pada tahap desain ini, parameter yang dinilai dalam simulasi CFD adalah letak injektor yang mampu memberikan pencampuran udarabahan bakar yang homogen di dalam intake manifold. Parameter yang kedua mensyaratkan pencampuran udara-bahan bakar yang homogen harus terjadi pada berbagai kondisi putaran mesin Eksperimental ini dilakukan pada Mesin CB 100 di Laboratorium Thermodinamika Departemen Teknik<br />Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia, dengane bagai variasi putaran mesin tanpa beban dan data pengukurannya dikirim ke komputer melalui data acquisition system.<br /><br /><br />Spesifikasi Mesin uji ( Honda CB 100):<br />• Bore x stroke, mm : 50,5 x 49,5<br />• Compression ratio/press, psi : 9,0 / 156 – 213<br /><br /><br /><br />• Valve timing/lift, degree/mm<br />Intake open/close : 5°BTDC/35°ABCD<br />Exhaust open/close : 30°BBDC/5°ATDC<br />• Ignition timing, mm or : 10°(F)/1300 to<br />BTDC/ speed, rpm 36°-40°/3700-4000<br />• Spark plug grade/gap, mm : NGK DR8ES/0,6-0,7<br />Spesifikasi Sistem Electronic Fuel Injection:<br />• Jenis : Haltech F9<br />• Kebutuhan listrik : 8,6 – 16 Volt DC<br />• Konsumsi Listrik<br />ECU : 270 mA pada 12 Volt<br />• Input sensor<br />1. Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor<br />1 Bar : -100 kPa sampai 0 kPa (Naturally<br />aspirated)<br /><br />2. Temperatur Sensor (Udara dan Mesin)<br /> Tipe NTC temperature dependent resistor<br /> Jangkauan operasi<br />Kontinyu -40° sampai 100°C<br />Intermittent sampai 125°C<br />3. Throttle Position Sensor<br />4. Engine Speed Pickup<br />• ECU output<br />1. Injector Driver<br />4 x 4/1 A peak and hold injector<br />2. Fuel Pump Control<br />• Adjustable features Base Fuel Map<br />- 22 Fuel ranges, setiap 500 RPM sampai<br />dengan 10.500 RPM, atau<br />- 17 Fuel ranges, setiap 1.000 RPM sampai<br />dengan 16.000 RPM<br />• Datalogging 5 titik kondisi setiap detik<br />• Koneksi ke komputer dengan menggunakan kabel<br />serial RS232C port 9 pin D connector<br />Sistem Bahan Bakar:<br />1. Pompa Bahan Bakar<br />Jenis : In-tank<br />Merk : Aisan<br />Tekanan Maksimal : 3,5 bar<br />2. Fuel pressure regulator<br />Merk : Denso 1262<br />Tekanan Maksimal : 2,5 bar<br />3. Fuel injector<br />Jenis : Pintle bertahanan tinggi<br />Debit massa : 200 gr/menit<br /><br />Pengambilan data pada pengujian ini dilakukan dengan<br />variasi sebagai berikut :<br /><br />1. Pengambilan data melalui pengujian pada kondisi putaran mesin yang tetap mulai dari kecepatan putar mesin 2000 – 8500 rpm pada setiap kenaikan500 rpm, akselerasi, dan deselerasi. Hasil dari pengambilan data ini adalah: putaran mesin,<br />tekanan intake, lambda dan waktu buka injector.<br /><br />2. Pengolahan dan pengambilan data dimulai pada saat kondisi mesin dalam keadaan steady untuk setiap kecepatan putar mesin.<br /><br /><br />3. Menentukan lama buka injektor teoritis campuran udara-bahan bakar stokiometri (Lambda = 1) berdasarkan pengambilan data awal berupa tekanan intake manifold, temperatur udara masuk, danfisiensi volumetris hasil perhitungan langkah kedua. Debit injektor telah diketahui dengan rumus teoritis yang ada.<br /><br />4. Pengujian dimulai dari campuran yang rich, dan diarahkan ke kondisi lean, dan hasil eksperimen ini akan dibandingkan dengan durasi buka injektor teoritis (Lambda = 1) dan dilihat kecenderungan nilai Lambda pada berbagai kondisi mesin<br /><br />3. Hasil dan Pembahasan<br />Analisis Desain Penempatan Injektor hasil simulasi CFD. Simulasi CFD ini menyatakan proses penginjeksian bahan bakar sesaat, dimana hasil simulasi menunjukan distribusi aliran bahan bakar yang diinjeksikan secara terputus-putus (intermittent). Pada Gambar 1 dan 2, adalah hasil simulasi CFD yang dilakukan pada elbow dari intake manifold dimana<br />terjadi proses percampuran udara dengan bahan bakar yang diinjeksikan. Elbow memiliki diameter dalam 10 mm, dan diameter luar 40 mm. Diameter intake 30 mm. Tekanan intake manifold dianggap konstan antara inlet dan outlet dan beda tekanan injektor dengan intake selalu 2,5 bar. Pada tahap ini, simulasi dilakukan dua kali, pada tekanan intake -54 kPa dan 0 kPa. Dari hasil simulasi CFD ini diketahui bahwa desain yang dibuat mampu menghasilkan campuran udara-bahan bakar<br />yang cukup homogen (merah-orange). Ini membuktikan bahwa desain intake manifold bantuan CFD tersebut cukup baik dari segi pencampuran udara-bahan bakar. Dari Gambar 5, maka dapat diketahui bahwa nilai durasi buka injektor aktual didapat lebih besar dibandingkan nilai durasi buka injektor teoritis. Nilai durasi buka injektor aktual ini adalah nilai minimal yang dapat dicapai sebelum mesin cenderung untuk mati. Hal ini disebabkan untuk campuran yang lebih lean, proses pembakaran menjadi sangat lambat, delay periodAnalisis Efisiensi Volumetris, data-data diambil pada<br />kondisi kecepatan putaran mesin yang tetap untuk setiap titik data Dari Gambar 3, dapat diketahui bahwa kecepatan<br />rendah tekanan intake berkisar -56 kPa. Dan pada kondisi putaran tertinggi tekanan intake -16 kPa. Namun<br />demikian kenaikan tekanan intake manifold tidak menunjukan kenaikan yang kontinyu. Kenaikan tekanan intake berfluktuasi, hal ini disebabkan oleh karena kondisi mesin belum pada keadaan steady. Efisiensi volumetris maksimal yang dapat tercapai 1,100 pada kecepatan 2500 rpm dan 3500 rpm, dan efisiensi volumetris minimal 0,755 pada kecepatan 8000 rpm Setelah mencapai nilai maksimal di kecepatan 3500 rpm, efisiensi volumetris turun secara kontinyu dan<br />berkisar pada nilai 0,800. Penurunan efisiensi volumetris ini dapat disebabkan oleh gesekan yang makin besar. Analisis Campuran Udara-Bahan Bakar, berdasarkan data hasil perhitungan teoritis dan hasil pengujian variasi pembakaran didalam silinder semakin fluktuatif. Dari referensi yang ada [3], dijelaskan pada putaran rendah beda tekanan intake manifold dengan exhaust manifold adalah sangat besar. Sehingga gas sisa pembakaran akan mengalir dari silinder ke intake manifold, dan mengakibatkan presentase gas sisa pembakaran meningkat pada kondisi idle, yang akan mengencerkan (diluted) fresh mixture yang masuk ke silinder. Dari Gambar 6 dan 7 pada 7000 rpm dapat dianalisis<br />diketahui bahwa pada kecepatan putar yang tinggi, tekanan intake manifold berfluktuasi pada amplitudo yang tinggi. Fluktuasi ini dapat disebabkan aliran udara yang berkecepatan tinggi dan siklus buka-tutup katup masuk yang menyebabkan terjadinya inersia aliran udara yang tinggi dan menimbulkan gelombang tekanan yang berfluktuasi dan mempengaruhi tekanan intake manifold. Terlihat kecenderungan bukaan injektor sebanding dengan tekanan intake manifold. Garisersamaan polinomial durasi buka injektor dan tekanan intake manifold menunjukan periode yang sama. Terjadi beberapa keterlambatan respons injektor terhadap tekanan intake manifold yang sangat berfluktuasi Dari Gambar 8 dan 9 dapat diketahui bahwa pada kecepatan yang rendah kevacuuman yang tinggi terjadi didalam intake manifold. Hal ini menyebabkan aliran udara yang lebih kontinyu, sehingga mengakibatkan amplitudo pulsa tekanan akan lebih kecil dibandingkan dengan kondisi mesin pada kecepatan tinggi. Untuk kecepatan putar mesin yang rendah durasi buka injektor<br />diatur cenderung lebih rich. Hal ini diperlukan untuk menjaga operasi mesin yang stabil. Pada saat mesin berakselerasi rpm ke sekitar 8000 rpm, didapatkan data kecepatan dari kecepatan putar 5280. putar, tekanan intake manifold, dan durasi buka injector sehingga dapat dihitung nilai lambda saat akselerasi Dari Gambar 10 dan 11 dapat diketahui bahwa terjadi<br />eterlambatan respons perubahan tekanan intake manifold terhadap perubahan putaran mesin. Hal ini disebabkan volume intake manifold yang terbatas sehingga tingkat tekanan didalam manifold bertambah dengan lebih lambat. Akibatnya perbedaan tekanan tekanan intake ini tidak sebanding dengan durasi buka injektor. Oleh karena durasi buka injektor diatur untuk menghasilkan campuran yang lebih rich pada kecepatan putar mesin uang rendah. Sehingga Lambda pada putaran rendah akan lebih rendah dibandingkan pada putaran tinggi. antara kondisi awal dan akhir pada perubahan throttle<br />menjadi lebih besar. Durasi buka injektor menunjukan kenaikan, tetapi tidak sebanding dengan kenaikan tekanan intake manifold, hal ini dikarenakan pengaturan campuran udara-bahan bakar yang lebih lean pada kondisi kecepatan putar mesin yang lebih tinggi dan juga tekanan intake yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil eksperimen pada saat mesin berdeselerasi dari 3960 rpm ke 2700 rpm, didapatkan data kecepatan putar, tekanan intake manifold, dan durasi buka injektor sehingga dapat dihitung nilai Lambda pada saat deselerasi. Dari Gambar 12 dan 13 dapat diketahui bahwa pada saat deselerasi tekanan intake manifold secara keseluruhan turun dengan drastis dan sebanding dengan turunya kecepatan putar mesin. Fluktuasi tekanan intake manifold masih tetap terjadi. Pada akhir deselerasi tekanan intake akan mengalami kenaikan untuk menuju kondisi steady pada putaran rendah. Hal ini diikuti oleh durasi buka injektor, namun penurunan dan kenaikan<br /><br /><br />4. Kesimpulan<br />Dari pembahasan berdasarkan simulasi dan pengamatan data pengujian maka diketahui pengaruh desain intake manifold terhadap efisiensi volumetris dan karakteristik kerja mesin. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa desain intake manifold model elbow dengan bantuan simulasi CFD mampu menghasilkan campuran udara-bahan bakar yang cukup homogen. Ini membuktikan bahwa desain intake manifold bantuan CFD tersebut sangat baik dari segi pencampuran udarabahan bakar. Desain intake manifold dengan bantuan simulasi CFD ini, menghasilkan efisiensi volumetris yang cukup baik, khususnya pada kecepatan rendah Pada mesin 4 langkah satu silinder ini terjadi fluktuasi tekanan masuk yang besar terutama pada kecepatan putar mesin yang tinggi. Fluktuasi ini dapat menyebabkan keterlambatan respons alat. Pada<br />penelitian ini, yang menggunakan kondisi mesin tanpa beban diperoleh nilai Lambda yang tidak dapat mencapai nilai stoikiometri. Nilai Lambda yang didapat adalah parameter batas operasi mesin yang stabil. Terjadi keterlambatan respons perubahan tekanan intake manifold terhadap perubahan kondisi mesin sehingga perlu dikembangkan bentuk geometri manifold dan perletakkan injektor yang lebih optimal.<br /><br />Ucapan Terima Kasih<br />Kepada Bayu Priyantoro ST dan dilanjutkan oleh Indra<br />Nugroho yang telah mengambil topik skripsi dalam riset<br />ini atas seluruh kerja keras dan dedikasinya<br /><br />Daftar Acuan<br />[1] J.B. Heywood, Internal Combustion Engine<br />Fundamentals, McGraw Hill Int. Ed., New York,<br />1988, p.151.<br />[2] J.H. Weaving, Internal Combustion Engineering:<br />Science and Technology, Elsevier Applied<br />Science, London, 1990, p.223.<br />[3] A.A. Quader, SAE Technical Papers No. 760760,<br />Society of Automotive Engineer, 1976.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-48711791060246739012010-01-11T21:50:00.003-08:002010-01-11T22:10:37.027-08:00Sistem Pencatat Data Percakapan Telepon Dengan Deteksi Sinyal Pandu Secara OtomatisAnies Hannawati, Ronnie<br />Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra<br />e-mail: anies@petra.ac.id<br />Abstrak<br />Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, usaha dalam bidang telekomunikasi menjadi semakin<br />diminati. Salah satunya adalah usaha warung telekomunikasi. Kini banyak beredar perangkat untuk mendukung<br />usaha tersebut yaitu Pencatat Data Percakapan Telepon (PDPT), ada yang menggunakan PC (Personal<br />Computer), dan ada juga yang tidak menggunakan PC. Pada kesempatan ini, perangkat yang hendak dibuat<br />adalah perangkat PDPT tanpa menggunakan komputer, dengan sistem deteksi sinyal pandu secara otomatis. Ada<br />empat jenis sinyal pandu yang dapat dideteksi, yaitu; sinyal injeksi 16 KHz, reverse polarity, nada panggil dan<br />respon suara manusia. PDPT akan menghitung biaya percakapan, dan bila percakapan telah selesai, maka PDPT<br />akan mencetak rincian biaya menggunakan printer. Sistem yang dibangun menggunakan mikrokontroler<br />AT89C51 untuk mengendalikan memori, clock, display dan printer. Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan<br />bahwa perangkat yang dibuat telah berhasil sesuai dengan rencana dan hemat listrik, karena hanya memerlukan<br />daya listrik yang relatif kecil, yaitu 2,42 Watt saja.<br />Kata kunci : Sistem Telepon, Telepon, Perhitungan Biaya, Sinyal Pandu, Warung Telekomunikasi<br />Pendahuluan<br />Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang elektronika, teknologi telekomunikasi pun menjadi ikut berkembang dengan pesat. Kebutuhan akan perangkat telekomunikasi dari jaringan telepon kabel sampai dengan selular terus bertambah untuk<br />memenuhi tuntutan pelanggan yang hendak dengan mudah berkomunikasi. Dampaknya di negara kita, perkembangan usaha warung telekomunikasi (wartel) pun menjadi ramai mengikuti perkembangan teknologi yang ada Wartel adalah suatu tempat dimana seseorang dapat melakukanpercakapan jarak jauh melalui jaringan telepon. Dimana pesawat telepon yang<br />digunakan telah dilengkapi dengan perangkat Pencatat Data Percakapan Telepon (PDPT) yang<br />telah dipersiapkan untuk tujuan bisnis. Sewaktu percakapanberlangsung, PDPT akan melakukan<br />perhitungan biaya yang harus dibayar oleh pengguna. Besarnya biaya tergantung dari jauh dekatnya nomor tujuan dan waktuserta durasi dari percakapan yang dilakukan. Setelah percakapan selesai maka oleh printer akan dicetak rincian percakapan termasuk biaya yang harus dibayar oleh pengguna. Operasi untuk mencetak perincian biaya ini dinamakan operasi normal dari perangkat wartel. Operasi lain yang mendukung operasi normal adalah operasi sewaktu dilakukan penyetingan nilai-nilai yang diperlukan dalam mencetak perincian biaya, seperti waktu, durasi dan data-data untuk menentukan nomor area tujuan (database).<br />Pada saat ini, banyak sekali beredar perangkat wartel yang digunakan untuk mencetak perincian<br />biaya atau melakukan operasi normal. Perangkat tersebut ada yang menggunakan komputer,<br />ataupun yang tidak menggunakan bantuan komputer. Dari kedua jenis alat ini, pemakaian daya listrik yang digunakan sangat jauh berbeda. Dari hasil pengukuran yang dilakukan, perangkat yang menggunakan bantuan komputer mengkonsumsi daya lebih dari 100 Watt, ini disebabkan<br />karena komputer harus menggunakan monitor yang mengkonsumsi daya yang besar. Sedangkan yang tidak menggunakan bantuan komputer hanya menggunakan daya tidak lebih dari 10 Watt, bahkan ada dan beberapa yang hanya menggunakan daya listrik sebesar 5 Watt.<br /><br /><br /><br /><br />Untuk menentukan durasi dari suatu percakapan telepon yang dilakukan, perlu dilakukan pendeteksian awal dari percakapan itu sendiri Pendeteksian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama adalah dengan perubahan sinyal nada panggil. Pada pesawat telepon yang telah memanggil nomor tujuan, akan terdengar nada panggil (ringback tone). Nada panggil merupakan sinyal dengan frekuensi425Hz, dan sewaktu nada ini terdengar berarti pesawat telepon tujuan belum terangkat dan sedang berdering. Nada panggil memiliki perbandingan sinyal untuk nyala dan mati, satu detik berbanding tiga detik sampai empat detik. Bila perbandingan ini telah melebihi angka<br />tersebut, maka hal ini dapat ditentukan sebagai awal dari suatu percakapan. Sewaktu pesawat telepon pada nomor tujuan menjawab, pada umumnya akan terdengar suara sapaan dari pihak lawan bicara. Suara jawaban ini adalah cara kedua yang dapat digunakan sebagai tanda dari awal suatu percakapan. Pada perkembangannya, untuk menunjang kelancaran dan keakuratan dalam mendeteksi awal dari suatu percakapan, Sentra Telepon Otomat (STO) akan memberikan sinyal sebagai pemberitahuan awal dari suatu percakapan. STO merupakan sentral pengatur dan pengendali dari jaringan pesawat telepon. Ada dua macam sinyal yang digunakan di negara kita, yaitu injeksi sinyal 16 KHz dan pembalikan polaritas (reverse polarity). Kedua jenis sinyal terakhir ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi awal percakapan. Pada kenyataannya, hanya sebagian STO saja yang dapat menyediakan<br />kedua sinyal tersebut. Sehingga untuk pendeteksian tanpa sinyal dapat digunakan dengan menganalisa nada panggil ataupun dengan mendeteksi suara.<br />Dengan demikian, ada empat macam sinyal yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal dari<br />suatu percakapan yaitu nada panggil, suara manusia, injeksi sinyal 16 KHz dan reverse polarity . Sinyal-sinyal ini disebut sinyal pandu atau lebih dikenal dengan cashing signal. Dengan pendeteksian secara otomatis untuk mengetahui akan adanya salah satu dari empat macam sinyal tersebut, maka kinerja dari PDPT akan lebih efektif dan efisien. Karena dengan metode ini tidak diperlukan lagi pendefinisian apakah saluran telepon tersebut memiliki injeksi sinyal 16 KHz atau reverse polarity ataupun tidak memiliki sama sekali. Dengan demikian tingkat keberhasilan pendeteksian awal percakapan telepon semakin tinggi sehingga perhitungan durasi percakapan telepon semakin<br />akurat. Berdasarkan hal-hal di atas, timbullah suatu permasalahan dalam membuat perangkat wartel<br />yang tidak menggunakan komputer dalam mencetak perincian biaya serta menggunakan keempat macam sinyal di atas sebagai pendeteksi awal percakapan. Perangkat Pencatat Data Percakapan Telepon (PDPT) tersebut berfungsi untuk melakukan perhitungan biaya yang harus dibayar oleh pengguna. Dimana perhitungan biaya ini tergantung dari jauh dekatnya nomor tujuan, waktu serta lama percakapan. Perangkat PDPT yang efisien adalah yang tidak memerlukan daya yang besar dalam pengoperasiannya dan juga handal dalam mendeteksi sinyal-sinyal yang digunakan untuk menentukan besar dari biaya percakapan ini.<br />Selanjutnya makalah ini akan diorganisasi sebagai berikut, bagian kedua akan menjelaskan secara singkat mengenai landasan desain sistem dari alat ini. Berikutnya pada bagian ketiga, akan dijelaskan mengenai implementasi hardware dan software dari disain sistem telah dibahas sebelumnya, diikuti dengan pengujian sistem pada bagian keempat. Terakhir, akan disimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini<br /><br />Desain Sistem<br /><br />Pada bagian ini, akan dibahas mengenai desain sistem, dimana desain sistem berisikan permasalahan<br />yang ada dan hal ini akan menjadi dasar dalam pembuatan hardware dan software pada bagian berikutnya.<br /><br /><br /><br /><br />Perhitungan Biaya<br /><br />Seperti yang telah diketahui, perhitungan biaya percakapan dilakukan berdasarkan empat parameter yang ada, yaitu zona wilayah dan tariff per pulsa, zona waktu dan durasi<br /><br />Zona Wilayah dan Tarif Per Pulsa. Untuk<br /><br />mengetahui pembagian zona wilayah yang ada, diperlukan suatu database yang memuat informasi mengenai zona wilayah tersebut. Pembagian zona wilayah sangat tergantung dari kode wilayah yang telah terapkan, seperti terlihat pada Tabel 1. Zona wilayah akan menentukan besarnya penambahan untuk tiap pulsa percakapan telepon. Semakin jauh jaraknya, maka semakin besar pula penambahannya. Zona wilayah dibagi-bagi berdasarkan kategorinya yaitu Lokal, Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), sambungan ke Sentral Telepon Bergerak (STB). Khusus untuk kategori Sambungan Langsung Internasional (SLI), pembagian zona wilayah dilakukan berdasarkan besarnya tarif jasa telepon internasional di negara tujuan, jadi bukan berdasarkan jarak. Misalnya, bila nomor panggilan adalah055123456, maka dapat diketahui bahwa nomor tujuan tersebut berada di kota Tarakan karena diawali dengan kode 0551, bila panggilan tersebut dilakukan dari kota Surabaya, maka panggilan tersebut termasuk kategori SLJJ-3 karena jarak Surabaya dan Tarakan lebih dari<br />500 Km. Bila nomor panggilan diawali oleh nomor bukan nol, maka panggilan tersebut dikategorikan Lokal. Bila diawali 0 dan 8 maka panggilan tersebut dikategorikan panggilan ke<br />STB. Dengan demikian diperlukan suatu rangkaian yang dapat mendeteksi kehadiran angka-angka tersebut. Angka-angka tersebut merupakan sinyal yang berupa nada-nada Dual Tone Multi Frequency (DTMF). Pendeteksian DTMF hanya akan dilakukan bila gagang telepon dalam keadaan terangkat, sehingga diperlukan pendeteksi status dari gagang telepon tersebut, sedang diangkat atau ditutup, rangkaian ini juga dikenal dengan sebutan hook-detector. Selain itu juga diperlukan memori yang dapat menyimpan database pembagian zona wilayah yang berisikan kode-kode wilayah yang ada dan dihubungkan dengan tariff tiap untuk tiap pulsa sesuai zona wilayah. Tiap pulsa baik kategori Lokal, SLJJ, STB maupun SLI memiliki tariff dasar pulsa dan air-time yang telah ditentukan. Untuk kategori Lokal memiliki tarif dasar 195 rupiah, kategori SLJJ 151 rupiah, untuk STB-0 setengah dari tariff dasar kategori Lokal, STB-1 sampai STB-3 sama dengan tarif dasar SLJJ, airtime sama dengan 325 rupiah. Khusus untuk SLI, dibagi menjadi 11 kelompok tariff. Dengan demikian, rangkaian tersebut tidak hanya dapat berfungsi untuk menentukan zona wilayah tetapi,<br />juga untuk menentukan tarif per pulsa yang mana tergantung dari kategori percakapan tersebut.<br /><br />Zona Waktu. <br /><br />percakapan telepon, tiap kategori memiliki durasi-durasi yang dijadikan acuan untuk menghitung<br />durasi berdasarkan zona waktu, seperti yang terlihat pada Tabel 2. Untuk SLI, durasi perpulsanya adalah 6 detik. Untuk hari minggu dan hari raya, ada diskon khusus yang diberikan oleh penyedia saluran telekomunikasi, yaitu Telkom dengan memberikan ekstra durasi sehingga biaya percakapan menjadi lebih murah. Selain zona wilayah, zona waktu juga menjadi parameter dalam perhitungan biaya percakapan. Untuk mengetahui waktu terjadinya percakapan, diperlukan suatu rangkaian yang dapat mengatur waktu. Sehingga pada saat awal terjadi percakapan, data waktu yang diperoleh akan<br />dicocokkan dengan daftar pembagian zona waktu yang ada. Dengan demikian juga diperlukan<br />memori yang dapat menyimpan daftar pembagian zona waktu yang ada<br /><br /><br /><br /><br />Lama Percakapan (Durasi) Untuk menghitung durasi percakapan, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah mendeteksi awal dari percakapan itu sendiri. Perhitungan dimulai ketika panggilan telepon terjawab. Ada empat sinyal yang dapat dimanfaatkan dalam mendeteksi awal dari suatu percakapan. Pertama dengan mendeteksi sinyal berfrekuensi 16 KHz, yang kedua dengan mendeteksi reverse polarity, yang ketiga dengan menganalisa nada panggil, bila perbandingan nada panggil telah lebih dari 1 detik berbanding 4 detik maka dapat dianggap bahwa awal dari suatu percakapan dimulai. Dan yang terakhir, mendeteksi adanya suara sapaan ketika panggilan telepon terjawab. Pada umumnya, bila seseorang menjawab telepon, kata pertama yang keluar adalah kata sapaan, sapaan ini dapat dimanfaatkan sebagai tanda awal dari suatu percakapan, dengan demikian suara dari pemanggil tidak boleh masuk ke saluran telepon sebelum panggilan terjawab karena akan<br />mengakibatkan kesalahan dalam pendeteksian. Ke empat sinyal tersebut di sebut dengan sinyal<br />pandu, sinyal-sinyal yang dapat menginformasikan bahwa suatu percakapan telah dimulai. Pendeteksian sinyal-sinyal pandu secara otomatis akan sangat membantu para instalator PDPT, karena tidak perlu lagi mengetahui apakah saluran telepon yang digunakan memiliki sinyal<br />16 KHz atau reverse polarity ataupun tidak memiliki kedua-duanya. Bila gagang telepon ditutup maka akhir dari suatu percakapan dapat dideteksi. Dengan demikian diperlukan rangkaian-rangkaian untuk mendeteksi ke empat sinyal pandu tersebut.<br /><br />Tampilan perannya sebagai penghitung biaya di wartel, Sebagai perangkat yang akan menjalankan<br />maka diperlukan tampilan untuk mengetahui status dari kerja PDPT tersebut. Tampilan tersebut haruslah dapat menampilkan biaya yang harus dibayar oleh pelanggan, selain dilihat oleh pelanggan, tampilan juga diperlukan seorang operator dimana operator ini adalah penjaga dari wartel tersebut, dimana setelah pelanggan melakukan percakapan, maka pelanggan akan langsung membayar kepada operator tersebut. Tampilan tersebut selain menampilkan biaya, juga menampilkan nomor tujuan, agar pelanggan dapat memastikan bahwa nomor yang telah ditekan sesuai dengan yang diinginkan dan agar tidak terjadi kesalahan perhitungan.<br /><br />Pencetakan Nota Sebagai tanda bukti telah melakukan suatu percakapan, maka perlu dicetak suatu nota kecil, dimana pada nota tersebut tercantum nomor tujuan, waktu, banyaknya pulsa, dan biaya yang harus dibayar.<br /><br />Operasi Tanpa Komputer PDPT ini dalam operasinya menghitung biaya percakapan, tidak memerlukan komputer sebagai pengolah parameter-parameter yang ada Sehingga, tanpa bantuan komputer pun PDPT dapat bekerja dan sama seperti PDPT lainnya yang menggunakan komputer. Untuk melakukan pengaturan nilai- nilai parameter yang ada, diperlukan sebuah komputer untuk melakukannya setelah itu PDPT tidak terhubung lagi dengan komputer. Jadi komputer hanya digunakan bila diperlukan saja.<br /><br />Desain Hardware dan Software Pada bagian ini akan dibahas mengenai pembuatan hardware dan software , dimana keduanya akan menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai suatu operasi sistem yang akan saling mendukung satu sama lain<br /><br />Pembuatan Hardware Dengan mengadopsi sistem yang telah dibahas pada bagian kedua, sistem tersebut kemudian disesuaikan dengan komponen-komponen elektronik yang telah ada sehingga, blok diagram sistem dapat dikembangkan menjadi blok <br /><br /><br /><br />Sebuah pengontrol saluran telepon dan buffer sinyal ditambahkan pada blok diagram hardware. Pengontrol saluran telepon berfungsi sebagai pemutus dan penghubung sebelum saluran telepon memasuki perangkat, ini dimaksudkan agar rangkaian terisolasi dari saluran telepon bila saluran perangkat dalam keadaan mati. Penambahan buffer sinyal dimaksudkan agar sinyal dapat diterima dengan baik oleh komponen penerima sinyal, yaitu dekoder DTMF, detektor sinyal 16 KHz, detector<br />nada panggil dan detektor suara. Pemasangan input komponen yang paralel pada komponenkomponen tersebut dapat menyebabkan pembebanan terhadap saluran telepon bila dipasangkan secara bersamaan seperti itu. Oleh karena itu, penambahan buffer sinyal dipandang<br />perlu.<br />Rangkaian pendeteksi sinyal-sinyal diperlukan untuk mendeteksi ada atau tdak sinyal-sinyal yang masuk ke dalam sistem. Pertama-tama diperlukan adanya pendeteksi status dari gagang telepon, sedang diangkat atau ditutup, rangkaian ini juga dikenal dengan sebutan hook-detector Kedua, diperlukan suatu rangkaian yang dapat mendeteksi kehadiran angka-angka tersebut berupa decoder DTMF. Ketiga, ada beberapa, rangkaian yang digunakan untuk mendeteksi sinyal pandu, yaitu detector sinyal 16 KHz, detector reverse polarity, detector nada panggil dan detector suara.<br />Sebuah memori yang dapat menyimpan database pembagian zona wilayah, tariff per pulsa dan waktu juga telah disiapkan. Untuk mengetahui waktu terjadinya percakapan, diperlukan suatu<br />rangkaian yang dapat mengatur waktu. Dimana sudah sangat umum digunakan Real Time Clock<br />(RTC) sebagai pengatur waktu yang memiliki akurasi tinggi. Pada saat awal terjadi percakapan,<br />data waktu yang diperoleh dari RTC akan dicocokkan dengan daftar pembagian zona waktu<br />yang ada. Dengan demikian juga diperlukan memori yang dapat menyimpan daftar pembagian zona waktu yang ada selain RTC sebagai pengolah waktu Untuk tampilan, ada dua jenis, yaitu tampilan<br />untuk pelanggan dan operator. Pada tampilan untuk pelanggan, digunakan penampil sevensegmen<br />karena dengan penampil ini selain menyala, ukurannya juga cukup besar. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan bagi para pelanggan yang penglihatannya agak kurang Penampil ini juga dikenal dengan sebutan display. Untuk operator digunakan penampil dengan Liquid Crystal Display (LCD). LCD digunakan karena mengkonsumsi arus yang kecil, selain ukuran yang kecil pula, hal ini juga<br />dimaksudkan agar operator dapat mengawasi PDPT dengan sekali pandang pada satu sudut pandang saja sehingga menjadi lebih mudah Untuk mencetak nota, diperlukan printer jenis dot-matrix yang mana printer ini sangat hemat tinta karena menggunakan pita, selain itu juga mudah dioperasikan dengan kertas gulung sebagai media pencetakan Untuk mengoperasikan PDPT tanpa bantuan komputer diperlukan suatu pengolah mikro(mikrokontroler), yang tugasnya menggantikan komputer. Dikarenakan ukuran dan konsumsinya dayanya lebih kecil, maka penggunaan mikrokontroler akan menjadi lebih efisien Mikrokontroler yang akan digunakan berasal dari keluarga MCS-51 buatan Intel. Sinyal-sinyal yang masuk ke rangkaian-rangkaian detektor dan decoder DTMF, akan menghasilkan outputoutput logika yang langsung berhubungan dengan mikrokontroler. Mikrokontroler juga mengendalikan perlu tidaknya memutuskan atau menghubungkan saluran telepon dengan rangkaian. Selain itu mikrokontroler juga mengendalikan bagian-bagian yang lainnya, yaitu : memori, RTC, LCD, printer, dan display, serta berkomunikasi dengan komputer bila<br />diperlukan. Pada operasi normal, mikrokontroler akan mengendalikan display melalui serial port.<br />Pada operasi pengaturan, dimana akan dilakukan pengaturan nilai dari parameter-parameter yang<br />diperlukan, mikrokontroler akan terhubung dengan komputer melalui serial port tersebut,<br />yang berarti pada operasi ini display tidak dipergunakan untuk sementara. Pada saat pertama kali diaktifkan, mikrokontroler akan mencari apakah rangkaian terhubung dengan display ataukah dengan komputer. Bila terhubung dengan display, maka operasi PDPT akan langsung memasuki operasi normal, sedangkan bila terhubung dengan komputer, maka PDPT akan langsung memasuki operasi<br />pengaturan.<br /><br /><br />Pembuatan Software Pada saat pertama kali diaktifkan, mikrokontroler akan mencari apakah rangkaian terhubung dengan display ataukah dengan komputer. Bila terhubung dengan display, maka operasi PDPT akan langsung memasuki operasi normal, sedangkan bila terhubung dengan komputer,<br />maka PDPT akan langsung memasuki operasi pengaturan. Seperti yang terlihat pada gambar 4, sistem kerja PDPT ada dua, yaitu operasi normal dan operasi pengaturan. Pada operasi normal, PDPT akan melakukan kegiatan menghitung biaya percakapan berdasarkan ketentuan yang ada. Pada operasi pengaturan, software di komputer hanya akan memerintahkan mikrokontroler untuk mengisi<br />suatu lokasi memori dengan suatu data disertakan dalam komunikasi. Kemudian, PDPT akan mengirimkan data tersebut kembali ke komputer sebagai fasilitas verifikasi data oleh komputer, yang mana bila terjadi kesalahan, perintah penulisan data dapat diulang atas perintah dari komputer.<br /><br />Pengujian Pada bab ini, akan dibahas mengenai pengujian sistem yang telah dilakukan. Untuk mendukung pengujian maka dibuat sebuah simulator sentral telepon. Pada pengujian hardware maupun software, dilakukan dengan menggunakan simulator sentral telepon. Simulator ini memiliki<br />fungsi kerja yang sama dengan sentral telepon yang ada, hanya saja jumlah salurannya hanya dua dan satu arah saja, berarti satu jalur untuk panggilan keluar dan jalur lainnya untuk menerima panggilan. Dengan demikian simulator dapat menghasilkan sinyal-sinyal seperti reverse polarity, 16 KHz, dan nada panggil yang berbasis pada frekuensi 425 Hz. Pengujian simulator ini dilakukan dengan cara mengamati sinyal-sinyal yang dihasilkan sebagai suatu simulator sentral telepon. Pada pengujian awal dilakukan pengujian terhadap hook detector, pengujian pada dekoder DTMF, dan detektor-detektor sinyal pandu. Dari hasil pengujian terlihat bahwa rangkaianrangkaian tersebut dapat bekerja dengan baik dan bisa mendeteksi sinyal yang diinputkan.<br /><br />Pada pengujian sistem yang pertama, dilakukan dengan mengukur konsumsi arus pada rangkaian<br />PDPT dan display. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah PDPT termasuk hemat dalam<br />konsumsi daya listrik atau tidak. Arus yang terukur pada konsumsi arus rangkaian PDPT sebesar 134 mA, dan arus yang terukur pada konsumsi arus display adalah 354 mA. Dengan tegangan yang sama yaitu 5 Volt dan arus kumulatifnya mA, maka rangkaian PDPT dan rangkaian display mengkonsumsi daya sebesar2,42 Watt, jauh lebih kecil dari yang telah beredar di pasaran, yaitu 5 Watt. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PDPT tersebut hemat dalam mengkonsumsi daya listrik.<br />Pengujian sistem yang berikutnya dilakukan dengan cara melakukan simulasi-simulasi hubungan ke berbagai nomor tujuan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah PDPT telah dapat berkerja dalam operasi normalnya atau tidak. Setelah selesai melakukan pemanggilan nomor tujuan dan perhitungan biaya berjalan, dilakukan percakapan. Kemudian printer mencetak nota<br />penutupan gagang telepon untuk mengakhiri perhitungan biaya sesuai dengan panggilan yang baru saja dilakukan, seperti yang terlihat pada Gambar 5. Semua simulasi dilakukan dengan daerah panggil dari surabaya. Pada simulasi panggilan Lokal-1 (simulasi panggilan lokal tujuan Margorejo)<br />seperti yang terlihat pada Gambar 5A, simulasi panggilan dilakukan dengan durasi 117 detik Durasi per pulsa yang berlaku adalah 120 detik. Dengan demikian pulsa yang digunakan adalah 1 pulsa. Tarif dasar lokal adalah Rp.195,-, ditambah pajak penghasilan (PPn) sebesar 10% menjadi Rp.215,-. Dengan demikian total biaya menjadi Rp.215,- Pada simulasi panggilan SLJJ-1 (simulasi panggilan SLJJ tujuan Tulung Agung) seperti yang terlihat pada Gambar 5B, simulasi panggilan dilakukan dengan durasi 24 detik Durasi per pulsa yang berlaku adalah 6 detik. Dengan demikian pulsa yang digunakan adalah 1 pulsa. Tarif dasar lokal adalah Rp.151 ditambah PPn sebesar 10% menjadi Rp.,167 Dengan demikian total biaya menjadi Rp.668,- Pada simulasi panggilan STB-0 (simulasi panggilan STB tujuan GSM900 Surabaya), seperti yang terlihat pada Gambar 5C, simulasi panggilan dilakukan dengan durasi 213 detik<br /><br />Dari simulasi-simulasi panggilan dapat bekerja dengan baik pada operasi<br />yang dilakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa PDPT telah normalnya, yaitu menghitung biaya percakapan kemudian mencetak rincian percakapan tersebut.<br /><br />Kesimpulan<br />Perangkat Pencatat Data Percakapan Telepon(PDPT) dapat bekerja dengan baik dan dengan sistem pendeteksian sinyalinstalator yaitu seseorang yang memasang perangkat PDPT, tidak perlu lagi mengetahui jenis sinyal pandu apa yang harus digunakan Alat ini juga hanya memerlukan daya listrik yang relatif kecil yaitu sekitar 2,42 Watt, maka pengoperasian perangkat ini akan sangat menghemat<br />biaya dibandingkan dengan perangkat PDPT yang menggunakan komputer. Lebih jauh dengan menggunakan sistem pengaturan parameter- parameter dari komputer yang terpisah dari operasi normal, parameter-parameter yang berhubungan dengan perhitungan biaya akan aman dari gangguan-gangguan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan para pelanggan.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-74644341926692278792010-01-11T21:50:00.002-08:002010-01-11T21:54:38.813-08:00Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA)Sistem SC-FDMA dianggap sebagai sistem OFDMA yang ditambahkan operasi DFT, dimana simbol data dalam domain waktu ditransformasi ke domain frekuensi dengan menggunakan operasi DFT. Ortogonalitas dari usernya yaitu setiap user ditempatkan pada subcarrier yang berbeda dalam domain frekuensi. Dalam OFDMA juga berlaku sistem ortogonalitas seperti diatas. Karena transmisi sinyal secara keseluruhan merupakan single carrier signal, PAPR lebih rendah jika dibandingkan dengan OFDMA yang menghasilkan sinyal muticarrier. Transmitter SC-FDMA mengkonversi input sinyal biner menjadi serangkaian modulasi subcarrier. Pada input transmitter, modulator baseband mentransformasi input biner menjadi serangkaian mutilevel dari bilangan komplek (Xn) dalam beberapa format modulasi. Langkah pertama dalam modulasi subcarrier SCFDMA adalah melakukan N-point DFT untuk mendapatkan sinyal input dalam domain frekuensi (Xk). Kemudian setiap output N-point DFT dipetakan menjadi satu M (> N) ortogonal subcarrier yang kemudian ditransmisikan. Jika N = M/Q dan semua terminal mentransmisikan N simbol setiap bloknya, maka sistem bias menangani Q secara simultan tanpa co-channel interference. Q adalah factor perluasan bandwidth dari serangkaian simbol. Hasil dari subcarrier mapping adalah rangkaian Xl (l = 0, 1, 2…, M-1) dari amplitudo subcarrier, dimana N dari amplitudo tidak sama dengan nol. Dalam domain waktu, durasi simbol data adalah T. Setelah melalui modulasi SC-FDMA durasi simbol data menjadi (N/M).T second. Dalam OFDMA, M-point IDFT mentranformasikan amplitudo subcarriermenjadi sinyal dalam domain waktu kemudian ditansmisikan dalam satu rangkaian. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Di receiver, sinyal yang diterima ditransformasi ke domain frekuensi menggunakan DFT, dipetakan kembali, dan dilakukan persaman domain frekuensi. Karena SC-FDMA menggunakan modulasi single carrier, maka terjadi intersymbol interference (ISI) sehingga dibutuhkan equalization untuk mengatasi ISI. Selanjutnya sinyal ditransformasi ke domain waktu menggunakan IDFT. Deteksi dan decoding dilakukan dalam domain waktu.<br /><br /><br />FFT Pada Transmitter SC-FDMA <br /><br /><br />DFT pada transmitter SC-FDMA memiliki 2 fungsi yaitu : mengubah sinyal dalam domain waktu menjadi domain frekuensi. Selain itu juga berfungsi untuk membuat frekuensi multiplexing atau multiple access walaupun menggunakan transmisi single carrier. Setiap user dimultiplexing dengan frekuensi yang berbedabeda. Perbedaan antara SC-FDMA dan OFDMA adalah adanya penambahan operasi DFT di transmitter yang secara fisik membuat sinyal SC-FDMA dalam domain waktu.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-24085058286291140842010-01-11T21:50:00.001-08:002010-01-11T21:53:38.667-08:00Perbedaan Standar Televisi PAL dengan NTSCAda beberapa standar televisi yang digunakan oleh beberapa Negara-negara didunia, tetapi standar televisi yang dibuat disini adalah standar televisi PAL sesuai dengan standar televisi yang digunakan oleh Indonesia. Berikut ini adalah aturan parameter-parameter yang harus diketahui dalam perealisasian pemancar televisi PAL sebagai berikut : <br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /> <br /><br />Untuk membedakan antara PAL dengan standar televisi NTSC adalah dari penggunaan baris di layar televisi. Untuk PAL memiliki 625line/50Hz, karena frekuensi PLN di Negara-negara Eropa yang digunakan adalah 50Hz, sedangkan NTSC adalah standar televisi yang dipakai di Amerika yaitu menggunakan 525line/60Hz, karena frekuensi PLN yang dipakai di Amerika adalah 60Hz. Dari segi kecepatan frame per detik, PAL menggunakan kecepatan 30 fps, sedangkan untuk NTSC menggunakan kecepatan 25 fps. Indonesia menggunakan PLN yang sama dengan Eropa sehingga dalam perkembangannya televisi yang digunakan mengikuti standar Eropa yaitu PAL. Dari segi kecepatan frame PAL lebih unggul dibandingkan dengan sistem NTSC. Berikut ini adalah bandwidth yang dipakai oleh standar televisi PAL untuk penempatan gambar, suara, chroma, besarnya luminansi sistem PAL.<br /><br /> <br /><br /><br /><br /> <br /><br />Sedangkan untuk NTSC lebar bandwidth yang dipakai adalah sebagai berikut :<br /><br /> <br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br />Gambar 2.6 Bandwidth standar NTSC ; P (pembawa gambar) ; S (pembawa suara) ; c (chroma)<br /><br /> <br /><br />Dari segi bandwidth terlihat bahwa PAL lebih lebar dari standar NTSC, hal inilah yang membedakan antara PAL dengan NTSC. Selanjutnya modulasi kroma PAL dan NTSC memiliki kesamaan yaitu menggunakan modulasi Amplitudo (AM), modulasi video-nya sama antara PAL dengan NTSC yaitu modulasi negatif.<br /><br /> <br /><br />Modulasi Negatif<br /><br /> <br /><br />Kesamaan modulasi video yang digunakan oleh PAL dan NTSC yaitu modulasi negatif. Modulasi negatif adalah modulasi yang dihasilkan dengan polaritas negatif, polaritas negatif terbentuk dari taraf terang atau yang disebut puncak putih dalam sinyal video yang menghasilkan sinyal gambar AM paling rendah. Keuntungannya menggunakan modulasi negatif yaitu derau yang dihasilkan oleh pembawa RF akan memperbesar taraf hitam dan putih pada amplitudo gambar, sehingga mempengaruhi daya pancar televisi. Disamping itu keuntungan menggunakan modulasi negatif yaitu dapat menggunakan daya rendah untuk mentransmisikan televisi PAL maupun NTSC. Dalam sinyal video komposit yang digunakan sebagai sinyal modulasi, biasanya amplitudo relatif ditunjukkan dalam skala IRE. Seperti diperlihatkan pada analisis sinyal video, sinyal video komposit bervariasi dari -40 unit IRE pada ujung penyelarasan sampai level pengosongan +100 unit IRE untuk puncak putih. Amplitudo-amplitudo yang bersesuaian adalah 100 % level pembawa untuk penyelarasan ujung. 75 % untuk level pengosongan dan 12,5 % untuk puncak putih. Rincian lebih lanjut dari perbandingan ini diberikan pada tabel 2.2. artinya 40 unit IRE dari penyelarasan bersesuaian dengan puncak 25 % dari amplitudo pembawa. Ke-10 unit IRE untuk setiap hitam bersesuaian dengan 7,5 % sinyal pembawa. Level IRE dari 100 menjadi 12,5 % dari amplitudo pembawa pada puncak putih. Sebenarnya 20 lagi unit IRE sampai 120 bersesuaian dengan 12,5 % amplitudo pembawa yang tidak digunakan untuk modulasi. Persentase sinyal pembawa ini dihitung 0,125 atau 12,5 %.<br /><br /> <br /><br /><br /><br /> <br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br />JENIS – JENIS PAL<br /><br /> <br /><br />Standar televisi PAL memiliki beberapa jenis yang dipakai diseluruh dunia. Berikut ini adalah tabel mengenai spesifikasi dan jenis standar televisi PAL.<br /><br /> <br /> <br /><br /> <br /><br /><br /><br />PAL B/G/D/K/I<br /><br /> <br /><br />Standar televisi PAL pada umumnya menggunakan 625 garis dan 25 fps. Negara yang menggunakan PAL B/G hampir Eropa Barat, untuk PAL I digunakan di negara inggris, Irlandia, Hongkong dll. Untuk PAL D/K digunakan di negara-negara Eropa selatan, dan untuk standar PAL D khusus dipakai oleh China. PAL B/GT/D/K/I untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM. Negara Indonesia menggunakan standar PALB, dengan ketentuan seperti tabel diatas. Perealisasian perangkat dalam buku ini menggunakan sistem PALN, perbedaannya terletak di bandwidth yang digunakan. Untuk PAL-B mengalokasikannya dengan lebar bandwidth 7 MHz, sedangkan untuk PAL-N menggunakan alokasi bandwidth 6 MHz.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />PAL M (Standar televisi Brazil)<br /><br /> <br /><br />PAL yang digunakan di negara Brazil menggunakan 525 garis dan 29.97 fps. Hampir semua negara yang menggunakan PAL M sama halnya menggunakan NTSC. Dan kebanyakan negara – negara yang menggunakan PAL M cenderung menggunakan NTSC karena kalau dilihat dari PAL M dengan NTSC sama. PAL M untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM.<br /><br /> <br /><br />PAL Nc (Standar televisi Argentina)<br /><br /> <br /><br />PAL Nc (PAL combinasi N), untuk negara Argentina menggunakan 625 garis per 50 Hertz. PAL Nc untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM.<br /><br /> <br /><br />PAL N (Standar televisi Uruguay)<br /><br /> <br /><br />PAL N (PAL combinasi N), untuk negara Uruguay menggunakan 625 garis per 50 Hertz. Di negara Uruguay biasanya menggunakan juga PAL DVD yaitu televise dengan menggunakan DVD langsung dalam siaranya. PAL N untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM.<br /><br /> <br /><br />PAL L (Standar televisi SECAM)<br /><br /> <br /><br />PAL L untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi positif AM. Penggunaan PAL L sama halnya dengan menggunakan standar televisi SECAM yaitu menggunakan 625 garis/50Hertz dan menggunakan 15.625 kHz kecepatan garisnya. Penggunaan televisi PAL L ini tidak untuk televisi nasional tetapi digunakan untu televisi jaringan dihotelhotel.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Perbedaan Standar Televisi PAL dengan SECAM<br /><br /> <br /><br />Perbedaan yang terlihat jelas antara SECAM dengan PAL yaitu di bandwidth, untuk secam biasanya menggunakan alokasi bandwidth 8 MHz, sedangkan untuk PAL menggunakan 7 MHz. dari segi modulasi kroma PAL menggunakan modulasi amplitudo sedangkan SECAM menggunakan modulasi frekuensi. Dilihat dari modulasi gambar PAL menggunakan modulasi negatif, sedangkan SECAM menggunakan modulasi positif.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3635469591704642398.post-58738594402329243162010-01-11T21:50:00.000-08:002010-01-11T21:53:32.775-08:00Direct Sequence Code Division Multiple Access (DS-CDMA)Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan suatu teknik multiple access yang mengijinkan banyak user mentransmisikan informasi dalam bandwidth yang sama secara terus-menerus. Setiap user diberikan suatu pseudorandom code yang saling orthogonal untuk meminimalisasi multiple access interference (MAI). Hanya receiver tujuan yang memiliki replika kode yang sama dengan yang dikirimkan oleh transmitter dan menggunakannya untuk mendapatkan informasi yang dikirimkan. <br /><br /><br /><br />Dalam sistem Direct Sequence CDMA (DS-CDMA), bandwidth dari sinyal informasi dilebarkan dengan mengalikan sinyal dengan pseudo-random atau dalam sistem spread spectrum (Gambar 2.1) dikenal dengan sebutan pseudonoise (PN), yang memiliki bandwidth jauh lebih lebar dari pada sinyal informasi. Dalam DS-CDMA, setiap user memiliki PN sequence yang dibangkitkan secara unik dan orthogonal atau bisa dikatakan memilki cross-corelation yang tepat, sehingga penerima dapat membedakan setiap sinyal dari user yang berbeda. Dengan begitu, berbagai user dapat memancarkan secara serentak dengan menggunakan bandwidth yang sama . Saat melewati kanal radio, terdapat banyak pantulan dan hamburan sinyal yang disebabkan oleh objek yang terdapat pada lingkungan propagasi. Efek dari kanal ini disebut dispersive multipath propagation, dimana efek tersebut dapat menyebabkan hancurnya orthogonalitas diantara kode penebar sehingga nilai cross-corelation antara user meningkat dan mengakibatkan munculnya intersymbol interference (ISI) yang menyebabkan menurunnya performansi sistem.Kelompok Duahttp://www.blogger.com/profile/01116905159728874889noreply@blogger.com0