Senin, 11 Januari 2010

Automatically Switched Optical Networks

Teknologi Automatic Switching Optical Network (ASON) merupakan platform teknologi yang dirancang untuk menjawab tantangan di atas yang merepresentasikan kebutuhan kapasitas, reliabilitas dan kualitas pada jaringan berbasis optik. ASON bukanlah suatu protokol atau set protokol, tetapi merupakan suatu arsitekur yang mendefinisikan komponen-komponen pada optical control plane serta hubungan interaksi antara komponen-komponen tersebut. ASON menggambarkan suatu arsitektur pengendalian dan manajemen untuk mendukung fungsi kerja jaringan switch otomatis berbasis transport optik.

1. Definisi ASON

ASON adalah suatu framework sekaligus juga suatu teknologi kapabilitas. Sebagai suatu framework, ASON mendeskripsikan suatu arsitektur manajemen dan kontrol untuk suatu jaringan transport optik dengan switching otomatis. Sebagai suatu teknologi, ASON mengacu pada protokol-protokol routing dan signaling yang berlaku untuk suatu jaringan optik, yang memungkinkan untuk path setup secara dinamis dan otomatis pada suatu transport services, sesuai dengan permintaan user akan layanan, signalling protocol create, restorasi dan teardown. Dari dua definisi di atas dapat dikatakan ASON merupakan suatu jaringan transport berbasis optik yang memiliki kemampuan pembentukan koneksi secara dinamis (dynamic connection). Kemampuan tersebut disempurnakan dengan menggunakan suatu control plane untuk melakukan fungsi call & connection.Suatu koneksi diswitch melalui sistem manajemen menggunakan network generated signalling dan protokol routing untuk menetapkan koneksi itu. Pada ASON masingmasing network node dilengkapi dengan controlkoneksi dan memungkinkan restorasi bila koneksi tersebut mengalami kegagalan. ITU-T telah merekomendasikan G.8080 tentang komponen control plane yang digunakan pada transport network meliputi fungsi set up, signalling dan release koneksi.

Teknologi ASON saat ini dikembangkan dengan dua pendekatan, yaitu:
- Berbasis VC-4 (SDH based)
- Berbasis Lambda (DWDM based)



2. Standar Control Plane

Suatu batas internetworking antara electrical layer service networks dan high-speed optical switched core diperlukan untuk mencapai kapabilitas signaling dan routing untuk provisioning yang lebih cepat. Model internetworking dalam hal ini dideskripsikan terdiri dari devais electrical layer (seperti router IP, IP edge devices, SDH switches, dll) yang dipasang pada optical core network dan dikoneksikan melalui switched link connection yang dibentuk secara dinamis dan didukung oleh implementasi control plane.



Terdapat 3 lembaga internasional yang mengembangkan standar control plane untuk teknologi tansport optik masa depan. ITU (International Telecommunications Union) mengembangakan arsitektur ASON (Automatic Switched Optical Netowrk) pada control plane, IETF (Internet Engineering Task Force) mengembangkan GMPLS (Generalized Multi Protocol Label Switching) sebagai kelanjutan dari teknologi sebelumnya yaitu MPLS (Multi Protocol Label Switching), serta OIF (Optical Internetworking Forum).



3. Prospek Kelayakan ASON

Kekurangan utama pada jaringan optik saat ini yaitu:
- Provioning jaringan yang cenderung manual
- Waktu provisioning yang lama
- Tidak efisien dalam utilisasi resource jaringan
- Kesulitan dalam kesinambungan pengoperasian antara jaringan paket-switched pada klien dan circuit-switched pada jaringan optik
- Kompleksitas network management
- Ketidaksinambungan dengan berbagai vendor yang berbeda
- Kurang handalnya sistem proteksi pada jaringan mesh

Dengan hadirnya ASON, beberapa keunggulan yang ditawarkan yaitu:

- Proses provisioning yang cepat
- Kemudahan dalam pengoperasian jaringan
- High availability, dengan kemampuan multiple protection
- High flexibility dalam penggunaan rute

- High scalability, tiap node bisa upgrade secara mandiri (tidak mempengaruhi node lain)

- Efisien dalam penggunaan bandwidth
- Biaya pemeliharaan yang rendah
- Mendukung beberapa macam Service Level Agreement (SLA)

4. Arsitektur ASON

Aristektur ASON dibagi ke dalam tiga bagian (plane), yaitu; transport plane, control plane dan management plane.

a. Transport Plane

Transport Plane dikenal juga sebagai data plane, dimana merepresentasikan pemanfaatan resource jaringan untuk menyampaikan suatu informasi antar user. Transfer informasi tersebut dapat merupakan bidirectional atau unidirectional. Transport plane juga dapat melakukan fungsi transfer informasi untuk control dan management system. Transport plane direpresentasikan dengan suatu komponen jaringan yang meliputi baik transport entities dan transport processing function, mulai dari proses generation, transport dan terminating signal dengan format yang spesifik yang ditransfer melalui suatu koneksi jaringan. Komponen jaringan tersebut yaitu IP, ATM, SDH, atau OTN.

Direpresentasikan dengan elemen jaringan, dengan kemampuan:
- Menyediakan kemampuan cross connect dalam jaringan
- Mengakomodasi teknologi eksisting (SDH) atau teknologi Optical Transport Network (OTN)

b. Control Plane

Control plane meliputi proses signaling, ruting dan manajemen link. Signaling melakukan proses pembangunan, pemutusan dan memodifikasi koneksi. Selain itu signaling juga diperlukan untuk proses restorasi koneksi secara otomatis saat terjadi failure pada jaringan.Ruting merupakan proses pemilihan rute yang akan dilalui dalam suatu jaringan. Dengan ruting seluruh topologi jaringan akan terlihat jelas, sehingga pemilihan jalur ruting yang efektif akan lebih mudah untuk dilakukan. Sedangkan manajemen link bertugas untuk melakukan verifikasi konektivitas link dan korelasi properti yang dimiliki tiap link. Control plane mendukung layanan koneksi melalui suatu proses provisioning otomatis antara end-to-end transport connection antar domain. Kemampuan control plane pada ASON berjalan secara otomatis sesuai dengan tingkat kepintaran dari jaringan yang dibangun.

Direpresentasikan dengan Optical
Connection Controller (OCC), dan melakukan fungsi sebagai berikut:
i. Signalling
- Membangun, release dan melakukan modifikasi koneksi (Membangun koneksi Primer dan Sekunder).
- Melakukan restorasi koneksi secara otomatis pada saat terjadi failure
ii. Routing
- Melakukan pertukaran/perubahan topologi, konfigurasi resource dan informasi status
- Melakukan komputasi rute berdasarkan user requirement
iii. Management Link
- Melakukan verifikasi konektivitas link dan korelasi properti yang dimiliki link

Tidak ada komentar:

Posting Komentar